Persfektif Kebinekaan dalam Masyarakat Adat Sasak
Keywords:
Diversity, sasak indegineous peopleAbstract
Abstrak: Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa JawaKuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satuâ€. Penelitian ini bertujuan untuk bagaimana melihat keharmonisan masyarakat sasak di tengah perbedaan agama, suku, dan ras serta memahami apa arti kebhinekaan dalam masyarakat sasak. Penelitian ini menggunakan metode Sysematic Literature Review (SLR). Hasil dari penelitian ini yaitu: Keanekaragaman suku, budaya,ras, dan agama yang ada di pulau lombok lebih khusus bagi masyarakat sasak bahwa indahnya perbedaan itu dapat kita lihat atau nikmati di suku sasak sehingga dapat kita jadikan pelajaran ataupun pandangan dalam kita bermasyarakat ataupun bernegara.
Abstract: Bhinneka Tunggal Ika is the motto or motto of Indonesia. This phrase comes from Old Javanese and is often translated with the sentence "Different but still one". This research aims to see the harmony of the Sasak people in the midst of differences in religion, ethnicity and race and to understand what diversity means in the Sasak people. This study uses the Sysematic Literature Review (SLR) method. The results of this study are: The diversity of tribes, cultures, races and religions on the island of Lombok is more specific for the Sasak people that we can see or enjoy the beauty of the differences in the Sasak tribe so that we can make lessons or views in our society or state.
References
Zuhdi, M. H. (2018). Kearifan Lokal Suku Sasak Sebagai Model Pengelolaan Konflik Di Masyarakat Lombok. Mabasan, 12(1), 64–85. https://doi.org/10.26499/mab.v12i1.34
Nurany, A. L. D., Hidayati, L. N., Zulaika, R., Hanindraswari, A. D. M., & Akbar, M. N. (2022). Merajut Kebhinekaan Dalam Pendidikan Beragama Di Tengah Bangsa Pluralitas. T S A Q O F A H Jurnal Penelitian Guru Indonesia, 2(2), 251–265.
Salim, M. (2017). Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Perwujudan Ikatan Adat-Adat Masyarakat Adat Nusantara. Al Daulah : Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan, 6(1), 65–74. https://doi.org/10.24252/ad.v6i1.4866
Akhmad, R., & Maryani, E. (2020). Implementasi Pembelajaran Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Upaya Mitigasi Bencana Sosial Konflik Antar Etnis di NTB. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu Dan Pendidikan Geografi, 4(1), 32–43. https://doi.org/10.29408/geodika.v4i1.1938
Ardika Yasa, I. M. (2020). Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Budaya Tarung Presean Di Lombok Barat (Perspektif Agama Hindu). Jurnal Penelitian Agama Hindu, 4(1), 34. https://doi.org/10.25078/jpah.v4i1.1334
Bambang, E. P. (2018). Manusia Sebagai Subjek Dalam Pendidikan Kebhinekaan. Jurnal Edukasi, 5(1), 32. https://doi.org/10.19184/jukasi.v5i1.8015
Bustami Saladin. (2011). Wetu Telu, Suatu Bentuk Keberagaman: Pendidikan Pembebasan Berbudaya Masyarakat Lombok. KARSA: Vol.IX No.1 April.
Hamsun, M. Y., & Aminulloh, A. (2017). Tradisi Kawin Culik Masyarakat Suku Sasak Di Lombok Tengah Dalam Perspektif Komunikasi Budaya. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, 6(3), 89.
Hazani, D. C. (2019). Heterogen Di Kota Mataram. 1, 368–390.
Jayadi, S. (2018). Rasionalisasi Tindakan Sosial Masyarakat Suku Sasak Terhadap Tradisi Perang Topat (Studi Kasus Masyarakat Islam Sasak Lombok Barat). Jurnal Sosiologi Agama, 11(1), 13. https://doi.org/10.14421/jsa.2017.1101-02
Ningsih, I. N., & Indriyati, R. (2020). Implementasi Multikulturalisme Antara Masyarakat Hindu Dengan Masyarakat Islam Dalam Tradisi Perang Topat(Studi Kasus Di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat). Jurnal Kewarganegaraan, 4(2), 82–89. https://doi.org/10.31316/jk.v4i2.1172
Nurany, A. L. D., Hidayati, L. N., Zulaika, R., Hanindraswari, A. D. M., & Akbar, M. N. (2022). Merajut Kebhinekaan Dalam Pendidikan Beragama Di Tengah Bangsa Pluralitas. T S A Q O F A H Jurnal Penelitian Guru Indonesia, 2(2), 251–265.
Pulthinka Nur Hanip, S., Rachmy Diana, R., Kalijaga, S., & Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, P. (2022). Keharmonisan Beragama Berbasis Adat Tapsila: Studi Pada Masyarakat Sasak Islam Dan Buddha Di Lombok Religious Harmony Based on Tapsila Traditions: Study on Sasak Islam and Buddhist Communities in Lombok. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 24(2), 171–185. https://doi.org/10.55981/jmb.1528
Rambe, T. (2017). Membingkai kebhinekaan dan keaulatan dalam berbangsa dan bernegara dari sudut pandang sosial politik nasional. Jurnal Generasi Kampus, 10(2), 211–233. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gk/article/download/8970/7822
Rejeki, S., & Hermawati, H. (2020). Prosesi Adat Merarik Masyarakat Bangsawan dengan Masyarakat Biasa di Desa Sengkerang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 8(2), 91. https://doi.org/10.31764/civicus.v8i2.2900
Saddam, S., Mubin, I., & SW, D. E. M. (2020). Perbandingan Sistem Sosial Budaya Indonesia Dari Masyarakat Majemuk Ke Masyarakat Multikultural. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(2), 136–145. https://doi.org/10.31764/historis.v5i2.3424
Sakban, A., & Hafsah. (2018). Multicultural & Keberagaman Sosial. November 2019, 165. https://www.researchgate.net/publication/345325290
Salim, M. (2017). Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Perwujudan Ikatan Adat-Adat Masyarakat Adat Nusantara. Al Daulah : Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan, 6(1), 65–74. https://doi.org/10.24252/ad.v6i1.4866
Suadnya, I. W., & Paramita, E. P. (2018). Ritual Perang Topat Sebagai Strategi Komunikasi Dalam Menjaga Kebhinekaan : Lessons Learnt dari Tradisi Suku Sasak dan Bali Di Pulau Lombok. JCommsci - Journal Of Media and Communication Science, 1(1). https://doi.org/10.29303/jcommsci.v1i1.6
Zuhdi, M. H. (2018). Kearifan Lokal Suku Sasak Sebagai Model Pengelolaan Konflik Di Masyarakat Lombok. Mabasan, 12(1), 64–85. https://doi.org/10.26499/mab.v12i1.34