PENGUATAN KELOMPOK TANI MELALUI UPAYA PEMAHAMAN HAKIKAT KELOMPOK TANI

Authors

  • Fabianus Gangkur Prodi Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng
  • Astried Priscilla Cordanis Prodi Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng
  • Inosensius Harmin Jandu Prodi Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

DOI:

https://doi.org/10.31764/jmm.v7i3.14887

Keywords:

Farmers Assoiations, Simantri, Extention.

Abstract

Abstrak: Pemerintah Kabupaten Manggarai terus berupaya untuk meningkatkan posisi tawar petani melalui kelompok tani. Melalui program strategis sistem manajemen pertanian terintegrasi (SIMANTI), pemerintah Kabupaten Manggarai mendorong petani untuk membentuk kelompok tani simantri yang bergerak di bidang hortikultura sejak tahun 2017. Namun upaya pemerintah tersebut belum memberikan hasil kemandirian petani dalam mengorganisir dirinya dalam kelembagaan kelompok tani. Berdasarkan survey awal dan hasil kajian menunjukkan bahwa kualitas kelompok tani simantri di Manggarai masih rendah. Tingkat keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok masih rendah. Rendahnya tingkat partisipasi tersebut, selain disebabkan oleh tingkat pengetahuan petani yang masih rendah, tetapi juga dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik yakni sebagai persyaratan administrasi penerimaan bantuan pemerintah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dipandang perlu memberikan penyuluhan dan edukasi tentang hakikat kelompok tani sebagai lembaga yang dibentuk atas inisiatif petani sendiri sekaligus untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi intrinsik kesatuan kelompok. Penyuluhan ini juga diberikan untuk merevitalisasi karakteristik kesamaan visi dasar pembentukan kelompok tani. Penyuluhan diberikan kepada 40 orang petani di kelompok tani simantri Desa Compang Dalo dan Desa Compang Namut, di mana kedua kelompok tani tersebut merupakan kelompok tani kelas pemula. Sistem evaluasi yang digunakan adalah mengukur tingkat kehadiran dalam kegiatan kelompok tani dan pengukuran persepsi petani terkait hakikat kelompok tani. Setelah pelaksanaan penyuluhan diperoleh (a) tingkat kehadiran anggota kelompok mencapai 87,5%; (b) pengukuran persepsi petani terkait dengan pemahaman hakikat kelompok tani penting dalam peningkatan kesejahteraan petani mencapai 90%.

Abstract: Through farmer associations, the Manggarai Regency Government continues to work to increase farmers' bargaining power. Since 2017, the Manggarai Regency administration has encouraged farmers to form Simantri farmer groups involved in horticulture through the integrated agricultural management system (SIMANTRI) strategic initiative. The government's efforts to support farmers' independence in organizing themselves in farmer group institutions, however, have not been successful. The first survey and the study's findings suggest that the Simantri farmer groups in Manggarai continue to have poor quality. Members still don't participate much in group activities. In addition to being a result of the farmers' limited understanding, the low level of engagement is also driven by extrinsic motivation, specifically as a prerequisite for getting government support. As a result of these issues, it is regarded necessary to offer extention and education about the nature of farmer groups as organizations established at the initiative of farmers as well as to foster greater knowledge and intrinsic motivation of group cohesion. Additionally, this extention was provided to revive the fundamental aspects of the shared idea of establishing farmer communities. In Compang Dalo Village and Compang Namut Village, where the two farmer groups were novice class farmer groups, extention was provided to 40 farmers in the simantri farmer group. The evaluation system is designed to gauge both farmer impressions of the nature of farmer groups and the degree of participation in farmer group activities. After extention began, it was discovered that: (a) group members' attendance had increased to 87.5%; and (b) farmer opinions of the nature of significant farmer groups in enhancing farmer welfare had increased to 90%.

Author Biography

Astried Priscilla Cordanis, Prodi Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng

Dosen pada Prodi Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian dan Peternakan

References

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

A.P. Cordanis, S. dan N. T. (2019). Pengaruh Kredit Program Desa Mandiri Anggur Merah Terhadap Efisiensi Teknis Usaha Ternak Sapi Potong. Jurnal AgribiSains, 5(2), 2550–1151.

