PELATIHAN DAN PENGOLAHAN BAWANG MERAH KHAS MEDAN

Authors

DOI:

https://doi.org/10.31764/jpmb.v7i4.17646

Keywords:

shallots, typical Medan, slicer, spinner, vacuum dryer.

Abstract

ABSTRAK

Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman komersial didunia yang banyak dikembangkan di daerah Cirebon, Brebes, Tegal, Pekalongan, Solo, Yogyakarta dan Medan. Bawang goreng termasuk produk olahan bawang merah yang belum banyak dikembangkan oleh mitra UD Rasifa karena cara dan waktu pengolahan cukup sulit dan lama disebabkan alat dan mesin produki masih dibuat secara manual. Pada era modern, masyarakat lebih mengutamakan hal yang praktis dengan harga terjangkau dalam produk kuliner dan olahan makanan. Masalah yang teridentifikasi pada mitra adalah pengetahuan mitra rendah dalam produksi, keterbatasan alat, keterampilan produksi, promosi dan distribusi bawang goreng belum optimal. Tim Pengabdian Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM)  LPPM USU berinisiasi dan bersinergi dengan mitra melakukan sosialisasi, FGD, pelatihan, dan mendesain alat inovasi usaha bawang goreng yang terdeteksi dengan permintaan tinggi dari masyarakat Kota Medan. Usaha Dagang (UD) Rasifa beralamat di Jalan Marelan VI, Pasar 2 Timur, Gang Perdamaian No 4, Kel Rengas Pulau, Kec. Medan Marelan yang memproduksi minyak goreng, garam dan bawang merah, memiliki potensi untuk dikembangkan dengan modal semangat wirausaha, gigih dan mau belajar untuk meningkatkan produktivitas bawang merah goreng khas Medan. Luaran dari PBM dari hasil pelatihan adalah menghasilkan produk bawang goreng berkualitas, teknologi tepat guna dan pelatihan pengolahan bawang merah agar meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.

 

Kata Kunci: bawang merah; khas medan; alat iris; spinner; vacuum dryer.

 

ABSTRACT

Shallot (Allium ascalonicum) is a commercial crop in the world that is widely developed in Cirebon, Brebes, Tegal, Pekalongan, Solo, Yogyakarta, and Medan. Fried shallots are processed shallot products that have not been developed much because the processing method and time are quite difficult and long because the production tools and machines are still made manually. People prioritize practical things at affordable prices in culinary and processed food products in the modern era. The problems identified with the partners were the partners' low knowledge in production, limited tools, production skills, promotion and distribution of fried shallots that were not optimal. Based Empowerment Service (BES) of The Community Research and Development Institutions (CRDI) of the University Sumatera Utara team initiated and synergized with partners to conduct outreach, FGDs, training, and design innovation tools for the fried onion business which were detected with high demand from the people of Medan City. Rasifa's Trading Business (UD) is located at Jalan Marelan VI, Pasar 2 Timur, Peace Alley No. 4, Kel Rengas Pulau, Kec. Medan Marelan produces cooking oil, salt, and shallots, which can be developed with the capital of an entrepreneurial spirit, persistence, and willingness to learn to increase the productivity of Medan's typical fried shallots. The output of BES is to produce quality fried onion products, appropriate technology, and training produce of shallot for increase family economic income.

 

Keywords: shallots; typical Medan; slicer; spinner; vacuum dryer.

Author Biography

Ameilia Zuliyanti Siregar, Universitas Sumatera Utara

------------------------

Scopus ID: 57205363708

Sinta ID: 259859

Google Scholar

------------------------

Field of Research Interest:

Biology, Environment and Science

References

Annisa, I., Asmarantaka, R. W., & Nurmalina, R. (2018). Efisiensi Pemasaran Bawang Merah (Kasus: Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah). Mix: Jurnal Ilmiah Manajemen, 8, 254–271.

Bahtiar, A. H., Arifin, M., & Muhaimin, M. (2022). Pengolahan Bawang Merah Goreng untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Tegalrejo. Journal of Community Engagement, 1(2), 100–111.

Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. (2017). Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum dan Setelah Kompres Bawang Merah. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, 15(2), 66–74.

Elisabeth, D. W., Santoso, M., & Herlina, N. (2013). Pengaruh Pemberian Berbagai Komposisi Bahan Organik Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 1(3), 21–29.

Himawan, M. R. P., Akbar, A., & Pramesti, Y. (2021). Pengembangan Rancangan Pengolahan Bawang Merah Pada Alat Penggoreng Untuk Kebutuhan Home Industry. Prosiding SEMNAS INOTEK (Seminar Nasional Inovasi Teknologi), 5(3), 212–217.

Ibrahim Ibrahim, Elihami Elihami. 2020.Pembuatan Bawang Goreng Raja di Kabupaten Enrekang. Maspul Journal of Community 3mpowerment 2 (2),6-17.

Istina, I. N. (2016). Peningkatan Produksi Bawang Merah Melalui Teknik Pemupukan NPK. Jurnal Agro, 3(1), 36–42.

Jaelani. (2007). Khasiat Bawang Merah. Penerbit Kanisius.

Kuswardhani, D. S. (2016). Sehat Tanpa Obat Dengan Bawang Merah-Bawang Putih. Penerbit Rapha Publishing.

Lawalata, M. (2018). Risiko Usaha Tani Bawang Merah di Kabupaten Bantul. Jurnal Agrica, 10(2), 56–73.

Reza, F., & Putra, A. D. (2021). Sistem Informasi E-Smile (Elektronic Service Mobile)(Studi Kasus: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tulang Bawang). Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi, 2(3), 56–65.

Sulastri, E., Oktaviani, C., & Yusriadi, Y. (2015). Formulasi Mikroemulsi Ekstrak Bawang Hutan dan Uji Aktivitas Antioksidan. Jurnal Pharmascience, 2(2), 1–14.

Yennie, E., & Elystia, S. (2013). Pembuatan pestisida Organik Menggunakan Metode Ekstraksi Dari Sampah Daun Pepaya dan Umbi bawang Putih. Jurnal Dampak, 10(1), 46–59.

Downloads

Published

2023-12-13

Issue

Section

Articles