Arahan Kesesuaian Lahan Kering Untuk Pengembangan Tanaman Porang Di Kabupaten Bima
DOI:
https://doi.org/10.31764/jpe.v6i2.4920Keywords:
Kesesuaian Lahan, Lahan Kering, Pemetaan Lahan, Porang, BimaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kelas kesesuaian lahan dalam pengembangan komoditi baru pertanian yang sedang menjadi primadona dan peluang usaha, dan tidak kalah penting mendukung program konservasi lahan hutan, yaitu umbi porang (Amarphopallus ancophillus) di Kabupaten Bima. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi dan rekomendasi kebijakan terkait kesesuaian lahan serta dapat dijadikan dasar pengembangan budidaya porang (Amarphopallus ancophillus) pada lahan kering. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Bima. Metode penelitian yang digunakan yaitu  metode survei dan metode pengumpulan data sekunder berupa peta dan data spasial dari instansi yang terkait. Pengelompokan kelas kesesuaian lahan pada setiap unit lahan menggunakan sistim overlay atau tumpang tepat dengan berpedoman pada kriteria kesesuaian lahan tanaman porang (Amarphopallus ancophillus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan kering cukup sesuai (S2) adalah 3.487 ha; kelas kesesuaian lahan kering sesuai marginal (S3) adalah 16.683 ha; dan tidak sesuai (N) adalah 469 ha. Dengan demikian, potensi lahan kering untuk pengembangan tanaman porang (Amarphopallus ancophillus) di Kabupaten Bima sangat besar yaitu 20.170 ha atau 98,43 % dari total keseluruhan lahan kering di Kabupaten Bima.
This research is aimed at mapping class suitability of land for Bulbs Porang (Amorphopallus ancophillus) as a new agricultural commodity to develop, which rises in demand, becomes potential commodity and moreover, supports land conservation program in Regency of Bima. This research is beneficial as information and policy recommendation relate to land suitability. This research conducted as survey method and secondary data collection method such as map and spatial data of related institutions. Class grouping of land suitability for each land unit used overlay system based on land suitability criteria of Bulbs Porang (Amarphopallus ancophillus). Research result showed that the class suitability of dry land was quite suitable (S2), approximately 3.487 ha; class suitability of dry land as marginal (S3) was 16.683 ha; and non-suitable result was 469 ha. Thus, dry land result was very big to cover 20.170 ha or 98.43 % of total dry land in the Regency of Bima.
References
Arsyad, S., 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
Balai Besar Litbang Sumber Daya lahan Pertanian, 2016. Album Peta Tanah Semi detail . Bogor
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2016. Petunjuk Teknis Kriteria Penentuan Kelas Kesesuain Lahan Untuk Tanaman Umbi Porang Jakarta
Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Kabupaten Bima, 2019. Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Komoditi Unggulan Kabupaten Bima. Bima
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima, 2019. Bima Dalam Angka 2019. Bima
Eka A.V., 2017. Pemetaan Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pangan Di Kecamatan Soyo Jaya Kabupaten Morowali Utara. Jurnal. Program Studi Agroteknologi. Universitas Tadulako Palu
Kementerian Pertanian, 2016. Petunjuk teknis Kelas Kesesuaian Lahan Berdasarkan Kualitas dan Karakteristik Lahan. Jakarta
Susetyo, B., Widiatmaka., Hadi S., Arifin., Machfud., Nurhayati, H.S., 2014, Analisis Spasial Kemampuan Dan Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Model Perumusan Kebijakan Manajemen Lanskap Di Sempadan Ciliwung, Kota Bogor., Majalah Ilmiah Globë, 16 No. 1 Juni 2014: 51-58
Sitorus R.S.P., 2004.Evaluasi Sumberdaya Lahan.Tarsito. Bandung
Wirosoedarmo, R., Sutanhaji, AT., Kurniati, E., dan Wijayanti, R., 2011 Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung Menggunakan Metode Analisis Spasial, Jurnal Agritech, Vol. 31, No. 1. Jakarta