Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB

Authors

  • Anna Pradiningsih Universitas Muhammadiyah Mataram
  • Baiq Leny Nopitasari Universitas Muhammadiyah Mataram
  • Monita Sari Universitas Muhammadiyah Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31764/lf.v2i2.5495

Keywords:

Antibiotic, Typhoid fever.

Abstract

ABSTRAK
Demam tifoid merupakan infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam lebih dari satu minggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan dapat menurunkan tingkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik pada terapi pasien demam tifoid di RSUD Provinsi NTB. Desain penelitian ini adalah observasional deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif, Pengambilan data dilakukan secara retrospektif yaitu meneliti kebelakang dengan meneliti data skunder. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan distribusi jenis kelamin periode Juni 2019 adalah perempuan sebanyak 14 pasien (46%) dan laki-laki 16 pasien (54%) dari 30 pasien. Bedasarkan kelompok umur 12-16 tahun dengan presentase 23%, kedua kelompok umur 17-25 dengan presentase 16 %, kemudian kelompok umur 6-11 tahun dengan presentase 10% dan kelompok umur 46-55, 56-65 dan >60 dengan presentase 5%. Berdasarkan peresepan antibiotik yang paling banyak diresepkan pada periode Mei – Juni 2019 adalah golongan sefalosporin sebanyak 23 resep (76,3%) yang terdiri dari Cefixime 3 resep (10%), Ceftriaxone 19 resep (63%), Cefatokxim (3,31 resep%), golongan quinolone sebanyak 6 resep (20%) yang terdiri dari Levoploxacin 6 resep (20%), dan Golongan klorampenicol sebanyak 1 resep (3,3%). Berdasarkan bentuk sediaan, antibiotik yang paling banyak diresepkan periode Mei- juni 2019 adalah bentuk sediaan injeksi sebanyak 26 resep (81%), bentuk sediaan sirup sebanyak 2 resep (6%) sedangkan dalam bentuk tablet sebanyak 4 resep (13%).

 

Kata kunci: Antibiotik; Demam Tifoid.


ABSTRACT

Typhoid fever is an acute infection of the small intestine with symptoms of fever for more than one week, resulting in indigestion and can reduce levels. This study aims to determine the profile of the use of antibiotics in the treatment of typhoid fever patients in Mataram Province Hospital. The design of this research is descriptive observational, that is research that aims to get a picture or description of a situation objectively, data retrieval is done retrospectively by examining the backward by examining secondary data. The results showed that based on sex distribution in the June 2019 period were 14 patients (46%) and 16 patients (54%) of 30 patients. Based on the age group of 12-16 years with a percentage of 23%, the second group of ages 17-25 with a percentage of 16%, then the age group of 6-11 years with a percentage of 10% and the age group of 46-55, 56-65 and > 60 with a percentage of 3%. Based on prescription of antibiotics most prescribed from May to June 2019 are cephalosporins with 23 prescriptions (76.3%) consisting of Cefixime 3 prescriptions (10%), Ceftriaxone 19 prescriptions (63%), Cefatokxim (3.31 prescription% ), quinolone group as many as 6 recipes (20%) consisting of Levoploxacin 6 recipes (20%), and chlorampenicol group as much as 1 recipe (3.3%). Based on dosage forms, the most prescribed antibiotics in the May-June 2019 period were 26 prescription injection forms (81%), syrup dosage forms were 2 prescriptions (6%) while in tablet form were 4 prescriptions (13%).

 

Keyword: Antibiotic; Typhoid fever.

References

Alam, A. (2011). Pola Resitensi Salmonella Enterica Serotype Typhi. Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSHS Tahun 2006 – 2010. Bandung:Sari Pediatri.

Bahn, M.K., Bahl., Bhartnagar, S. (2015). Typoid and Parathyroid Fever. Lancet: 366,749.

Bumett, C. (2015). Thypoid Fever Information. Salt Lake City: Departement Of Health Bureau of Epidemiology.

Departemen Kesehatan, RI. (2016). Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan, RI. (2009). Pedoman Pemantauan Terapi Obat.

Departemen Kesehatan, RI. (2013). Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid.Jakarta : Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit.

Fadhilah, Khairunnisa. 2015. Profil dan Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Skripsi. Bandung. Jawa Barat.

Fransiska, M. (2012). Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Bagian Ilmu Kesehatan Pragram Studi Farmasi. Gorontalo: Universitas Gorontalo.

Hadinegoro, SR., Tumbelaka, AR., Satari, HI. (2001). Pengobatan Cefixime Pada Demam Tifoid Anak. Sari Pediatri: 182.

Hadirahardja, M.C dan Setiawan, N. (2008). Evaluasi Penggunaan Sefotaksim Pada Pasien Anak Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Semarang bulan Oktober-Desember 2005. Yoyakarta: Universitas Gajah Mada.

Hadisaputro, S. (2015). Beberapa Faktor Yang Memberi Pengaruh Kejadian Pendarahan dan atau Perforasi Usus Pada Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Pembinaan Penelitian pada Masyarakat Departemen Pendidikan dan Budaya.

Hammad, O. (2011). Ceftriaxone Vs Chloramphenicol For Treatment Of Acute Typhoid Fever. Life Science Journal.

Nelwan, R. H. H. (2012). Tata laksana terkini demam tifoid.

Widodo, J. 2006. Demam Tifoid. Dalam: Sudoyo, A.W (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Novita, Yulinda. 2015. Prevalensi Demam Tifoid pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta pada Bulan Juli Tahun 2008 sampai Juli 2009. Skripsi. Jakarta.

Downloads

Published

2021-07-05

Issue

Section

Articles