TRADISI TEKA RA NE’E DALAM PROSESI PERKAWINAN ADAT PADA MASYARAKAT DESA BORO DI KECAMATAN SANGGAR KABUPATEN BIMA

Authors

  • Nurhayati Nurhayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram
  • H. Muhammad Yunan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31764/civicus.v6i1.630

Abstract

Tradisi teka ra ne,e merupakan adat istiadat  yang dilakukan oleh masyarakat ketika akan melakukan proses perkawinan. Tujuan dari tradisi teka ra ne’e adalah untuk meringankan beban pemilik hajat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosesi tradisi teka ra ne’e pada masyarakat Desa Boro dan untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter bangsa apa saja yang terkandung dalam pelaksanaan teka ra ne’e pada perkawinan adat pada masyarakat Desa Boro Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, pengumpulan digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah, guru PPKn, guru BK, siswa SMP, serta kepala sekolah. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan teka ra ne’e  dalam prosesi perkawinan adat Bima yaitu: (1) Musyawarah keluarga dan tokoh masyarakat, (2) Kaboro haju ka’a, (3) Ti,a haju ka’a, (4) ndua undangan (menyebarkan undangan), (5) Memilih ina pangaha, (6) Ndawi Pangaha, (7) Ka eli rawa mbojo, (8) Teka Ra Ne’e , (9) Penumpahan Beras. Sedangkan nilai-nilai karakter bangsa yang terkandung gotong royong, religius, kedamaian, kesopanan/disiplin, kerja keras, toleransi dan keharmonisan.

The tradition of puberty, e is a custom carried out by the community when going through the marriage process. The aim of the tradition of ra ra ne'e is to ease the burden on the owner of the land. The purpose of this study was to find out the procession of the ra ne'e tradition in the Boro village community and to identify what character values of the nation contained in the implementation of ra ra ne'e on traditional marriage in the Boro Village community, Sanggar District, Bima. The research method used is qualitative research with a descriptive approach, the collection used is observation, interviews, and documentation. The research subjects were PPKn teachers, BK teachers, middle school students, and school principals. Data analysis using interactive models. The results of this study can be concluded that the implementation of the pu ra ne'e in the Bima traditional marriage procession are: (1) family and community leaders, (2) Kaboro haju ka'a, (3) Ti, a haju ka'a, (4 ) two invitations (spreading invitations), (5) Choosing ina pangaha, (6) Ndawi Pangaha, (7) Buy mbojo swamp, (8) Teka Ra Ne'e, (9) Rice Spilling. While the values of the nation's character contained mutual cooperation, religion, peace, politeness / discipline, hard work, tolerance and harmony.

References

A. Malingi, “Syiar Islam dalam Upacara Adat Hanta Ua Pua di Tanah Bima Nusa Tenggara Barat,†J. Lekt. Keagamaan, vol. 14, no. 1, pp. 29–54, 2016.

B. A. S. Afifuddin and B. A. Saebani, “Metodologi penelitian kualitatif,†Bandung CV Pustaka Setia, 2009.

P. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 2013.

P. Sugiyono, “Dr. 2010,†Metod. Penelit. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung CV Alf.

S. Nasution, Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. PT. Bina Aksara, 2000.

A. Sugiyono, “Pengantar Statistik Pendidikan,†Jakarta Graf. Persada, 2004.

A. Suharsimi, “Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,†Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Downloads

Published

2018-03-30

Issue

Section

Articles