Analisis Penyebab Fenomena Golput dalam Pemilu dari Masa ke Masa

Authors

  • Taun Taun Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Nia Amelia Kartika Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Noer Nilam Sari Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Oktaviano Mangaraja Sihotang Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Putri Aulia Azhar Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Rafly Oktavairuz Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Septi Amelia Universitas Singaperbangsa Karawang
  • Vella Novira Fahma Universitas Singaperbangsa Karawang

DOI:

https://doi.org/10.31764/civicus.v11i2.14852

Keywords:

Demokrasi, Pemilihan Umum, Pemilu, Golongan Putih, Golput

Abstract

Fenomena golongan putih yang semakin tinggi dari masa ke masa adalah bentuk tanggapan kritis masyarakat untuk menyikapi demokrasi yang tidak benar dan tidak bekerja untuk masyarakat. Masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah mencari penyebab masyarakat tidak menggunakan hak pilih mereka atau golput. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya golput dalam pemilu dan mengetahui perkembangannya dari masa ke masa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan landasan teori sebagai panduan untuk fokus pada penelitian berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan berbagai sumber informasi rujukan ilmiah dari sumber primer dan sekunder melalui dokumen yang relevan seperti buku, jurnal, artikel dan berita dari media massa terkait. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa penyebab fenomena golput merupakan reaksi atas fenomena politik yang gagal mengubah masyarakat seperti korupsi merajalela, amoralitas meningkat, banyak aset negara dijual kepada asing, partai politik saling mengalahkan dan anggota parlemen mengejar kebijakan moneter. Fenomena politik ini berulang kali terjadi di semua partai demokrasi kita dari era pemilu Orde Baru hingga akhir-akhir ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa golput merupakan gerakan yang harus disikapi melalui pendidikan dan sosialisasi politik untuk mengembalikan semangat memilih dalam pemilu.

 

The phenomenon of white groups that is getting higher from time to time is a form of critical response from the community to respond to democracy that is not right and does not work for the community. The problem discussed in this research is to find the causes of people not using their voting rights or abstaining. The purpose of this research is to find out the causes of abstention in elections and find out its development from time to time. The research method used is a qualitative method using a theoretical basis as a guide to focus on research based on facts in the field. Data collection techniques are carried out by collecting various sources of scientific reference information from primary and secondary sources through relevant documents such as books, journals, articles and news from related mass media. Based on the results of the analysis that has been carried out, it can be seen that the cause of the abstention phenomenon is a reaction to political phenomena that fail to change society such as rampant corruption, increased immorality, many state assets are sold to foreigners, political parties beat each other and parliamentarians pursue monetary policies. This political phenomenon has repeatedly occurred in all our democratic parties from the New Order election era until recently. Thus, it can be concluded that abstention is a movement that must be addressed through political education and socialization to restore the spirit of voting in elections

References

A. Abdurrahman, “Partisipasi Politik Rakyat dan Fenomena Golongan Putih (Golput) pada Proses Pemilihan Umum di Indonesia,†Gema Keadilan, vol. 1, no. 1, pp. 17–22, 2014.

M. Muhsinun, “Pandangan Politik Driver Gojek Online Terhadap Tagar 2019 Ganti Presiden (Studi Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung).†Uin Raden Intan Lampung, 2020.

B. Arianto, “Analisis penyebab masyarakat tidak memilih dalam pemilu,†J. Ilmu Polit. dan Ilmu Pemerintah., vol. 1, no. 1, pp. 51–60, 2011.

M. Mahpudin, “Memilih Untuk Tidak Memilih: Protest Voting Dalam Pemilu Lokal di Kabupaten Lebak, Banten,†Inovasi, vol. 18, no. 2, pp. 237–249, 2021.

N. Nazaruddin and W. Warsono, “Strategi Politik Partai Perindo Dalam Mendulang Suara Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2019,†J. Polit. dan Pemerintah. Drh., vol. 3, no. 1, pp. 28–34, 2021.

R. Hutabalian and E. A. Budiman, “Peran Serta Masyarakat Dalam Mewujudkan Pemilihan Umum Yang Demokratis Di Provinsi Papua Dalam Perspektif Badan Pengawas Pemilihan Umum,†J. Huk. Ius Publicum, vol. 2, no. 2, pp. 218–229, 2022.

M. S. Ritaudin, “Fenomena Teman Ahok Menghangatkan Politik Partai,†J. Tapis J. Teropong Aspir. Polit. Islam, vol. 12, no. 2, pp. 30–56, 2016.

N. Subanda, “Analisis kritis terhadap fenomena golput dalam pemilu,†J. Konstitusi, vol. 2, no. 1, pp. 60–72, 2009.

W. T. Hardianto, A. P. Sili, and F. Firdausi, “Analisis Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batu Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat (Studi Pada Pemilihan Presiden Tahun 2019 Di KPU Kota Batu),†J. Ilmu Sos. dan Ilmu Polit., vol. 11, no. 2, pp. 144–151, 2022.

Loka data bertidar, “Persentase Golput Pemilu Legislatif Dan Pemilu Presiden, 1971-2019,†Lokadata bertidar. online https://lokadata.beritagar.id/, 2020.

M. R. Iswardhana, G. A. Maharani, W. G. Tayan, and A. Nuraini, “Kampanye Gunakan Hak Suara dan Jangan Golput Pada Pemilu 2024 untuk Generasi Muda,†PaKMas J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 3, no. 1, pp. 117–122, 2023.

D. N. Ramadhanti, “Demokrasi dan Pemilu Indonesia dalam Tinjauan Sosiologi Politik,†Cive J. Penelit. Pendidik. Pancasila dan Kewarganegaraan, vol. 2, no. 9, pp. 361–366, 2022.

S. Yanuarti, “Golput dan pemilu di Indonesia,†J. Penelit. Polit., vol. 6, no. 1, pp. 21–32, 2009.

D. Kurniawan, H. Harun, H. Umar, and R. Ramlah, “Golput dalam Perspektif Fiqh Siayasah (Studi Kasus Pemilihan Gubernur Jambi Tahun 2020),†J. Ekon. Manaj. Sist. Inf., vol. 4, no. 4, pp. 706–716, 2023.

H. N. M. Napitupulu and A. I. Sagala, “Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula Pada Pemilihan Umum (Studi Kasus: Pemilu Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2018),†Civ. J. Ilmu Pendidik. PKN dan Sos. Budaya, vol. 3, no. 1, 2019.

B. Ulum, “Fatwa of the Council of Indonesian Ulama on Golput (Vote Abstention): A Study of Contemporary Islamic Legal Thought in Indonesia, 2009,†MIQOT J. Ilmu-ilmu Keislam., vol. 35, no. 2, 2011.

Downloads

Published

2023-09-27