MITGASI BENCANA GEMPA BUMI MELALUI SOSIALISASI ZONASI GEMPA DAN PELATIHAN PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN MUTU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGOPTIMALKAN POTENSI BAHAN LOKAL
DOI:
https://doi.org/10.31764/sjpu.v2i1.1716Keywords:
Rumah, Tahan Gempa, Tenaga Pendamping, Home, Earthquake Resistant, Supporting StaffAbstract
Akibat Gempa yang terjadi selama sebulan penuh di tahun 2018 Pemerintah Kanupaten Lombok Barat mengklaim mengalami kerugian material dan immaterial yang sangat besar. Berdasarkan data dari pemerintah Kabupaten Lombok Barat, lebih dari 57.000 rumah warga terdampak gempa, kondisinya sebagian besar rusak parah. Pembangunan rumah warga korban gempa di Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat ditargetkan selesai pada akhir 2019. Banyaknya bangunan rumah yang langsung roboh karena gempa itu disebabkan oleh tidak adanya konstruksi besi pada bangunan rumah warga.Pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG), mengajarkan kepada masyarakat untuk memperhatikan konstruksi bangunan yang dapat memberikan keamanan bagi penghuninya. RTG bukan rumah yang tidak dapat roboh saat terjadi gempa, namun mampu memberikan perlindungan sementara dan waktu yang cukup bagi penghuninya untuk menyelamatkan diri saat gempa terjadi.Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Lombok Barat terus berupaya untuk mempercepat pembangunan RTG. Namun, sehubungan dengan itu, Pemda masih menemui kendala diantaranya kurangnya tenaga pendamping dalam pembangunan RTG tersebut.Oleh karena itu, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat ini bekerjasama dengan Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi NTB sebagai Mitra, bersama-sama melaksanakan pelatihan tenaga pendamping pembangunan Rumah Tahan Gempa sebagai sarana transfer ilmu dari civitas Akademika kepada tenaga ahli pendamping, agar pelaksanaan pembangunan rumah tahan gempa benar-benar sesuai dengan tujuan dan harapan bersama.
Â
Abstract:Â As a result of the earthquake that occurred for a full month in 2018 the West Lombok Regency Government claimed huge material and immaterial losses. Based on data from the West Lombok Regency government, more than 57,000 residents' houses were affected by the earthquake, most of which were severely damaged. The construction of houses for earthquake victims in West Lombok, West Nusa Tenggara Province is targeted to be completed by the end of 2019. The large number of houses that collapsed immediately due to the earthquake was caused by the absence of iron construction on the houses of the residents. Earthquake Resistant Houses (RTG), teaches the community to pay attention to the construction of buildings that can provide security for its inhabitants. RTG is not a house that cannot collapse during an earthquake, but is able to provide temporary protection and sufficient time for its inhabitants to save themselves when an earthquake occurs. Therefore, the government of West Lombok Regency continues to strive to accelerate RTG development. However, in connection with that, the Regional Government is still facing obstacles including the lack of assistants in the construction of the RTG. Therefore, the Community Service Team is in collaboration with the Department of Housing and Settlements of the NTB Province as a Partner, jointly carrying out training of assistants in the construction of Earthquake Resistant Houses as a means of transferring knowledge from the Academic community to accompanying experts, so that the implementation of earthquake resistant housing construction is truly in accordance with the shared goals and expectations
References
Ashar Saputra, 2019, Rumah Instan Struktur Baja / Risba, Yogyakarta.
SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung