PERBEDAAN HARGA PASAR LAHAN DAN KETETAPAN HARGA LAHAN OLEH PEMERINTAH (NJOP) DI KECAMATAN SIDOARJO

Authors

  • Abdul Wahid Hasyim Department of Urban & Regional Planning, Faculty of Engineering, Brawijaya University
  • Ardi Bakhtiar Pandiangan Brawijaya University
  • Wisnu Sasongko Brawijaya University

DOI:

https://doi.org/10.31764/geography.v8i1.2270

Keywords:

Land Prices, NJOP, Assessment Ratio

Abstract

Abstrak: Lahan menjadi tempat aktivitas bagi makhluk hidup, dan akan berubah sesuai dengan bentuk adaptasi serta kegiatan di masa yang datang. Sisi demand lahan yang selalu meningkat akibat peningkatan dan perubahan aktivitas sementara supply lahan yang yang tetap membuat persaingan untuk mendapatkan lahan yang menciptakan kelangkaan terhadap masing-masing aktivitas lahan tersebut. Semakin tinggi intensitas kegiatan pada lahan tersebut, maka semakin tinggi pula nilai lahannya. Dengan kondisi normal pun harga lahan akan terus meningkat, karena populasi manusia semakin pesat, pertumbuhan ekonomi serta investasi yang memerlukan lahan. Besar nilai dan harga lahan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yang pertama adalah pemilik lahan dan pemerintah dalam NJOP(Nilai Jual Objek Pajak). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis interpolasi kriging untuk mengetahui pola persebaran harga lahan dan NJOP serta analisis deskriptif statistik berupa Assessment Ratio (AR) untuk mengetahui level perbandingan NJOP dan harga lahan di Kecamatan Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan harga lahan dibanding NJOP menggunakan AR yang mengacu pada standar penilaian properti dari Dirjen Pajak dan IAAO (International Association of Assessing Officers). Diketahui bahwa setiap desa/kelurahan di Kecamatan Sidoarjo berada pada level Under Assessment, artinya NJOP berada dibawah harga pasar dari standar yang digunakan.

Kata Kunci: Harga Lahan; NJOP; Assessment Ratio

 

Abstract:  Land will become a place of activity for living things and will change depending on the form of adaptation and future activities. The land demand side continues to grow due to the increase and change in activities, while the supply of land that maintains competition for land leads to a shortage of each of these land activities. The higher the intensity of activities in the country, the higher the value of the country. Even under normal conditions, land prices will continue to rise due to the rapidly growing human population, economic growth, and investments that require land. The value and price of land can be viewed from two perspectives: the first is the landowner and the government(Tax Object Sale Value). This study uses a quantitative approach with kriging interpolation analysis to determine patterns of distribution of land prices and NJOP and descriptive statistical analysis in the form of Assessment Ratio (AR) to determine the comparative level of NJOP and land prices in Kecamatan Sidoarjo. This study aims to determine how much the difference in land prices compared to NJOP uses the Assessment Ratio (AR) which refers to the property valuation standards of the Director General of Taxes and the IAAO (International Association of Assessing Officers). It is known that every village in Kecamatan Sidoarjo is at the Under Assessment level, meaning that NJOP is below the market price of the standard used.

Keywords: Land Prices; NJOP; Assessment Ratio

Author Biography

Abdul Wahid Hasyim, Department of Urban & Regional Planning, Faculty of Engineering, Brawijaya University

Department of Urban & Regional Planning, Faculty of Engineering, Brawijaya University Malang-INDONESIA Accreditation score: A

References

Andriani, N. F., & Navastara, A. M. (2016). Pola Perkembangan Harga Lahan di Kawasan Koridor Jalan Arteri Porong Sidoarjo. Jurnal Teknik ITS, 5(2). https://doi.org/10.12962/j23373539.v5i2.18343

Barus, L., & Wibowo, A. (2010). Identifikasi Dinamika Harga Lahan di Kawasan Cipadu Kota Tangerang. Planesa, 1(1).

Eko, T., & Rahayu, S. (2012). Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya terhadap RDTR di Wilayah Peri-Urban Studi Kasus: Kecamatan Mlati. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 8(4), 330.

Elriza, P. (2014). Tingkat Akurasi Penetapan Njop Bumi Terhadap Nilai Pasar Dengan Metode Assessment Sales Ratio Di Kecamatan Sario Kota Manado Tahun 2012. Jurnal EMBA, 1(1), 1–5. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2

Putri. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Perumahan di Kota Banda Aceh. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik Indonesia, 1(2), 55–61.

Prastika. (2015). Model Harga Lahan Kota Magelang (Studi Kasus: Kota Magelang). Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 4(4), 727–736.

Pandiangan, A. B., Hasyim, A. W., & Sasongko, W. (2019). Pola Spasial Harga Lahan di Kecamatan Sidoarjo. Jurnal Planning for Urban Region and Environment, 8(4), 01–12.

Pramono, G. H. (2008). Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi Sebaran Sedimen Tersuspensi di Maros, Sulawesi Selatan. Forum Geografi, 22(2), 145. https://doi.org/10.23917/forgeo.v22i2.4988

Prasetya, A. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Lahan Di Kawasan Banjarsari Kelurahan Tembalang. Jurnal Teknik PWK, 2(2), 223–232.

Prasetyo, J., & Sholeh, T. (2015). Analisis Assessment Sales Ratio (Asr) Sebagai Alat Penilai Kualitas Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). Kiat BISNIS, 6(1), 22–32.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung:Alfabeta. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.Bandung:Alfabeta. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Sujadi. (2019). Analisis Tingkat Akurasi Penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)Tanah Terhadap Nilai Pasar Di Kota Mataram Tahun 2017. Journal of Economics and Business, 5(1), 67–87. https://doi.org/10.29303/ekonobis.v5i1.35

Published

2020-04-29

Issue

Section

Articles