KORELASI ANTARA PENGELUARAN PANGAN, SUMBER AIR MINUM DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS STUNTING PADA BALITA USIA 6-59 BULAN DI KABUPATEN BUTON

Penulis

  • Nur Rosianti
  • Sunarsih Sunarsih
  • La Banudi

DOI:

https://doi.org/10.31764/mj.v6i1.1194

Kata Kunci:

Stunting, Balita, Air Minum, Pendidikan

Abstrak

Status gizi merupakan indikator kesehatan yang penting bagi balita karena anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi yang dampak fisiknya diukur secara antropometri dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO dengan indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) , TB/U (Tinggi Badan menurut Umur) dan BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan). Salah satu indikator status gizi adalah balita dengan keadaan TB/U atau PB/U (Panjang Badan menurut Umur) sangat pendek atau pendek hingga melampaui defisit dua Standar Deviasi (SD) berdasarkan pengukuran antropometri (Khoeroh and Indriyanti, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengeluaran Pangan, Sumber Air Minum dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan  Status Stunting Pada Balita Usia 6-59 bulan di Kabupaten Buton. Penelitian ini merupakan studi cross sectional. Populasi adalah Balita Stunting di Desa Manuru Kabupaten Buton yang merupakan salah satu Desa Lokus Stunting yaitu sebanyak 89 Balita dan sampel sebanyak 73 Balita yang diperoleh secara Simple Random Sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact, didapatkan untuk variabel Pengeluaran Pangan bahwa nilai P=0,089>α= 1,000, Sumber Air Minum berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact didapatkan bahwa nilai p sebesar 0.000 lebih kecil dari alpha (p<0.05) dengan nilai Coefficient Contingency 0.607, Tingkat Pendidikan Ibu berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher Exact didapatkan bahwa nilai P=0,641 >α= 1,000. Kesimpulan hasil penelitian ini ada hubungan sumber air minum dengan status Stunting pada Balita. Sedangkan Pengeluaran Pangan dan Tingkat Pendidikan Ibu tidak berhubungan secara signifikan dengan Status Stunting pada Balita.

 

Nutritional status is an important health indicator for toddlers because children under five years are a group that is vulnerable to health and nutrition whose physical impact is measured anthropometrically and is categorized based on WHO standard with BB / U index (Weight by Age), TB / U (Height by Age) and BB / TB (Weight by Height). One indicator of nutritional status is a toddler whose TB / U or PB / U (Body Length by Age) is very short or short to exceed the deficit of two Standard Deviations (SD) based on anthropometric measurements (Khoeroh and Indriyanti, 2017). This study aims to determine the relationship of Food Expenditure, Source of Drinking Water and Mother's Education Level with Stunting Status in Toddlers Age 6-59 months in Buton Regency. This research is a cross sectional study. The population is Stunting Toddler in Manuru Village, Buton Regency, which is one of the Locus Stunting Villages, which is 89 Toddlers and as many as 73 Toddlers obtained by Simple Random Sampling. Statistical test results using the Fisher Exact test, obtained for the variable Food Expenditure that the value of P = 0.089> α = 1,000, Source of Drinking Water based on the results of statistical tests using the Fisher Exact test found that the p value of 0,000 is smaller than alpha (p <0.05) with a Coefficient Contingency value of  0.607, the Mother's Education Level based on the results of statistical tests using the Fisher Exact test found that the value of P = 0.641> α = 1,000. The conclusion of this research is that there is a relationship between drinking water sources and Stunting status in under-fives. Whereas Food Expenditures and Education Level of Mothers did not significantly correlate with Stunting Status in Toddlers.

Referensi

Aryastami, N. K. (2015) ‘Pertumbuhan Usia Dini Menentukan Pertumbuhan Usia Pra-pubertas (studi longitudinal IFLS 1993-1997-2000) [Longitudinal study, secondary data analisys].’, Universitas Indonesia.

Aramico, B., Sudargo, T. And Susilo, J. (2016) ‘Hubungan sosial ekonomi, pola asuh, pola makan dengan stunting pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah’, Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 1(3), p. 121. doi: 10.21927/ijnd.2013.1(3).121-130.

Anugraheni, H.S. (2002). Faktor Resiko Kejadian Stunting pada anak usia 12-36 bulan di kec. Pati Kab. Pati (Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang). Diakses dari http://www.ejournal-s1.undip.ac.id

Hardinsyah dan Supariasa, I. D. N. (2017) Ilmu Gizi Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Infodatin (2016) Situasi Balita Pendek.

Joint Child Malnutrition Eltimates And Kesehatan, P. Data K. (2018) ‘Buletin Stunting’, in Eka Satriani, S. (Kementerian K. (ed.) Journal of Molecular Biology. Semester 1. Jakarta, pp. 1163–1178.

Khoeroh, H. And Indriyanti, D. (2017) ‘Evaluasi Penatakasanaan Gizi Balita Stunting’, Unnes Journal of Public Health, 6(3), pp. 189–195. doi: 10.1177/1403494814549494.

Litbangkes (2018) ‘Hasil Utama Riskesdas Tentang Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia 2018’. doi: 1 Desember 2013.

Lestari, W., Margawati, A. And Rahfiludin, M. Z. (2014) ‘Stunting risk factors in children aged 6-24 months in Penanggalan sub district Subulussalam city of Aceh Province’, Journal of Nutrition Indonesia, 3(1), pp. 37–45.

Republik Indonesia (2013) Kerangka Kebijakan Gerakan Sadar Gizi dalam rangka Seribu Hari Kehidupan (1000 HPK) versi 5. Jakarta.

Sugiyono (2015) Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Penerbit : CV.Alfabeta: Bandung.

Supariasa, I. D. N., Bakri, B. And Fajar, I. (2017) Penilaian Status Gizi Edisi 2. jakarta: Buku Kedokteran EGC.

TNP2K (2017) 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Edited by T. N. P. P. Kemiskinan. Jakarta.

WHO (2013) Scalling Up Nutrition.

Unduhan

Diterbitkan

2021-04-07

Terbitan

Bagian

Articles