HARMONIZATION OF GOVERNMENT BUREAUCRACY TO REALIZE GOOD GOVERNANCE
DOI:
https://doi.org/10.31764/jmk.v13i1.7722Keywords:
Bureaucratic Harmonization, Government, Good Governance.Abstract
This article analyzes the harmonization of governmental bureaucracy to achieve good governance. The results of this research show that some things that are related to good governance are public policies, participative public policies, reform of a governmental bureaucracy, and social empowerment. Public policies must be derived in a set of implementing guidelines and technical guidelines that apply internally in a bureaucracy. Apart from formally fulfilling society's public rights, inspiring public policies are involved in the development plans of a particular area. A clear and consistent instrument is also created to develop a mechanism of social participation. The reformation of governmental bureaucracy to achieve good governance is directed to the change process and the target achievement that includes: a) the actualization of a value system that becomes the basis and the reference for a behavioral system of good governance, b) structure: the state or social institutional order at every area unit, c) process (management in all of its functions, in the activity dynamics and the public and private entities), d) apparatus resources. Social empowerment through the good governance mechanism will lead to co-guiding, co-steering, and co-managing processes.
Keywords: Bureaucratic Harmonization; Government; Good Governance.
Â
ABSTRAK
Artikel ini menganalisis harmonisasi birokrasi pemerintah untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa hal yang berkaitan dengan tata kelola pemerintahan yang baik adalah kebijakan publik, kebijakan publik partisipatif, reformasi birokrasi pemerintahan, dan pemberdayaan sosial. Kebijakan publik harus diturunkan dalam seperangkat pedoman pelaksana dan pedoman teknis yang berlaku secara internal dalam birokrasi. Terlepas dari secara resmi memenuhi hak-hak publik masyarakat, kebijakan publik yang menginspirasi terlibat dalam rencana pembangunan daerah tertentu. Instrumen yang jelas dan konsisten juga diciptakan untuk mengembangkan mekanisme partisipasi sosial. Reformasi birokrasi pemerintahan untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik diarahkan pada proses perubahan dan pencapaian target yang meliputi: a) aktualisasi sistem nilai yang menjadi dasar dan acuan sistem perilaku tata kelola pemerintahan yang baik, b) struktur: tata tertib kelembagaan negara atau sosial di setiap unit wilayah, c) proses (manajemen dalam semua fungsinya, dalam dinamika kegiatan dan entitas publik dan swasta), d) sumber daya aparatur. Pemberdayaan sosial melalui mekanisme tata kelola yang baik akan mengarah pada proses co-guiding, co-steering, dan co-managing.
References
A. R. Murtopadidjaja, 2005, Dimensi-Dimensi Pokok SANKRI, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
David Osborne and Ted Gaebler, 1992, Reinventing Government: How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts.
Hari Chand, 1994, Modern Jurisprudence, International Law Book Service, Kuala Lumpur.
Haroid Koontz Cyrill O’Donell and Heinz Weihrich, 1992, Management, edisi ke-8, McGraw-Hill Book Company, New York.
Kusnu Goesniadhie S, 2006, Harmonisasi Hukum Dalam Perspektif Perundang-Undangan, Lex Specialis Suatu Masalah, Jpbooks, Surabaya.
Noeng Muhadjir, 2000, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial, Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif, Raka Sarasin, Yogyakarta.
Satjipto Rahardjo, 1986, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung.
Sudarto Gautama, 1983, Kapita Selekta Hukum Perdata Internasional, Alumni, Bandung.
Theo Huijbers, 1995, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta.
M. Gandhi, 1995, Harmonisasi Hukum Menuju Hukum Yang Responsif, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap FH UI, dalam Moh. Hasan
Wirahadikusumah, dkk, 1996/1997, Perumusan Harmonisasi Hukum Tentang Metodologi Harmonisasi Hukum, , BPHN Departemen Kehakiman, Jakarta Timur.
Y. Rafferty, 2008, The Impact of Trafficking on Children: Psychological and Social Policy Perspectives, Journal Compilation: Child Development Perspectives, vol. 2 no.1.
Sulistya Eviningrum, Hartiwiningsih, dan Mohamad Jamin, 2019, Developing Human Rights-Based Legal Protection Model on Victims of Child Trafficking in Indonesia, Advances in Social Science, Education and Humanities Research, vol.358, hal 80-83.
Undang-Undang No 25 Tahun 2002 Tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Charter of Fundamental Rights of the European Union, EN C 364/18 Official Journal of the European Communities Article 41.
Law No. 25 of 2002 concerning the 2000-2004 National Development Program.
Law of the Republic of Indonesia Number 12 of 2011 concerning the Establishment of Legislation.
Charter of Fundamental Rights of the European Union, EN C 364/18 Official Journal of the European Communities Article 41.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Buku Saku Reformasi Birokrasi, https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/d0700-buku-rb.pdf, accessed on February 2, 2022.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Reformasi Birokrasi Makna dan Tujuan, https://www.menpan.go.id/site/reformasi-birokrasi/makna-dan-tujuan1, accessed on February 2, 2022.
Ombudsman, Reformasi Birokrasi Reformasi Pelayanan Publik, https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--reformasi-birokrasi-reformasi-pelayanan-publik, accessed on February 2, 2022.
United National International Law Portal, Undroit, Http://Www.Worldbank.Org/Unidroit, accessed on 27 January 2022.
Wikipedia Indonesia, Ensiklopedi Bebas Berbahasa Indonesia, Http://Id.Wikipedia.Org, accessed on January 28, 2022.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Media Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright articles published in Media Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum is the author's right without limitation.