Bentuk dan Fungsi Metafora Perempuan dalam Ritual Adat Belo Tue Di Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur.

Authors

  • Yuselvin Beo Wesso Nusa Cendana University
  • Karolus B Jama Universitas Cendana
  • Margareta P.E. Djokaho Universitas Cendana

DOI:

https://doi.org/10.31764/telaah.v7i2.9468

Keywords:

BeloTue, bentuk, fungsi, Metafora Lakoff Jhonson

Abstract

Abstrak: Artikel ini membahas tentang bentuk dan fungsi metafora perempuan dalam ritual adat Belo Tue yang ada di Desa Ile Padung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ritual adat Belo Tue merupakan sebuah ritual yang muncul ketika adanya jalinan hubungan antar lelaki dan perempuan yang tidak sesuai dengan peraturan perkawinan tiga tungku yang dipercayai oleh masyarakat desa ini. Dalam penelitian ini ditemukan bentuk metafora ontologis dari Lakoff Jhonson. Fungsi dari metafora perempuan ini untuk menggambarkan status dan kewajiban seorang perempuan dalam berkeluarga. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan peneliti dan menjadi bahan referensi untuk peneliti lain yang juga membahas hal-hal yang terkait dengan metafora. Penelitian ini juga bermanfaat bagi generasi muda khususnya yang berada di desa Ile Padung untuk mengetahui bahwa menjalin hubungan pernikahan tiga tunggu itu penting sehingga tidak perlu adanya penanggalan nama suku untuk perempuan.

Abstract: This article discusses the metaphorical form and function of women in the Belo Tue traditional ritual in Ile Padung Village. This research is descriptive with qualitative methods. The results of the study show that the Belo Tue traditional ritual is a ritual that arises when there is a relationship between men and women that is not in accordance with the three furnace marriage regulations that are trusted by the people of this village. In this study, an ontological metaphor was found by Lakoff Johnson. The function of this woman's metaphor is to describe the status and obligations of a woman in a family. This research is useful to add insight to researchers and become reference material for other researchers who also discuss matters related to metaphors. This research is also useful for the younger generation, especially those in the village of Ile Padung to know that establishing a three-wait marriage relationship is important so that there is no need for a tribal name calendar for women.

Author Biography

Yuselvin Beo Wesso, Nusa Cendana University

Universitas Cendana

References

Buku

Gary B. Palmer. Pengantar Teori Lingustik Kebudayaan. Kletus Erom.2022.Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas katolik. Kupang.

Karl-Heinz Kohl. Raran Tonu Wujo Aspek-Aspek Inti Sebuah Budaya Lokas di Flores Timur. Paul Sabon Nama. 2009. Maumere : Penerbit Ledalero.

Kerans, Hendrik. 2016. Metafora Tradisi Lisan Tutur Sejarah Lamaholot. Ende: Nusa Indah.

Bebe, Michael Boro. 2014. Panorama Budaya Lamaholot. Larantuka: YPPS Press

Artikel

Frida Zanu Ayu K.2019. Pengertian Metafora dan Jenis-Jenisnya. Semarang:Universitas Dian Nuswantoro

Nafinuddin,S.2020.Pengantar Semantik (Pengertian, Hakikat, dan Jenis). https://doi.org/10.31219/osf.io/b8ws3

Iswanto.2013. Teori Linguistik Kebudayaan. http://iswantoyohanes.blogspot.com

Iswanto.2013.Landasan Filosofik dan Teoretik Metodologi Penelitian Kualitatif. http://iswantoyohanes.blogspot.com

Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta:Cakra Books

Sabon Ola, Simon. 2008. Pendekatan dalam Penelitian Linguistik Kebudayaan. FKIP: Nusa Cendana Kupang

Downloads

Published

2022-08-01

Issue

Section

Articles