EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MAROS SULAWESI SELATAN
DOI:
https://doi.org/10.31764/agrotek.v7i1.2352Keywords:
Kemampuan lahan, Arahan, penggunaan lahan, DAS MarosAbstract
Ketidak-sesuian fungsi kawasan adalah masalah krusial di DAS Maros. Perubahan penggunaan lahan hutan menjadi lahan kering untuk budidaya pertanian tanpa memerhatikan kaidah konservasi tanah dan air telah menyebabkan terjadinya degradasi lahan. Usaha pengelolaan DAS Maros dapat dilakukan dengan memadukan antara kepentingan konservasi lahan dan air dengan peningkatan produksi pertanian. Langkah awalnya adalah dengan mengevaluasi kemampuan lahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelas kemampuan lahan di wilayah DAS Maros dan merumuskan arahan penggunaan lahannya. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan analisis contoh tanah. Survei dan pengambilan contoh tanah dilakukan di setiap satuan lahan yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama, dengan terlebih dahulu membuat peta satuan lahan. Peta tersebut dihasilkan dari peta sistem lahan yang bersumber dari RePprot skala 1:250.000 dengan empat karakteristik fisik lahan yaitu lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, dan geologi. Faktor pembatas di setiap satuan lahan adalah sebagai dasar dalam menglasifikasi. Penulisan nama kelas kemampuan lahan dimulai dari tingkat ordo sampai sub-kelas sebagai penunjuk jenis pembatasnya. Hasil analisis data menunjukkan terdapat 11 kelas kemampuan lahan, yaitu : IIw, IIws, IIIe, IIIes, IIIews, IIIw, IVe, IVes, IVews, VIews, dan VIIes; dan terdapat 4,9% penggunaan lahan eksisting yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya. Penggunaan lahan yang tidak sesuai itu perlu dipulihkan dengan merumuskan arahan pengembangan penggunaan lahannya.
References
Halim F., 2014. Pengaruh Hubungan Tata Guna Lahan dengan Debit Banjir Pada Daerah Aliran Sungai Malalayang. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(1), 45-54.
Sinukaban N., 2007. Peranan Konservasi Tanah dan Air dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Dalam Fahmudin Agus et al (2007). Bunga Rampai Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Pengurus Pusat Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia 2004-2007.
Asir L., 2007. Analisis Pola Penggunaan Lahan DAS Tanralili. Balai Penelitian Manado. Manado.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Maros, 2013.
Alda P., 2013. Analisis Penggunaan Lahan pada Status Kawasan Hutan Di Kabupaten Maros. Skripsi jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar.
Panhalkar S., 2011. Land Capability Classification for Intergrated Watershed Development By Applying Remote Sensing And GIS Techniques. ARPN. Journal Of Agricultural dan Biological Science, 6 (4), 46-55.
Yalew D. and Yilak T., 2014. A GIS based Land Capability Classification of Guang Watershed, Highlands of Ethiopia. Journal of Environment and Earth Science, 4(22), 161-165.
Sitorus RPS., 2010. Land Capability Classification For Land Evaluation: Review. Jurnal Of Agricultured Land Resource, 4(2), 69-78.
Arsyad S., 2010. Konservasi Tanah dan Air. (edisi kedua). Bogor: Serial Pustaka IPB Press.
Rosmarkam, A., dan Yuwono, N. W., 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Meyer LD. (1981). Modelling Conservation Practices. p. 31_ 44. In Soil Conservation: Problem and Prospects Ed: RPC. Morgan, A Wiley Interscience Publivation.
Maryati S. 2012. Land Capability Evaluation of Reclamation Areain Indonesia Coal Mining Using LCLP Software. Procedia Earth and Planetary Science, 6, 465 _ 473.
Soekotjo, 2009. Teknik Silvikutur Intensif. Makalah pada malam orasi penerima anugerah Hamengku Buwono IX Dies Natalis ke-60 Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 19 Desember 2009.
Suhartati. 2007. Kajian Karakteristik Tanah pada Tegakan Jenis Tanaman Cepat Tumbuh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor, Info Hutan Vol IV Nomor 4.
Nezami MT., 2013. Effect of land use types and
slope on soil Erodibility factor in Alborz
province, Iran. International Research Journal
of Applied and Basic Sciences, 4(1), 25-30.
Wischmeier WH and Mannering JV., 1969.
Relation of soil properties to is Erodibility.
Soil Science of American Proceding, 33, 131 _
Mayrowani H.,Sumaryanto, N. Ilham, S. Friyanto, Ashari, dan D.H Azahari., 2010. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Pertanian pada Ekosistem Lahan Kering. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
Ping LY, Sung CTB, Joo GK and Moradi A., 2012.
Effects of Four Soil Conservation Methods on
Soil Aggregate Stability. Malaysian Journal of
Soil Science, 16, 43-56.
Junaidi, E. 2013. Peranan Penerapan Agroforestri Terhadap Hasil Air Daerah Aliran Sungai Cisadane. Jurnal Agroforestry Vol. 1 No. 1 Hal 41-53.
Harijanto M., Sinukaban N., Tarigan S.D., 2015. Evaluasi Kemampuan Lahan untuk Arahan Penggunaan Lahan di DAS Lawo Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 Hal 1-11. Makassar.
Murtilaksono, K., E.S. Sutarta, H.H. Siregar, W.
Darmosarkoro, dan Y. Hidayat., 2008.
Penerapan Teknik Konservasi Tanah dan Air
dalam Upaya Penekanan Aliran Permukaan
dan Erosi di Kebun Kelapa Sawit. Prosiding
Seminar dan Kongres Nasional MKTI VI, 17-18
Desember 2007, Cisarua Bogor: 165-171.
Noordwijk M., Agus F, Suprayogo, Hairiah K, Pasya G, Verbist, dan Farida., 2004. Peranan Agroforestri dalam mempertahankan Fungsi Hidrologi DAS. Jurnal Agrivita Vol. 26 No. 1 Hal 1-8.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in Jurnal Agrotek Ummatagree to the following terms:- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).