TRADISI MERARIQ PADA MASYARAKAT DESA BATUNYALA LOMBOK TENGAH

Authors

  • Deviana Mayasari Universitas Muhammadiyyah Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31764/civicus.v4i2.344

Abstract

Abstrak: Masyarakat memandang tradisi merariq ini sebagai sebuah warisan yang harus mereka jaga dan lestarikan, karena di dalamnya mengandung makna yang menurut mereka patut untuk dipertahankan, meski sudah mengalami sedikit pergeseran di dalam tata caranya, akan tetapi tradisi ini tetap dijalankan oleh masyarakat. Hal inilah yang menarik untuk diteliti dari merariq  yaitu bagaimana konsep tata  cara dalam adat merariq yang dapat mengatur sedemikian rupa konsep berpikir masyarakat untuk masih mempertahankan adat merariq.

Fokus dalam penelitian ini bagaimana prosesi pelaksanaan adat merariq, apa makna adat merariq bagi masyarakat Batunyala dan apa yang menyebabkan tradisi ini masih dilakukan oleh warga masyarakat yang ada di desa Batunyala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis deskriptif, yang menggambarkan atau menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di tempat penelitian. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Adapun hasil  penelitian yang didapatkan yaitu adapun prosesi pelaksanaan dalam adat merariq yang dimulai dari melakukan merariq, sejati/selabar, mbait wali,nikahang, mbait janji, sorong serah, nyongkolan dan yang terakhir dilakukan dengan upacara balik lampak nae. Tradisi merariq mempunyai berbagai macam makna yaitu: mempunyai nilai untuk mengistimewakan perempuan, memiliki pesan sosial, memiliki pesan untuk saling menghargai dan bersyukur, memiliki pesan untuk mendidik, memiliki pesan moral, menunjukkan sikap pemberani dan betanggung jawab. Kemudian dalam penelitian ini adapun yang menyebabkan masyarakat di desa Batunyala masih melakukan tradisi merariq sampai sekarang yaitu karena : (1) Faktor adat, (2) Faktor Orang tua, (3) Faktor Agama, (4) Faktor Ekonomi (biaya), dan (5) Faktor kemauan dari yang perempuan.

 

Abstract : The communities regard this tradition as an heritage from ancestor that must be kept and preserved, because in this culture there is point must be keeping, so the younger’s in this village follow up this merariq tradition, although have been  moving in this custom a little, but this tradition keep moving by the society. This is special thing that interesting to get research from merariq tradition that is how the custom concept organizing the community thinking concept to preserving and receiving merariq compared with the developing situation now.

The focus in this research is how the custom or tradition of merariq is done, what is the meaning of custom of merariq by Batunyala’s communities and what caused this tradition have been doing by Batunyala’s communities.. The method is used in this research is qualitative and using descriptive type to describe the social phenomena is happened in the site of research. The data collecting technique’s are used like observation, interview, and documentation.

The results of this research are got is the ceremonials of custom of merariq are started with doing merariq, sejati/selabar, mbait wali, nikahang mbait janji, sorong serah, nyongkolan, and the last is balik lampak nae ceremony by community. The merariq tradition have much meaning that is: merariq have the value to make special for woman, have social messages, have messages to respect one another and grateful to god, have message to educate, and moral messages, merariq is the way to show brave and responsibility attitudes. And then, in this research, the communities factors are cause the preserving of merariq tradition are: 1) custom factors, 2) parent factors, 3) religion factors, 4) economic factors (fee), and 5) willing factors from the woman.

Downloads

Published

2016-09-30

Issue

Section

Articles