Azwar, A., Muljono, P., & Herawati, T. (2016). Persepsi dan Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Tanaman Kakao di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Penyuluhan, 12(2), 157. https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v12i2.13466

Bencana, T., Bumi, G., & Kabupaten, D. I. (2023). Pendampingan Trouma Healing Pada Masyarakat Yang gempa bumi . Hal ini disebabkan oleh dua faktor yang saling berkaitan relatif tinggi sehingga rentan terhadap bencana banjir akibat curah hujan pertanian atau perkebunan ( The National Agency for Disaster. 7(2), 1001–1014.

Gangkur, F., Anindita, R., & Toiba, H. (2020). Tomato Business Integration Conduct; Is It the Impact of Marketing Structure? (Tomato Marketing Study in Manggarai Regency, East Nusa Tenggara). Habitat, 31(3), 136–143. https://doi.org/10.21776/ub.habitat.2020.031.3.16

Indraningsih, K. S., Swastika, D. K. S., Susilowati, ri H., Syahyuti, & Askin, A. (2017). Pengembangan Model Kelembagaan Mendukung Implementasi Program.

Kementerian Pertanian, 2016. Pembinaan Kelembagaan Petani, NOMOR 67 Menteri Pertanian Republik Indonesia 31 (2016).

Manggarai, B. P. S. K. (2023). Kabupaten Manggarai Dalam Angka 2023. Nucl. Phys., 13(1), 104–116.

Maryam, S., & Balkis, S. (2021). Kecamatan Tenggarong Seberang ( Perception of Paddy Farmers on the Role of Agricultural Extension Worker and Gapoktan in Bukit Raya Village , Tenggarong Seberang Subregency ). 4(April), 9–16.

Minarsih, I., & Waluyati, L. R. (2019). Efisiensi Produksi pada Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Madiun. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 3(1), 128–137. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2019.003.01.13

Ngadha, K., Nikolaus, S., & Klau, F. (2019). Persepsi Petani Terhadap Peranan Kelompok Tani Fa Masa Dalam Usahatani Kopi Di Desa Beiwali Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Buletin Excellentia, 8(2), 175–185.

Nurjati, E., Fahmi, I., & Jahroh, S. (2018). Analisis Efisiensi Produksi Bawang Merah di Kabupaten Pati dengan Fungsi Produksi Frontier Stokastik COBB-DOUGLAS. Jurnal Agro Ekonomi, 36(1), 55. https://doi.org/10.21082/jae.v36n1.2018.55-69

Nuryanti, S., & Swastika, D. K. S. (2016). Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(2), 115. https://doi.org/10.21082/fae.v29n2.2011.115-128

Saleh, A., & Anwas, O. M. (2019). Jurnal Penyuluhan, Maret 2019 Vol. 15 No. 1 Penguatan Kelembagaan Petani Padi dalam Pengambilan Keputusan Adopsi Teknologi IPB Prima. 15(1): 89 - 96.

Santoso, P. B. (2015). Strategy for Strengthening Farmer Groups by Institutional Strengthening Strategi Penguatan Kelompok Tani dengan Penguatan Kelembagaan. 16(1), 33–45.

Susanti, D., Listiana, N. H., & Widayat, T. (2016). Pengaruh Umur Petani , Tingkat Pendidikan Dan Luas Lahan Terhadap Hasil Produksi Tanaman Sembung. 9(2): 75 - 82.

https://doi.org/10.22435/toi.v9i2.7848.75-82

Vivi, M., Bana, M., Keraru, E. N., Ngoni, M. S., Cordanis, A. P., Taopan, R. A., & Santu, L. (2022). Produksi Cabai Rawit ( Pembakaran Tidak Sempurna ) Menjadi Padatan Dengan Kandungan Karbon Memperbaiki Kandungan Unsur hara Dalam Tanah ( Bahan Amandemen ) guna berdampak pada jenis biochar yang dihasilkan ( Utomo & Islami , 2016 ). pembuatan biochar . Biochar sekam padi juga disarankan karena memiliki. 6(6), 1–12.

Published

2023-06-03

Issue

Section

Articles