PELATIHAN PEMBUATAN SARANA UPAKARA PABERSIHAN DALAM PENGABDIAN MASYARAKAT PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA KOORDINATOR WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

Authors

  • I Made Ardika Yasa IAHN Gde Pudja Mataram
  • Ni Komang Wiasti IAHN Gde Pudja Mataram

DOI:

https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i2.4442

Keywords:

training, upakara facilities, cleaning.

Abstract

ABSTRAK

Agama Hindu memiliki aneka budaya yang patut dilestarikan, dan dikembangkan keberadaannnya demi ajeg dan kuatnya budaya tersebut seperti misalnya dalam pembuatan sarana upacara upakara yang tujuannya sebagai sarana persembahan yang tulus ikhlas kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa sebagai bentuk sradha bhakti memantapkan diri. Dalam sloka Bhagawadgita IX.26 menyatakan bahwa ‘’ Patrram Puspham Phalam Toyam, Yo Baktya Prayacchati, Tad Aham Bhakya Upahrtam, Asname prayatat manah’’ artinya Siapapun yang dengan kesujudan mempersembahkan padaku, sehelai daun sekuntum bunga, sebiji buah-buahan, seteguk air aku terima sebagai persembahan bagi orang yang berhati suci. Memaknai arti dari sloka tersebut diperlukan suatu upaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Hindu agar memiliki pemahaman konsep sehingga tidak terjadi salah tafsir dalam mengaplikasikan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut yang berperan penting dalam memberikan informasi terkait sarana upakara yakni para rohaniwan yang telah di Dwijati dan Ekajati, Sulinggih dan Pinandita. Pinandita Sanggraha Nusantara Koordinator Wilayah Nusa Tenggara Barat sebagai organisasi kerohaniwan memiliki pogram kerja yang mengarah pada peningkatan sumber daya spiritual umat Hindu. Tujuan dilaksanakannya kegiatan “Pelatihan Pembuatan Upakara Pabersihan†ini ialah untuk mengoptimalkan  peran dan tugas secara sosial, agar kreativitas seni metetuasan dapat dibangkitkan dan dilestarikan sebagai warisan budaya leluhur yang sangat mulia.

 

Kata kunci: pelatihan; sarana upakara; pabersihan.

 

ABSTRACT

Hinduism has a variety of cultures that should be preserved and developed its existence for the sake of ajeg and the strength of the culture, such as in the making of upakara ceremony facilities whose purpose as a means of offering sincerely before Ida Sanghyang Widhi Wasa as a form of sraddha bhakti established itself. In the sloka Bhagawadgita IX.26 states that '' Patrram Puspham Phalam Toyam, Yo Baktya Prayacchati, Tad Aham Bhakya Upahrtam, Asname prayatat manah'' means Anyone who intended to present to me, a leaf of a flower, a piece of fruit, a sip of water I received as an offering to a saintly person. Interpreting the meaning of the sloka is necessary to understand the Hindu community understand the concept so that there is no misinterpretation in applying it in public life. It plays an important role in providing information related to upakara facilities, namely the clergy who have been in Dwijati and Ekajati, Sulinggih and Pinandita.  Pinandita Sanggraha Nusantara, Coordinator of West Nusa Tenggara Region as a spiritual organization, has a working program that leads to the increase of spiritual resources of Hindus. The purpose of the activity "Training on Making Upakara Pabersihan" is to optimize the role and tasks socially so that the creativity of the art of metetuasan can be raised and preserved as a very noble ancestral cultural heritage. .

 Keywords: training; upakara facilities; cleaning.

References

Arwati, Made Sri. 2003. Byakala, Tebasan Durmenggala.

Ardika Yasa, I. M. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Budaya Tarung Presean Di Lombok Barat (Perspektif Agama Hindu). Jurnal Penelitian Agama Hindu. https://doi.org/10.25078/jpah.v4i1.1334

Ardika Yasa, I. M. (2020). Upacara Ngaturang Cicipan di Pura Jamintura Desa Banyu Urip (Perspektif Pendidikan Agama Hindu). Kamaya: Jurnal Ilmu Agama. https://doi.org/10.37329/kamaya.v3i2.435

Arta Jaya, K. (2019). Membangun Mutu Pendidikan Karakter Siswa Melalui Implementasi Ajaran Tri Hita Karana. Jurnal Penjaminan Mutu, 5(1), 57. https://doi.org/10.25078/jpm.v5i1.759

Asmoro, A. Y., Bachri, T. B., & Detmuliati, A. (2020). Analisis Potensi Wisata Desa Dengan Kerangka 6A Studi Kasus Desa Ngajum, Malang. Media Wisata, 18(2), 231–250. https://doi.org/10.36275/mws

Bartin, T. (2018). PENDIDIKAN ORANG DEWASA SEBAGAI BASIS PENDIDIKAN NON FORMAL. Jurnal Teknodik. https://doi.org/10.32550/teknodik.v10i19.398

Gunada, I. W. A. (2020). Ajaran Agama Hindu Dalam Geguritan Candrabherawa Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter. Kamaya : Jurnal Ilmu Agama, 3(2), 102–119. https://doi.org/10.37329/kamaya.v3i2.434

Gunada, I. W. A., & Pramana, I. B. K. Y. (2021). Desain Pelatihan Menggambar Ornamen Bali Sebagai Implementasi Nilai Pendidikan Agama Hindu. Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 77–84. https://doi.org/10.33330/jurdimas.v4i1.909

Humanis, J., Ilmu, F., & Unud, B. (2016). 3 [123]. 16, 60–66.

Made, N., Wisudariani, R., Ayu, I., Wirani, S., Putu, L., Adnyani, S., &

Suarcaya, P. (2020). Pembuatan sarana upakara keagamaan berorientasi home industri bagi siswa sekolah dasar. 1287–1294.

Rai, N., & Pitriani, V. (2020). Perspektif Filsafat Hindu (Siwa. 4, 45–57.

Rifandi, A. (2013). Mutu Pembelajaran Dan Kompetensi Lulusan Diploma Iii Politeknik. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 5(1), 1–16. https://doi.org/10.21831/cp.v5i1.1266

Sukiani, N. K. (2019). Fungsi & Makna Banten Prayascita Di Kota Denpasar. KULTURISTIK: Jurnal Bahasa Dan Budaya, 3(1), 84. https://doi.org/10.22225/kulturistik.3.1.953

Sunhaji, S. (1970). KONSEP PENDIDIKAN ORANG DEWASA. Jurnal Kependidikan. https://doi.org/10.24090/jk.v1i1.528

Susanthi, I. G. A. A. D. (2021). KENDALA DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS DAN CARA MENGATASINYA. Linguistic Community Service Journal.

Tim, 1992. Catur Yadnya. Pemda Tk 1 Bali

Tim Penyusun, 2007. Catur Yadnya. kanwil Bidang Bimas Hindu NTB

Wardhani, I G.A.K. dan Wihardit, K., 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Downloads

Published

2021-04-07

Issue

Section

Articles