PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BANJIR BERBASIS KOMUNITAS

Authors

  • Fauzie Rahman Public Health Program Studi, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University
  • Nur Laily
  • Anggun Wulandari
  • Riana Riana
  • Agus Muhammad Ridwan
  • Zuhrufa Wanna Yolanda

DOI:

https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i4.11122

Keywords:

kapasitas, mitigasi bencana, banjir, komunitas

Abstract

Kabupaten Banjar merupakan salah satu dari 11 kabupaten/kota yang terdampak banjir di Provinsi Kalimantan Selatan. Dampak banjir di Kabupaten Banjar menyebabkan kerusakan sebanyak 27.368 rumah, 2 jembatan, 5 tempat ibadah dan 9 sekolah di 207 Desa dari 19 Kecamatan. Selain itu, terdapat korban jiwa sebanyak 3 orang meninggal, 190.929 orang terdampak dan 32.113 orang diantaranya harus mengungsi. Masyarakat sebagai pelaku awal penanggulangan bencana sekaligus korban bencana harus mampu dalam batasan tertentu menangani bencana, sehingga diharapkan bencana tidak berkembang ke skala yang lebih besar. Masyarakat perlu mempunyai pemahaman mengenai upaya menghadapi bencana yang dapat mengancam keselamatan. Pemahaman dan kemampuan masyarakat inilah yang disebut sebagai komponen kapasitas masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melaksanakan program peningkatan kapasitas masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana banjir berbasis komunitas. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri dari 3 tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukan bahwa terdapat 15 orang (75%) peserta kegiatan telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai kapasitas dalam upaya pengurangan risiko bencana banjir. Berdasarkan hasil kegiatan dapat diketahui bahwa masih terdapat 1 orang (5%) responden yang menganggap bahwa membangun pondok sementara untuk mengungsi, di tempat aman/daerah bukit/tempat lebih tinggi dan jauh dari sungai tidak diperlukan. Selain itu, terdapat 1 orang (5%) responden yang menganggap bahwa merekonstruksi/meninggikan rumah tidak diperlukan. Serta 3 orang (15%) responden yang menganggap bahwa pembuatan tanggul menggunakan tembok beton untuk mencegah air masuk ke pemukiman tidak diperlukan

Downloads

Published

2022-12-08

Issue

Section

Articles