PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS PEMETAAN LAHAN KRITIS DI KECAMATAN BELINYU KABUPATEN BANGKA
DOI:
https://doi.org/10.31764/geography.v11i1.13914Keywords:
Remote Sensing, Geographic Information System, Critical LandAbstract
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memetakan persebaran wilayah lahan kritis secara spasial, dan mengkaji parameter fisik yang mempengaruhi lahan kritis dengan memanfaatkan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Forest Canopy Density. Data penginderaan jauh yang digunakan, yaitu citra sentinel-2A. Pengolahan dan analisis data menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan cara pembobotan (scoring) dan overlay sehingga menghasilkan sebaran wilayah lahan kritis. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini meliputi parameter tutupan lahan (kerapatan tajuk), erosi, kemiringan lereng, dan manajemen lahan. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh wilayah Kecamatan Belinyu didominasi klasifikasi lahan agak kritis dengan luas sebesar 26808.931 Ha. Adapun klasifikasi lahan kritis yang terdapat di Kecamatan Belinyu terdiri dari lahan yang terkategori tidak kritis seluas 3325.71 Ha, potensial kritis seluas 21945.27 Ha, agak kritis seluas 26808.931 Ha, klasifikasi lahan kritis seluas 1617.08 Ha, dan klasifikasi lahan sangat kritis seluas 30.22 Ha di Kecamatan Belinyu. Wilayah dengan tingkat lahan kritis dan sangat kritis paling tinggi berlokasi di Desa Riding Panjang dengan luas lahan kritis dan sangat kritis sebesar 561.78 Ha dan 20.29 Ha. Hasil analisis peta lahan kritis di Kecamatan Belinyu diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak sebagai arah prioritas rehabilitasi lahan kritis.
Â
Â
Abstract: This study aims to map the spatial distribution of critical land areas and examine the physical parameters that affect critical land by utilizing Remote Sensing and Geographic Information Systems. The method used in this research is method Forest Canopy Density. The remote sensing data used is sentinel-2A imagery. Processing and analysis of data using Geographic Information System (GIS) by way of weighting(scoring) andoverlay thus producing a distribution of critical land areas. The parameters used in this study include land cover parameters (canopy density), erosion, slope, and land management. Based on the analysis results obtained, the Belinyu District area is dominated by the classification of rather critical land with an area of 26,808,931 Ha. The classification of critical land in Belinyu District consists of 3325.71 Ha of non-critical land, 21945.27 Ha of potential critical, 26808.931 Ha of moderately critical, 1617.08 Ha of critical land classification, and 30.22 Ha of very critical land classification in Belinyu District. Areas with the highest levels of critical and very critical land are located in Riding Panjang Village with critical and very critical land areas of 561.78 Ha and 20.29 Ha. The results of the analysis of critical land maps in Belinyu District are expected to provide recommendations to various parties as a priority direction for rehabilitation of critical lands.
Â
References
Agustarini, R., Heryati, Y., Adalina, Y., Adinugroho, W. C., Yuniati, D., Fambayun, R. A., Sabastian, G. E., et al. (2022). The Development of Indigofera spp. as a Source of Natural Dyes to Increase Community Incomes on Timor Island, Indonesia. Economies, 10(2), 49.
Anonim. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan.
Badan Pusat Statistik. (2022). Kabupaten Bangka Dalam Angka 2022.
Breitfeld, H. T., Hennig-Breitfeld, J., BouDagherFadel, M. K., Hall, R. dan Galin, T. (2020). Oligocene-Miocene drainage evolution of NW Borneo: Stratigraphy, sedimentology and provenance of Tatau-Nyalau province sediments. Journal of Asian Earth Sciences, 195, hal. 104331. doi: 10.1016/j.jseaes.2020.104331.
Departemen Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P. 32/MenhutII/2009 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi hutan dan lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS). Jakarta (ID) : Dephut.
Irzon, R. (2017). Geochemistry of late triassic weak peraluminous A-type Karimun Granite, Karimun Regency, Riau Islands Province. Indonesian Journal on Geoscience, 4(1), hal. 21–37. doi: 10.17014/ijog.4.1.21-37.
Irzon, R., Sendjadja, P., Kurnia, Imtihanah dan Soebandrio, J. (2014). Kandungan rare earth elements dalam tailing tambang timah di Pulau Singkep. Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, 15(3), hal. 143–151.
Kubangun SH. (2015). Model Spasial Bahaya Lahan Kritis di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi [tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Mahar, D, T, P., Somantri, L., Setiawan, I., & Sugandi, D. 2022. Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Kemiskinan Di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. GEOGRAPHY: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 10(2), 124-137.
Nurdin, I., Lihawa, F., & Koem, S. (2022). Pemetaan Lahan Kritis Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Sumalata Provinsi Gorontalo. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi, 6(2), 232-243. Doi: 10.29408/geodika.v6i2.6531.
Nurtjahya, E., Agustina, F., & Putri, W. A. E. (2008). NERACA EKOLOGI PENAMBANGAN TIMAH DI PULAU BANGKA Studi Kasus Pengalihan Fungsi Lahan di Ekosistem Darat. Berkala Penelitian Hayati. https://doi.org/10.23869/bphjbr.14.1.20085
Oktaviani, R, A., Nugraha, L, A., & Firdaus, S, H. (2017). Analisis Penentuan Lahan Kritis Dengan Metode Fuzzy Logic Berbasis Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kabupaten Semarang). Jurnal Geodesi UNDIP, 6(4), 332-341.
Peraturan Direktur Jendral Bina Pengelolaan Daerah Sungai dan Perhutanan Sosial Nomor : P.4/V-SET/2013.(2013). Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis. Jakarta
Prahasta, Eddy. 2004. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Bandung: Informatika.
Ramayanti, A, L., Yuwono, D, B., & Awwaluddin, M. (2015). Pemetaan Tingkat Lahan Kritis Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus: Kabupaten Blora). Jurnal Geodesi UNDIP, 4(2). 200-207.
Renyut, L. R., Veronica A. Kumurur, dan Karongkong, H. H. (2018). Identifikasi Dan Pemetaan Lahan Kritis Dengan Menggunakan Teknologi Sistem Infomasi Geografis (Studi Kasus Kota Bitung). Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 5(1), 92–104.
Suwargana, N. (2013). Resolusi Spasial, Temporal dan Spektral pada Citra Satelit Landsat, Spot dan Ikonos. Jurnal Ilmiah Widya, 1(1), 167-174.
Wicaksono, H. M. H. dan Handayani, E. (2021). Karakterisasi mineralogi mineral berbasis CuFe-S dengan SEM EDS di daerah Kelapa Kampit, Pulau Belitung. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 17(1), hal. 27–38. doi: 10.30556/jtmb.
Widyatmanti, W., Murti, H, S., & Syam, D, P. (2018). Pemetaan Lahan Kritis Untuk Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Pengabdian Dan Pengembangan Masyarakat, 1(1), 25-36.
Downloads
Published
Issue
Section
License
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright articles published in GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan is the author's right without limitation.