EDUKASI PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI BERBASIS BUDAYA DI KALANGAN REMAJA

Authors

  • Ach. Sudrajad Nurismawan S2 Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya
  • Findivia Egga Fahruni S2 Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya
  • Najlatun Naqiyah S2 Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.31764/jmm.v7i1.12375

Keywords:

Education, Prevention, Early-age marriage.

Abstract

Abstrak: Budaya menjadi salah satu faktor krusial pendorong terjadinya pernikahan dini di kalangan remaja, karena itu pemberian edukasi pencegahan pernikahan dini dengan menyisipkan muatan budaya lokal menjadi agenda penting yang harus dilaksanakan pada remaja, khususnya di kabupaten Gresik yang belakangan angka perceraian dan pernikahan dininya meningkat. Tujuan utama dari kegiatan edukasi ini ialah meningkatkan pemahaman para remaja terkait bahaya dan dampak negatif dari pernikahan dini. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara luring selama sehari melalui diskusi kelompok terfokus dengan melibatkan konselor dan 29 siswa di salah satu SMA swasta Gresik. Sedangkan untuk media penyampaian edukasi menggunakan power-point dan video pendek bertema dampak negatif pernikahan dini bagi remaja. Dari hasil pre-test dan post-test, diketahui bahwa kegiatan edukasi pencegahan pernikahan dini berbasis budaya di kalangan remaja dapat meningkatkan pemahaman siswa sebesar 2,79 poin terhadap bahaya dan dampak pernikahan dini dalam perencanaan karier siswa di masa mendatang.

 

Abstract: Culture is one of the crucial factors driving the occurrence of early marriages among adolescents, therefore providing early marriage prevention education by inserting local cultural content is an important agenda that must be carried out for adolescents, especially in the Gresik district, where recently the number of divorces and early marriages has increased. The main objective of this educational activity is to increase the youth's understanding of the dangers and negative impacts of early marriage. The activities were carried out offline for a day through focus group discussions involving counselors and 29 students at one of Gresik's private high schools. Meanwhile, the media for delivering education uses power-points and short videos on the negative impact of early marriage on adolescents. From the pre-test and post-test results, it is known that culture-based early marriage prevention education activities among adolescents can increase students' understanding by 2.79 points of the dangers and impacts of early marriage in student career planning in the future.

 

 

References

Birchall, J. (2018). Early marriage, pregnancy and girl child school dropout.

Hanum, Y., & Tukiman, T. (2015). Dampak pernikahan dini terhadap kesehatan alat reproduksi wanita. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera, 13(2).

Khusna, N. A., & Nuryanto, N. (2017). Hubungan usia ibu menikah dini dengan status gizi Balita di Kabupaten Temanggung. Journal of Nutrition College, 6(1), 1–10.

Maudina, L. D. (2019). Dampak Pernikahan Dini Bagi Perempuan. Jurnal Harkat: Media Komunikasi Gender, 15(2), 89–95.

Muhith, A., Fardiansyah, A., & Saputra, M. H. (2018). Analysis of causes and impacts of early marriage on madurese sumenep East Java Indonesia. Indian Journal of Public Health Research & Development, 9(8), 1495–1499.

Nurjannah, S., & la Kahija, Y. F. (2020). Pengalaman Wanita Menikah Dini Yang Berakhir Dengan Perceraian. Jurnal Empati, 7(2), 557–565.

Octaviani, F., & Nurwati, N. (2020). Dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap Perceraian Di Indonesia. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Humanitas, 2(2), 33–52.

Perempuan, K. (2021). Perempuan dalam himpitan pandemi: Lonjakan kekerasan seksual, kekerasan siber, perkawinan anak, dan keterbatasan penanganan ditengah covid-19. Catatan Tahunan.

Pramono, S. E., Melati, I. S., & Kurniawan, E. (2019). Fenomena Pernikahan Dini Di Kota Semarang: Antara Seks Bebas Hingga Faktor Pengetahuan. Jurnal Riptek, 13(2), 107–113.

Puspasari, H. W., & Pawitaningtyas, I. (2020). Masalah Kesehatan Ibu Dan Anak Pada Pernikahan Usia Dini Di Beberapa Etnis Indonesia; Dampak Dan Pencegahannya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 23(4), 275–283.

Rahmah, M., & Anwar, Z. (2015). Psikoedukasi Tentang Risiko Perkawinan Usia Muda Untuk Menurukan Intensi Pernikahan Dini Pada Remaja. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 7(2), 158–172.

Salamah, S. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pernikahan usia dini di kecamatan pulokulon kabupaten grobogan. Universitas Negeri Semarang.

Saskara, I. A. N. (2018). Pernikahan Dini dan Budaya. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 11(1), 117–125.

Stark, L. (2018). Early marriage and cultural constructions of adulthood in two slums in Dar es Salaam. Culture, Health & Sexuality, 20(8), 888–901.

Syalis, E. R., & Nurwati, N. N. (2020). Analisis Dampak Pernikahan Dini Terhadap Psikologis Remaja. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 3(1), 29–39.

Triningtyas, D. A., & Muhayati, S. (2017). Konseling pranikah: sebuah upaya meredukasi budaya pernikahan dini di kecamatan pulung kabupaten ponorogo. JKI (Jurnal Konseling Indonesia), 3(1), 28–32.

UNICEF. (2015). Analisis Data Perkawinan Usia Anak Di Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta Indonesia.

Published

2023-02-01

Issue

Section

Articles