PENERAPAN MODEL DIGITAL MICROVOLUNTEER BAGI PENYANDANG TUNANETRA DI KOTA MEDAN

Authors

  • Muhammad Rioaldo Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Zayyan Ramadhanti Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Aini Tasya Nadria Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Indah Adelia Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Sahran Saputra Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.31764/jmm.v6i6.11472

Keywords:

blind people, microvolunteer, application.

Abstract

Abstrak: Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, penyandang tunanetra biasanya didampingi oleh seseorang relawan yang membantu mereka untuk melakukan hal penting dalam hidupnya, seperti menemukan barang hilang atau terjatuh, menjelaskan gambaran, membaca label, hingga mengetahui tanggal kadaluarsa produk makanan, dan sebagainya. Sementara itu para pendamping mereka tidak selalu berada di samping mereka selama 24 jam karena memiliki kesibukan yang lain. Oleh karena itu penting untuk menerapkan model digital microvolunteer yang bertujuan untuk memediasi penyandang tunanetra dengan relawan untuk membantu aktifitas kesehariannya. Kegiatan ini dilaksanakan melalui metode partisipatif, pelatihan penggunaan aplikasi, dan praktik langsung, dengan melibatkan beberapa 12 orang mitra yang berasal dari pengurus organisasi mitra. Hal teknis yang dapat dipahami oleh mitra program antara lain; pemanfaatan aplikasi Mata Kita, dengan pemahaman sebesar 88% dibanding sebelum pelatihan Peserta pelatihan telah mengikuti rangkaian kegiatan sampai tahap praktik implementasi pembelajaran.

Abstract: In carrying out their daily activities, blind people are usually accompanied by a volunteer who helps them to do important things in life, such as finding lost or dropped items, explaining descriptions, reading labels, finding out the expiration date of food products, and so on. Meanwhile, their chaperones are not always by their side 24 hours a day because they have other activities. Therefore it is important to implement a digital microvolunteer model which aims to mediate blind people with volunteers to help with their daily activities. This activity was carried out through participatory methods, application use training, and hands-on practice, involving some 12 partners from the management of partner organizations. Technical matters that can be understood by program partners include; utilization of the Mata Kita application, with an understanding of 88% compared to before the training. The training participants have participated in a series of activities up to the practical implementation stage of learning.

 

Author Biographies

Muhammad Rioaldo, Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Zayyan Ramadhanti, Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Aini Tasya Nadria, Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Indah Adelia, Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Sahran Saputra, Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

References

Akter, T., Dosono, B., Ahmed, T., Kapadia, A., & Semaan, B. (2020). “ I am uncomfortable sharing what I can’t seeâ€: Privacy Concerns of the Visually Impaired with Camera Based Assistive Applications. 29th USENIX Security Symposium (USENIX Security 20), 1929–1948.

Aulia, F. D., & Apsari, N. C. (2020). Peran Pekerja Sosial Dalam Pembentukan Kemandirian Activity of Daily Living Penyandang Disabilitas Netra. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2), 377. https://doi.org/10.24198/jppm.v7i2.28425

Awwad, M. (2015). Urgensi layanan bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus. Al-Tazkiah: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 4(1), 46–64.

Bahua, M. I. (2015). Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Indonesia. Ideas Publishing.

Brady, E., & Bigham, J. P. (2015). Social microvolunteering: quick, free answers to visual questions from blind people. University of Rochester Rochester, NY.

Brebahama, A., Triman, A., & Kumalasari, D. (2020). Pelatihan penanganan anak berkebutuhan khusus bagi instruktur, konselor, dan relawan Yayasan Mitra Netra dan Persatuan Tunanetra Indonesia. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat), 4(1), 75–80.

Charina, A., et al. (2018). Faktorfaktor yang Mempengaruhi Petani dalam Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Pertanian Organik di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Penyuluhan, 14(1), 68–78.

Fitri, Y., Santy, P., & Nurbaiti, N. (2022). Pelatihan Postnatal Massage Bagi Penyandang Disability Tuna Netra Di Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Provinsi Aceh. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(4), 499–506.

Halidu, S. (2022). Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus. Penerbit P4I.

Heley, J., Yarker, S., & Jones, L. (2019). Volunteering in the bath? The rise of microvolunteering and implications for policy. Policy Studies, 1–14.

Irvan, M. (2020). Urgensi Identifikasi dan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus Usia Dini. Jurnal Ortopedagogia, 6(2), 108–112.

Justicia, L. T., Tolle, H., & Amalia, F. (2017). Rancang bangun aplikasi messaging berbasis voice interaction bagi penderita tunanetra pada sistem operasi Android. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer E-ISSN, 2548, 964X.

Mackay, S. A., White, K. M., & Obst, P. L. (2016). Sign and share: what influences our participation in online microvolunteering. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 19(4), 257–263.

Mardillah, I. E., & Irhandayaningsih, A. (2019). Kemiskinan Informasi Tunanetra Di Dewan Perwakilan Daerah Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 8(4), 106–116.

Mumpuniarti, M. P. (2014). Paradigma Pembelajaran bagi Disabilitas Kecerdasan Menghadapi Perubahan Masyarakat. Pendidikan Untuk Perubahan Masyarakat Bermartabat, 117.

Narti, S. (2017). Pemanfaatan “Whatsapp†Sebagai Media Komunikasi Dosen Dengan Mahasiswa Bimbingan Skripsi (Studi Analisis Deskriptif Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Bimbingan Skripsi Universitas Dehasen Bengkulu Tahun 2016). Professional: Jurnal Komunikasi Dan Administrasi Publik, 4(1).

Nisa, K., Mambela, S., & Badiah, L. I. (2018). Karakteristik dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Jurnal Abadimas Adi Buana, 2(1), 33–40.

Pratiwi, N. I. (2017). Penggunaan Media Video Call dalam Teknologi Komunikasi. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 1(2), 202–224.

Rosita, N. (2015). Peran Relawan Terhadap Kemandirian Difabel Di Pld Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta. Inklusi, 2(2), 203–220.

Sutariati, et al. (2018). Pengembangan Sayuran Organik pada Lahan Pekarangan untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Kota Kendari. Abdimas, 22(2), 161–166.

Yurman, F. R., Mardissa, D., & Rifâ, M. (2016). Prototipe Lampu Penyeberangan Khusus Tunanetra Menggunakan Sensor Photodioda berbasis Arduino. Autocracy: Jurnal Otomasi, Kendali, Dan Aplikasi Industri, 3(02), 109–117.

Published

2022-12-09

Issue

Section

Articles