POTENSI EKSTRAK ETANOL BUAH TOMAT (Lycopersicum Esculentum) SEBAGAI PENGHAMBAT BAKTERI PENYEBAB PNEUMONIA

Authors

  • Earlyna Sinthia Dewi Universitas Muhammadiyah Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31764/agrotek.v7i1.1902

Keywords:

Antibakteri, Klebsiella pneumoniae, Pneumonia, Tomat,

Abstract

Pneumonia merupakan infeksi pada paru-paru yang salah satunya disebabkan oleh bakteri. Pengobatan dengan antibiotik sudah mulai mengalami resistensi, sehingga tomat dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan karena memiliki efek sebagai antibakteri dari kandungan senyawa flavonoid, saponin, tanin dan alkaloidnya. Tujuan penelitian ini adalah  mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol tomat terhadap pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae. Ekstrak tomat dibagi menjadi 5 seri konsentrasi (3%, 6.25%, 12.5%, 25%, dan 50%). Pengujian daya hambat Klebsiella pneumoniae menggunakan metode sumuran dengan tiga kali pengulangan. DMSO digunakan sebagai control negatif, dan cyprofloxasin sebagai control positif. Rerata diameter zona hambat bakteri yang terbentuk pada control positif 29.13 mm, control negatif 0 mm. Zona hambat minimal terdapat pada konsentrasi 3% dengan rerata diameter 2,83 mm dan zona hambat maksimal terdapat pada konsentrasi 50% dengan rerata diameter 11,50 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol tomat memiliki kemampuan untuk menghambat  pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae.

References

Refdanita., Maksum, R., Nurgani, A., & Endang, P., Pola Kepekaan Kuman Terhadap Antibiotika Di Ruang Rawat Intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002, Makara Kesehatan, 8 (2), 41-48.

Jawetz, E, J. L., Adelberg, E. A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi XXII, Diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jakarta, Penerbit Salemba Medika.

Adisasmito, A. W. & Hadinegoro, S. R. S., 2004, Infeksi Bakteri Gram Negatif di ICU Anak: Epidemiologi, Manajemen Antibiotik dan Pencegahan, Sari Pediatri, 6 (1), 32-39.

Jawetz, E, J. L., Adelberg, E. A., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi XXII, Diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jakarta, Penerbit Salemba Medika.

Beesley, T., Gascoyne, N. & Knott- Hunziker, V., 1983. The inhibition of class C lactamases by boronic acids. Biochem J, 209, pp.229-33.

Sari, L. O. R. K., 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanan, Majalah Ilmu Kefarmasian, 3 (1), 01-07

Suhartati, R. Nuryanti, D. 2015. Potensi antibakteri limbah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada.13(1)107–112.

Purba IE, Wandra T, Nugrahini N, Nawawi S. 2016. Program pengendalian demam tifoid di Indonesia : tantangan dan peluang. Media Litbangkes. 26(2):99–108

Departemen Kesehatan RI. Parameter standar ekstrak tumbuhan obat. Jakarta: Departemen Kesehatan. 2000.

Reichardt C, Welton T. Classification of solvents. Solvents Solvent Eff Org Chem. 2010;3(1):65-106.

Rhoades, J & S. Roller. (2000). Antimicrobial Actions of Degraded and Native Chitosan against Spoilage Organisms in Laboratory Media and Foods. J.Applied and Environmental Microbiology 66 : 80.

Naidu AS. Natural food antimicrobial systems. London: CRC Press. 2000.

Bobbarala, V. 2012. Antimicrobial Agents. Intech, Croatia.

Maliana, Y., Khotimah, S dan Diba, FS. 2013. Aktifitas Antibakteri Kulit Garcinia mangostana Linn. Terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan Enterobacter dari Coptotermes curvignathus Holmgren. Program Studi Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Tanjungpura. Pontinak. Jurnal Protabiont. 2 (1): 7-11

Downloads

Published

2020-03-08