TRADISI SIRAMAN (MEMANDIKAN CALON PENGANTIN) DALAM PROSESI UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA DI DESA LARANGAN KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN BREBES

Authors

  • Achmad Djunaidi Universitas Muhammadiyah Mataram
  • Setiadi Aji Prawira Universitas Muhammadiyah Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31764/civicus.v4i1.324

Abstract

Abstrak:Penelitian ini merupakan penelitian upacara adat jawa, yaitu upacara siraman. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan rumusan masalah yang cukup menarik. Adapun rumusan masalah tersebut adalah bagaimana proses siraman serta apa makna siraman tersebut. Dengan tujuan memahami bagaimana proses siraman beserta makna yang terdapat dalam proses siraman. 

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif yang disusun secara sistematis dalam penelitian ini. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenolgi, karena metode ini memakai pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami fenomena yang sedang terjadi ataupun yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode  purposive sampling dimana peneliti menentukan sendiri sampel yang akan diambil karena pertimbangan tertentu. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menganggap metode ini lebh efektif dalam penelitian kualitatif.

Pembahasan proses upacara siraman berdasarkan hasil penelitian yang mendeskripsikan proses upacara siraman. Adapun proses dari siraman tersebut seperti berikut : calon pengantin memakai pakaian siraman lantas diiringi oleh orang tuanya ketempat siraman, orang tua calon pengantin yang menyiram dilanjutkan oleh sesepuh (orang yang dituakan) dan diakhiri dengan dukun pengantin memecahkan kendil siraman disambut para tamu yang mengucapkan  “wes pecah pamore†. Selain proses upacara siraman, hasil penelitian juga membahas tentang makna yang terkandung dalam proses upacara siraman. Adapun makna yang terkandung dalam upacara siraman yaitu melakukan upacara adat (meminta berkah tuhan) sebagai bentuk harapan kesuksesan upacara pernikahannya, membersikan jasmani dan rohani sebagai bentuk penyucian diri untuk menghadapi upacara yang sakral serta pemberian doa yang terbaik dari keluarga dan para tamu undangan bagi calon pengantin.

 

Abstract:  This study is a Javanese traditional ceremony, the ceremony siraman. In this study, the researchers propose formulation of the problem is quite interesting. The formulation of the problem is how the siraman process and what the meaning of the siraman. With the goal of understanding how the process of being washed along with the meaning contained in the siraman process.

The method used is a qualitative research method. Qualitative research is descriptive systematically arranged in this study. The approach used is phenomenological approach, because this method uses life experiences as a tool to understand the phenomenon that is happening or has already happened. In this research using purposive sampling method where researchers determine their own samples to be taken because of certain considerations. Methods of data collection in this research is the method of observation, interviews, and documentation. Researchers believe this method is more effective in qualitative research.

Discussion ceremony siraman process based on research results that describe the process of being washed ceremony. The process of being washed in the following manner: the bride to wear a splash of water and then accompanied  by his parents to place siraman, parents of prospective brides flush followed by the sesepuh (elder person) and ends with a splash kendil (water container)solve shaman bride greeted guests say “wes pecah pamore†(already glowing aura). Besides ceremonial siraman process, the results of the study also discusses the meaning contained in the process of being washed ceremony. As for the meaning contained in ceremonial splash of water that traditional ceremonies (ask for a blessing of god) as a form of hope of success wedding ceremony, cleaning physically and mentally as a form of self-purification to confront the ceremony of the sacred and the provision of prayer is the best of the family and invited guests for the bride.

Downloads

Published

2016-04-30

Issue

Section

Articles