HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DENGAN PENGASUHAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Penulis

  • Asrul Asrul Institut Kesehatan Helvetia
  • Faradita Wahyuni Institut Kesehatan Helvetia
  • Muhammad Ancha Sitorus BKKBN Provinsi Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.31764/mj.v4i2.899

Kata Kunci:

Jarak Kelahiran, Pengasuhan, Tumbuh Kembang Anak

Abstrak

Seribu hari pertama kelahiran setiap anak merupakan masa perkembangan kecerdasan yang sangat pesat pada setiap individu sehingga masa ini disebut golden age (masa emas). Anak-anak  yang  lahir  dengan  jarak  kelahiran  3  sampai  5  tahun dengan kelahiran sebelumnya memiliki tingkat kelangsungan hidup 2,5 kali lebih tinggi dari pada mereka yang lahir dengan jarak kelahiran < 2 tahun. Anak-anak yang lahir dengan jarak kelahiran 3 tahun dengan kelahiran sebelumnya lebih sehat saat mereka dilahirkan dan memiliki kemungkinan hidup    lebih    baik   pada   setiap    pertumbuhan    dan   perkembangannya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan jarak kelahiran dengan pengasuhan tumbuh kembang anak di sumatera utara. Analisis ini menggunakan data sekunder, yaitu data dari “Survei Indikator Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2017â€. Survei dilaksanakan di semua kabupaten (34 kabupaten) disumatera utara.

Responden adalah WUS yang memiliki anak balita dengan usia 0-4 tahun dengan jarak kelahiran anak terakhir dengan anak sebelumnya adalah 339. Hasil uji chi square diperoleh nilai sig 0.201 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan jarak kelahiran dengan pengasuhan tumbuh kembang anak di sumatera utara. Hal ini membuktikan bahwasanya tidak ada perbedaan pengasuhan orang tua baik pada jarak kelahiran pendek maupun jarak kelahiran yang panjang. Menurut asumsi peneliti, hal ini terjadi dikarenakan orangtua tidak terlalu mementingkan pengasuhan tumbuh kembang anak yang meliputi aspek pertumbuhan fisik, aspek jiwa/metal/spiritual dan aspek sosial. Namun orangtua lebih mementingkan aspek finansial atau keuangan untuk bertahan hidup mereka. Sehingga pola asuh menjadi terabaikan.

 

Referensi

Istiyani D. Model pembelajaran membaca menulis menghitung (calistung) pada anak usia dini di kabupaten pekalongan. J Penelit. 2014;10(1).

Kependudukan B, Nasional KB. Bina Keluarga Balita dan Anak (2013). Menjadi Orang Tua Hebat dalam Mengasuh Anak (usia 0-6 tahun) Di akses dari www slideshare net-menjadi-orang-tua-hebat-buku-1-bina-keluarga-balita Diakses tanggal. 2015;20.

Nurmiati B. Pengaruh durasi pemberian ASI terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia. Makara Kesehat. 2008;12(2).

Rahadian AS. Pemenuhan Hak Asi Eksklusif Di Kalangan Ibu Bekerja: Peluang Dan Tantangan (Fulfilling The Right For Exclusive Breastfeeding Among Working Women: Opportunities And Challenges). J Kependud Indones. 2017;9(2):107–16.

Puspitawati H. Gender dan keluarga: konsep dan realita di Indonesia. Bogor IPB Press 26 Novemb 2017] Tersedia pada http//ikk fema ipb ac id/v2/images/karyailmiah/gender pdf. 2012;

Rahayu Fsri. Hubungan Antara Jarak Kelahiran Yang Dekat Dengan Tingkat Pekembangan Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Andong Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2009.

Oktriyanto NFN. Partisipasi Keluarga Anggota Bina Keluarga Balita (Bkb) Dalam Pengasuhan Dan Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun. J Kependud Indones. 2017;11(2):133–42.

Tamimi MA, Jurnalis YD, Sulastri D. Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi di wilayah Puskesmas Nanggalo Padang. J Kesehat Andalas. 2016;5(1).

Tjekyan S. Pengaruh Suplementasi Vitamin A Terhadap Lama Diare pada Anak Usia 12-51 Bulan yangBerobat di Puskesmas Sukarami Palembang. J Kedokt dan Kesehat. 2015;2(2).

BKKBN)., Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak (DITBALNAK) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. : Menjadi Orangtua Hebat dalam Mengasuh Anak (Usia 0-6 Tahun. Jakarta: D. 2015.

Unduhan

Diterbitkan

2019-07-31

Terbitan

Bagian

Articles