Artikulasi Hasrat Berpasangan Dengan Laki-Laki Kulit Putih Di Kalangan Perempuan Indonesia Pembacaan Poskolonial pada Weblog Desisachiko.com
DOI:
https://doi.org/10.31764/jail.v3i2.2537Keywords:
Artikulasi, Gender, Kolonial, Poskolonial, Ras, Articulation, Colonial, Post-colonial, Race, Corona, Covid-19Abstract
Abstrak:
Â
Dewisachiko.com merupakan weblog yang ditulis oleh perempuan Indonesia (Desi) yang berpasangan dengan laki-laki kulit putih (Perancis). Weblog ini memuat berbagai artikel terkait dengan relasi gender beda ras. Mulai dari tips sampai dengan pengalaman berpasangan dengan laki-laki kulit putih. Weblog ini kemudian menjadi ruang dialogis bagi perempuan Indonesia yang punya minat dan pengalaman serupa terhadap relasi gender beda ras tersebut. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana artikulasi hasrat perempuan Indonesia menjadikan laki-laki kulit putih pasangan ideal pada weblog Dewisahiko.com. Selain itu penelitian ini juga mengkaji tentang bagaimana stereotipisasi yang dialami oleh perempuan Indonesia berpasangan dengan laki-laki kulit putih dalam weblog Dewisachiko.com. Penelitian ini menggunakan perspektif poskolonial untuk melihat bagaimana continuing effect kolonialisme pada masyarakat bekas jajahan dalam mendudukkan dan memandang fenomena pasangan antar ras.
Hasil penelitian ini menunjukkan retorika hierarki ras yang diproduksi oleh kolonial Eropa pada masa lampau masih belum sepenuhnya hilang dari pikiran masyarakat bekas terjajah. Mentalitas dan cara berpikir yang mengagung-agungkan superioritas Barat terhadap Timur masih berlangsung. Bentuk kekaguman terhadap superioritas Barat dalam penelitian ini adalah ketika menjadikan laki-laki Barat sebagai tolak ukur pasangan yang ideal di kalangan sebagian perempuan Indonesia. Laki-laki kulit putih dipersepsikan sebagai satu entitas tunggal yang seragam dan dilengkapi dengan atribut kultural serba superior yang melekat dalam dirinya. Laki-laki Barat distereotipkan berpikiran terbuka, lebih menghargai perempuan, tidak membeda-bedakan perempuan berdasarkan fisik, cerdas, dan berbagai atribut lainnya yang menjadikan mereka pasangan ideal bagi sebagian perempuan Indonesia.
                                 Â
Abstract:
Dewisachiko.com is a weblog written by an Indonesian woman named Desi who has relationship with a white french man. This weblog contains various articles related to the relation of different-race gender. Starting fro the tips and the experiences in a relationship with a white man. Then, this weblog becomes a dialogical space for indonesian women who have interest and similar experience toward the gender relation of different races. This research studied how the articulation of women’s desire in Indonesia in making a white man as an ideal partner contained in weblog Dewisahiko.com. Besides, this research aimed to study the steoreotypes of women who have relationship with white man in the weblog Dewisachiko.com. this research used post-colonial perspective to see how the continuing effect of colonialism in the society of ex-colony in seeing the phenomenon.
The finding showed the rhetoric of race hierarchy produced by european colonial in the past which still can be found in the people of ex-colony. The mentality and the perspective which exalted the superiority of west to the east in this research still occur. The kind of admiration towards the superiority of the west in this research was showed when the western white men became an ideal criterion for Indonesian woman. A western white man was considered as the single entity completed with the most superior cultural attribute. A western white man was seen as the open-minded person, more appreciated woman, did not differentiate women based on physical appearance, intelligence, and other attributes which made them becoming ideal partner for some Indonesian womenDownloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.