PEMBERIAN KEGIATAN “MOTIVASI UNTUK LEBIH BAIK” DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) PEKANBARU

Authors

  • Ingrid Weddy Viva Febrya STIKes Payung Negeri
  • Maryulis Maryulis STIKes Payung Negeri

DOI:

https://doi.org/10.31764/jces.v3i3.2655

Keywords:

Motivasi, Napi Anak, LPKA.

Abstract

Abstrak: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan memberikan motivasi pada warga binaan anak di LPKA Pekanbaru. Kegiatan dilakukan di LPKA jalan Pemasyarakatan nomor 4, Rumbai, Pekanbaru-Riau. Metode pelaksanaan menggunakan cara ceramah, Tanya jawab dan games. Peserta yang menjadi audiens adalah warga binaan anak sejumlah 40 orang yang dipilih oleh petugas. Usia peserta ditetapkan antara 16–19 tahun. Target luaran yang diharapkan dari pengabdian masyarakat ini adalah agar napi anak memiliki motivasi untuk menjadi lebih baik, agar napi anak memiliki kepercayaan diri yang baik, agar napi anak memiliki fikiran positif, kreativitas positif dan mampu bekerjasama dalam tim. Melalui pemberian kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan anak-anak yang telah menyelesaikan hukuman dapat kembali ke masyarakat dan menjalani kehidupan secara normal. Bagi pelaksana kegiatan diharapkan dapat memberikan pengembangan keilmuan yang dapat menjadi referensi bagi kegiatan pengabdian masyarakat lainnya. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan ditemukan bahwa permainan yang berisi pendidikan nilai dan norma didalamnya dapat menjadi jalan pembelajaran bagi para peserta permainan untuk menghayati betapa pentingnya pemahaman dan semangat kekompakan dan kegotongroyongan.

Abstract: This community service activity is carried out with the aim of providing motivation to child inmates in LPKA Pekanbaru. Activities carried out in Pengayoman street  nomor 4, Rumbai, Pekanbaru-Riau. The implementation method uses presentation, questions & answers and games. Participants who became the audience were 40 child-assisted inmates selected by the officers. The age of the participants was set between 16-19 years. The expected output target of community service is that the prisoners of children have the motivation to become better, so that prisoners of children have good self-confidence, so that prisoners children have positive thoughts, positive creativity and be able to work in teams. Through the provision of community service activities, it is expected that children who have completed the sentence can return to the community and lead a normal life. The executor of the activity is expected to provide scientific development that can become a reference for other community service activities. Based on the results of the implementation activity, it was found that games that contain education of values and norms in it can be a way of learning for game participants to appreciate the importance of understanding and the spirit of cohesiveness and mutual cooperation.

Author Biographies

Ingrid Weddy Viva Febrya, STIKes Payung Negeri

Saya dosen psikologi di D3 Keperawatan STIKes Payung Negeri.

Maryulis Maryulis, STIKes Payung Negeri

Dosen PPKN di S1 Keperawatan

References

Imam, A. (2013). Definisi Kepemimpinan oleh Para Pakar.

Kurniawan, K. (2016). EFEKTIFITAS PEMBINAAN MORAL ANAK KELOMPOK B MELALUI PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak (JIPA), 1(1).

Kurniyawati, R. (2012). Hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar siswa. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Marisa, S. i. (2019). Pengaruh Motivasi dalam Pembelajaran Siswa upaya Mengatasi Permasalahan Belajar. Jurnal Taushiah FAI, 9(2), 20–27.

Maryani, D. (2015). Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya tujuan pemidanaan lembaga pemasyarakatan di Indonesia. Jurnal Hukum Sehasen, 1(1), 99–111.

McEwan, D., Ruissen, G. R., Eys, M. A., Zumbo, B. D., & Mark R Beauchamp. (2017). The Effectiveness of Teamwork Training on Teamwork Behaviors and Team Performance : A Systematic Review and Meta-Analysis of Controlled Interventions. PloS One, 12(1). https://doi.org/https://doi.org/10.1371/Journal.Pone.0169604.

Nadjamuddin, A. (2016). Membangun Karakter Anak lewat Permainan Tradisional Daerah Gorontalo. TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(2).

Nurdiana, E. W. (2019). Penanaman Nilai Karakter Remaja Melalui Permainan Tradisional. Jurnal Sains Riset Universitas Jabal Ghafur, 9(3).

Prihartanta, W. (2015). TEORI-TEORI MOTIVASI. Jurnal Adabiya, 1(83), 1–11.

Romadoni, S. F. (2017). Implementasi kebijakan pembinaan dan pembimbingan sebagai pendidikan karakter bagi narapidana di lembaga Pemasyarakatan klas IIA Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Pendidikan, 7(5), 478–490.

Saidang, S., & Suparman, S. (2019). Pola Pembentukan Solidaritas Sosial dalam Kelompok Sosial Antar Pelajar. EDUMASPUL: Jurnal Penddikan, 3(2). https://doi.org/https://doi.org/10.33487/edumaspul.v3i2.140

Sarwono. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Solfema, Wahid, S., & Pamungkas, A. H. (2018). Alat Permainan Edukatif (APE) Berbasis Bahan Lingkungan dalam Mengatasi Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6(2).

Widyaningtiyas, D., & Farid, M. (2014). Pengaruh Experiental Learning Terhadap Keperayaan Diri dan Kerjasama Tim Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(3).

Zaidan. (2014). Norma, Sanksi dan Teori Pidana Indonesia. Jurnal Yuridis, 1(1).

Downloads

Published

2020-10-23

Issue

Section

Articles