Pemberantasan Buta Aksara melalui Aplikasi Magguru Mabbaca

Authors

  • Fani Wulandari Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Bone
  • Andi Muhammad Irfan Taufan Asfar Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Bone
  • Andi Muhammad Iqbal Akbar Asfar Teknik Kimia, Politeknik Negeri Ujung Pandang
  • Muh. Safar Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Bone
  • Hasbi Hasbi Teknologi Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Bone
  • Karmila Karmila Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Bone
  • Yulita Yulita Teknologi Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Bone

Keywords:

Education, Illiteracy, Magguru Mabbaca

Abstract

Abstract: Education is now very much needed for humans, but there are still many children today who have never experienced a learning atmosphere, causing literacy problems that result in a lack of knowledge because they are unable to read. The high illiteracy rate reaches 3.56% or 5.7 million people (Kemendikbud 2020) . The large number of illiterates has made the government try to tighten the rules and create a program to eradicate illiteracy. As felt by some children who do not go to school in Pationgi Village. Pationgi Village can now be said to be one of the villages that still suffers from illiteracy, not only children, but even parents who experience this problem, because some parents have never experienced or taken the path of education, so this is what causes the high illiteracy accumulation. Based on the existing problems, solutions are needed to overcome them, one of which is by using digital media based on the Buginese language with a form of learning in the form of an application that uses the Buginese language called Magguru Mabbaca. Magguru Mabbaca is a combination of data, video, audio, text and sounds where the combination can be displayed via Android or Smartphone. Magguru Mabbaca was created with the aim that partners can quickly understand and recognize existing letters, numbers and numbers.


Abstrak: Pendidikan sekarang ini sangat dibutuhkan bagi manusia, tetapi masih banyak anak sekarang belum pernah merasakan suasana belajar sehingga menimbulkan masalah keaksaraan yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan karena tidak mampu membaca, Tingginya angka buta aksara mencapai 3,56% atau 5,7 juta orang (Kemendikbud 2020). Banyaknya angka buta aksara inilah membuat pemerintah berupaya memperketat aturan serta membuat suatu program pengentasan buta aksara. Seperti yang dirasakan oleh sebagian anak tidak sekolah di Desa Pationgi. Desa Pationgi saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu desa yang masih banyak menderita buta aksara bukan hanya anak-anak, tetapi bahkan orang tua yang mengalami masalah tersebut, sebab sebagian orang tua yang tidak pernah merasakan atau menempuh jalur pendidikan, sehingga hal inilah yang menyebabkan tingginya akumulasi buta aksara. Berdasarkan permasalahan yang ada diperlukan solusi dalam mengatasinya salah satunya dengan menggunakan media digital berbasis bahasa bugis dengan bentuk pembelajaran berupa aplikasi yang menggunakan bahasa bugis yang dinamakan Magguru Mabbaca. Magguru Mabbaca merupakan gabungan data, video, audio, teks dan Bunyi-bunyian dimana gabungan tersebut dapat dipaparkan melalui android atau Smartphone. Magguru Mabbaca dibuat bertujuan agar mitra dapat dengan cepat memahami dan mengenali huruf, angka dan bilangan yang ada, Sehingga dengan adanya Magguru Mabbaca diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Pationgi yang masih mengalami buta aksara.

References

Harahap, A. 2019. Gender Typing (Pada Anak Usia Sekolah Dasar). Al-Muaddib :Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman. 4(1):1.

Hasanah, I. (2021). Menumbuhkan Jiwa Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis IT Pada Era Pandemi Covid-19. Journal Of Education And Teaching Learning (JETL), 3(3), 18-28.

Hayaturraiyan, H. 2021. Pemberdayaan Masyarakat Buta Aksara Pada Anak Usia 7-9 Tahun Melalui Taman Belajar. Dirasatul Ibtidaiyah. 1(2):251-263.

Jessica, V., Halis, A., Ningsi, D.W., Virginia, G.F., & Syahidah. 2017. Pemberantasan Buta Aksara untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Masyarakat Sekitar HutanDesa Manipi, Kecamatan Pana, Kabupaten Mamamsa. Agrokreatif. 3(2):136-142.

Muslam, H. (2018). Globalisasi Dalam Pendidikan (Desain Kurikulum Yang Harus Dikembangkan Dalam Pendidikan Di Era Globalisasi). Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam dan Sosial, 12(1), 3-12.

Sangadji, Z., Febriadi, I., & Rosalina, F. (2021). Pengentasan Buta Aksara Melalui Pembelajaran Calistung di Kampung Nanggou Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw Papua Barat. Abdimas: Papua Journal of Community Service, 3(1), 6-14.

Silaen, Y., & Hasfera, D. (2018). Membangun Generasi literat Masyarakat Pesisir Pantai: Gerakan Literasi “Tanah Ombakâ€. Shaut Al-Maktabah: Jurnal Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi, 10(2), 103-118.

Suratno, H. P., & Ramdani, R. (2022). Efektivitas Program Pengentasan Buta Aksara Oleh Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap. Martabe: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 733-745.

Sutrisno. (2020). Pembelajaran Keaksaraan Dasar PKBM Bina Sekar Melati di Desa Triharjo,Kecamatan Pandak, Bantul. DIKLUS: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2(4),135-146.

Yuliartati, Y., & Firdaus, A. (2022). Peran PKBM Al-Abrar dalam Memberantas Buta Aksara Di Masyarakat Desa Bontobulaeng Kabupaten Bulukumba. Elementary Journal: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(1), 12-21.

Downloads

Published

2022-08-14

Issue

Section

Articles