UPAYA LANJUTAN PENGGALANGAN BANTUAN KORBAN GEMPA BUMI LOMBOK DI KECAMATAN KAYANGAN DAN KECAMATAN GANGGA, KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2019

Authors

  • Ardi Yuniarman Program Studi Perencanan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram
  • Baiq Harly Widayanti Program Studi Perencanan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram
  • Febrita Susanti Program Studi Perencanan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram
  • Fariz Primadi Hirsan Program Studi Perencanan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram
  • Agus Kurniawan Program Studi Perencanan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31764/sjpu.v1i2.1708

Keywords:

Desa Jeringo, Korban Gempa, Gempa Bumi, Lombok, Fundraising Assistance, Earthquake

Abstract

Wilayah Kecamatan Gangga dan Kecamatan Kayangan di Kabupaten Lombok Utara adalah wilayah yang paling besar mengalami dampak kehancuran akibat gempa bumi tahun 2018. Minimnya akses dan lokasi permukiman yang berjauhan mengakibatkan proses evakuasi, pembersihan dan pembangunan oleh tim relawan dan masyarakat menjadi terhambat. Keadan inilah yang menjadikan proses pembangunan hingga akhir tahun 2018 terganggu dan tidak mencapai tujuan pembangunan pasca gempa, baik yang dilakukan pemerintah maupun organisasi-organisasi relawan tidak berjalan dengan lancar.

Kondisi lain yang menjadi masalah adalah kondisi memasuki musim penghujan dimana mereka sangat membutuhkan tenda atau apapun yang bias digunakan atau dimanfaatkan sebagai rumah sementara. Program penggalangan bantuan, khususnya fasilitas bantuan tenda dan sejenisnya menjadi salah satu solusi sementara dan dianggap perlu segera dilakukan sehingga mereka masih tetap bisa berkegiatan di lokasi permukiman mereka tanpa terganggu dengan tempat mereka tinggal.

 

Abstract: The Gangga and Kayangan subdistricts in North Lombok Regency are the areas that suffered the greatest damage from the 2018 earthquake. The lack of access and location of distant settlements resulted in the process of evacuation, cleaning and development by a team of volunteers and the community was hampered. This condition made the earthquake victims' development process until the end of 2018 disrupted and did not achieve the post-earthquake development goals, both those carried out by the government and voluntary organizations did not run smoothly.

Another condition that is a problem is the condition of entering the rainy season where they really need a tent or anything that can be used or used as a temporary home. The fundraising program, especially tents and the like, is one of the temporary solutions and is deemed necessary as soon as possible so that they can still be active in their settlement location without being disturbed by where they live.

References

Anonim. (2018) https://www.bnpb.go.id

(Published at 07 August 2018 | 10:56 WIB.)

Anonim. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 9 Tahun 2011, Tentang “Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2011 – 2031). Halaman 23.

Anonim. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 9 Tahun 2011, Tentang “Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2011 – 2031). Halaman 26.

Anonim. (2018), Kajian Rangkaian Gempa Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat 29 Juli 2018 (M6.4) 5 Agustus 2018 (M7.0) 19 Agustus 2018 (M6,9). Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen). Penerbit : Pusat Penelitian dan pengembangan Perumahan dan Permukiman – Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Bandung.

Downloads

Published

2020-01-23

Issue

Section

Articles