SOCIALIZATION OF BHINNEKA TUNGGAL IKA TO IMPROVE NATIONAL INTEGRATION

Authors

  • Andhika Djalu Sembada Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukomo Yogyakarta
  • Ricky Santoso Muharam Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukomo Yogyakarta
  • Danang Prasetyo Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukomo Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31764/jces.v5i2.8215

Keywords:

Keberagaman, Bhinneka Tunggal Ika.

Abstract

Abstrak: Keberagaman dalam masyarakat merupakan suatu hal yang wajar dan biasa terjadi dalam situasi dan kondisi apapun. Secara ideal, perbedaan hendaknya diatur dan dibiasakan sebagai alat pemersatu dalam masyarakat. Meskipun pada kenyataan sehari-hari, banyak dijumpai keberagaman dan perbedaan yang justru dianggap sebagai alat untuk memecah belah. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan dan simbol, merupakan sebuah alat yang dapat digunakan sebagai media pemersatu dalam masyarakat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengingat kembali dan membangkitkan kembali semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam masyarakat. Metode yang digunakan pada pengabdian masyarakat ini adalah sosialisasi dengan diskusi dua arah yang terpadu, dapat menghasilkan berbagai macam masukan serta dapat mendengarkan secara langsung mengenai hal-hal yang terjadi dalam masyarakat mengenai pelaksanaan Bhinneka Tunggal Ika. Respon yang sangat baik dari masyarakat Kapanewon Seyegan, memberikan gambaran bahwa kegiatan sosialisasi menjadi sebuah agenda yang sangat bermanfaat.

Abstract:  Diversity in society is a natural and common thing in any situation and condition. Ideally, differences should be organized and accustomed as a unifying tool in society. Although in everyday reality, there is a lot of diversity and differences that are actually considered as tools to divide. Bhinneka Tunggal Ika as a motto and symbol, is a tool that can be used as a unifying in society. The purpose of this community service is to recall and revive the spirit of Bhinneka Tunggal Ika in the community. Through the method of socialization with an integrated two-way discussion, it can produce a variety of inputs and can listen directly about the things that occur in the community regarding the implementation of Bhinneka Tunggal Ika. The method used in this community service is socialization with integrated two-way discussions, can generate various kinds of input and can listen directly to things happening in society regarding the implementation of Bhinneka Tunggal Ika. Excellent response from the community of Kapanewon Seyegan, giving an idea that socialization activities become a very useful agenda.

Author Biographies

Andhika Djalu Sembada, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukomo Yogyakarta

Dosen MKWU PPKn

Ricky Santoso Muharam, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukomo Yogyakarta

Dosen MKWU PPKn

Danang Prasetyo, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukomo Yogyakarta

Dosen MKWU PPKn

References

Adhani, Y. (2014). Konsep Pendidikan Multikultural Sebagai Sarana Alternatif Pencegahan Konflik. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 1(1). https://doi.org/10.15408/sd.v1i1.1211

Ali, D. J. (2014). Menjadi Indonesia Tanpa Diskriminasi (Jonminofri (ed.); Pertama). Inspirasi.

Ardiwidjaja, R. (2020). Pariwisata Budaya (Pelestarian Budaya Sebagai Daya Tarik Ke-Indonesiaan). Uwais Inspirasi Indonesia.

Fernando, Z. J. (2020). Pancasila Sebagai Ideologi Untuk Pertahanan Dan Keamanan Nasional Pada Pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Lemhannas RI, 8(3), 272–282.

Ibrahim, R. (2008). Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir Konflik dalam Era Pluralitas Agama. El-Tarbawi, 1(1), 115–127. https://doi.org/10.20885/tarbawi.vol1.iss1.art9

Ismardi, A. (2014). Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama. Toleransi: Media Komunikasi Umat Bergama, Vol.6(2 Juli-Desember), 200–222.

Muharam, R. S. (2020). Membangun Toleransi Umat Beragama di Indonesia Berdasarkan Konsep Deklarasi Kairo. Jurnal HAM, 11(2), 269. https://doi.org/10.30641/ham.2020.11.269-283

Muharam, R. S. (2021). Socialization Of The Bhinneka Tunggal Ika In Kapaneweon Nglipar, Gunungkidul Regency. JCES (Journal of Character Education Society), 4(4), 886–892.

Nurwardani, P., Saksama, H. Y., Winataputra, U. S., Budimansyah, D., Sapriya, Winarno, E., Prawatyan, S. J., Anwar, A. A., Evawany, Priyautama, F., & Festanto, A. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Prasojo, Z. H., & Pabbajah, M. (2020). Akomodasi Kultural Dalam Resolusi Konflik Bernuansa Agama Di Indonesia. Jurnal Aqlam – Journal of Islam and Plurality, 5(1), 1–28.

Pursika, I. N. (2009). Kajian Analitik Terhadap Semboyan â€Bhinneka Tunggal Ikaâ€. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 42(1), 15–20.

Putri, R. S. (2018). LIPI Ungkap 4 Alasan Mengapa Radikalisme Berkembang Di Indonesia. Tempo.Co.

Rahayu, A. S. (2017). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Bumi Aksara.

Rahmawati, F. E. (2019). Meneroka Garuda Pancasila dari Kisah Garudeya (Sebuah Kajian Budaya Visual). UB Press.

Yuniarto, B. (2021). Wawasan Kebangsaan. Deepublish.

Downloads

Published

2022-04-27

Issue

Section

Articles