New Era and Islam (Ketegangan Islam Terhadap Makna Realitas)
DOI:
https://doi.org/10.31764/jail.v3i2.2536Keywords:
Era Baru, Islam, Makna Realitas, New Era, Reality, Corona, Covid-19Abstract
Abstrak:
Tujuan dari tulisan ini adalah membahas tentang gerakan-gerakan yang dilakukan dan dalam merespon perkembangan dan kemajuan kebudayaan barat dalam bidang ilmu pengetahuan ataupun sains. Intelektual muslim dalam menanggapi hal tersebut dianggap sebagai zaman yang absurd dan menimbulkan semacam perlawanan terhadap realitas kehidupan ini.Permasalahan ini berawal dari konsep nation-state (Negara-bangsa) yang menilai dan mengancam nilai-nilai eksistensi dari agama dan muncul gerakan separatis dan pengklaiman bahwa konsep khilafah adalah salah satu jalan atau metode untuk mengembalikan kejayaan islam. Saat ini, intelektual muslim semangat dalam memahami realitas namun tidak bisa menyesuaikan diri karena doktrin-dokrin dalam agama, maka diperlukan semacam desain untuk memahaminya yaitu islam bukan hanya tentang halal dan haram dan membutuhkan pembongkaran terhadap pemahaman-pemahaman para ahli Fiqh. Oleh karenanya fokus tulisan ini melihat Islam dalam sejarah dan memaparkan Islam yang stagnan terhadap modernitas dan tidak bisa menyesuaikan dirinya dengan peradaban ketika dibenturkan sama doktrin dalam agama yaitu masalah keyakinan (beliefs) serta menjelaskan keragaman dalam islam. tulisan ini mengkaji dan membahas islam dengan pendekatan antropologi sebagai metode untuk melakukan analisis. Hasil dari tulisan ini adalah umat muslim secara realita belum mampu hidup berdampingan dengan modernitas yang menampilkan semacam kesex-an dan life style.
Â
Abstract:
The purpose of this paper is to discuss the movements carried out and in response to the development and progress of western culture in the fields of science or science. Muslim intellectuals in responding to this are considered as an absurd era and cause a kind of resistance to the reality of this life. This problem starts from the concept of nation-state (nation-state) which assesses and threatens the values of existence of religion and separatist movements and claims appear the concept of khilafah is one way or method to restore the glory of Islam. At present, Muslim intellectuals are enthusiastic in understanding reality but cannot adapt themselves because of doctrines in religion, so a design is needed to understand it, which Islam is not only about halal and haram and requires demolition of the Fiqh experts' understanding. Therefore the focus of this paper is to look at Islam in history and expose Islam that is stagnant with modernity and cannot adapt itself to civilization when it is clashed with doctrines in religion, namely the problem of beliefs and explains the diversity in Islam. This paper examines and discusses Islam with an anthropological approach as a method for conducting analysis. The result of this paper is that Muslims have not been able to live side by side with modernity that displays a kind of sex and life style.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.