PEMBINAAN DAN PENGUATAN STRUKTURISASI LEMBAGA PANGLIMA LAOTSEBAGAI HAKIM PERADILAN ADAT LAOT

Authors

DOI:

https://doi.org/10.31764/jmm.v7i6.17819

Keywords:

Guidance, Structuring, Panglima Laot, Maritime Indigenous Courts.

Abstract

Abstrak: Urgensi Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan disebabkan Panglima laot desa Matang Rayeuk, dalam menyelesaikan sengketa/perselisihan antar nelayan dan pelanggaran terhadap hukum adat laut, selama ini masih terdapat kebingungan dalam penerapannya. Pedoman Peradilan Adat di Aceh yang telah ada, dianggap masih sangat umum dalam pembahasannya dengan pembahasan proritas tentang Peradilan Adat Gampong/desa. Sedangkan peradilan adat laot belum spesifik mekanisme pelaksanaannya. Padahal penyelesaian peradilan adat laot dan peradilan adat gampong itu berbeda, serta lembaga adat yang menyelesaikan juga berbeda. Sehingga berpotensi akan bertentangan dengan hukum positif. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan menetapkan mitra kegiatan yaitu Geuchik Matang Rayeuk PP, Dinas Perikanan Aceh Timur, Majelis Adat Aceh Kabupaten Aceh Timur. Kegiatan dilakukan dengan cara menginventarisasi masalah dilapangan, menentukan program, pembinaan dan pelatihan. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini yaitu peningkatan pemahaman masyarakat berkaitan penyelesaian sengketa adat laut melalui kelembagaan panglima laot meningkat. Dari 20 orang nelayan,18 orang menyatakan bahwa keberadaan panglima laot sangat penting dan perlu ditingkat agar selaras dengan ketentuan Qanun Aceh No. 10 Tahun 2008 tentang Lembaga Adat.

Abstract: The urgency of the Community Service was carried out because the Panglima laot of Matang Rayeuk village, in resolving disputes between fishermen and violations of marine customary law, so far there is still confusion in its application. The existing Guidelines for Customary Courts in Aceh are considered to be very general in their discussion with a priority discussion on Gampong/village Customary Courts. Meanwhile, the laot customary court has not yet specified its implementation mechanism. Whereas the settlement of laot customary courts and gampong customary courts are different, and the customary institutions that resolve them are also different. So that it has the potential to conflict with positive law. The method of implementing the activity was to establish activity partners, namely Geuchik Matang Rayeuk PP, East Aceh Fisheries Service, East Aceh District Aceh Customary Council. Activities are carried out by inventorying problems in the field, determining programmes, coaching and training. The results achieved in this activity are an increase in community understanding regarding the settlement of customary marine disputes through panglima laot institutions. Of the 20 fishermen, 18 stated that the existence of panglima laot is very important and needs to be improved to be in line with the provisions of Aceh Qanun No. 10 of 2008 concerning Customary Institutions.

References

Aceh, B. P. S. (2022). Profil Kemiskinan Penduduk di Provinsi Aceh September 2022. https://aceh.bps.go.id/pressrelease/2023/01/16/713/profil-kemiskinan-penduduk-di-provinsi-aceh-september-2022.html#:~:text=Persentase persentase penduduk miskin di,(0%2C19 poin).

Amalia, N., Mukhlis, M., & Yusrizal, Y. (2018). Model Penyelesaian Sengketa Dan Peradilan Adat Di Aceh. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 25(1), 159–179. https://doi.org/10.20885/iustum.vol25.iss1.art8

Amdani, Y. (2014). Proses Pelaksanaan Penyelesaian Perselisihan di Lembaga Peradilan Adat Aceh Tingkat Gampong (Desa). Asy-Syiráh: Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 48(1).

Angkasa, N., Wardani, Y. K., Zulkarnain, MR, Y. A., Faisal, A., Gunawan, Mubaroq, H., & Shafira, M. (2019). Metode Penelitian Hukum (M. Akib, Maroni, & Hamzah (eds.); I). CV. Laduny Alifatama.

Anonimous. (2022). Kabupaten Aceh Timur Dalam Angka 2022. In BPS Kabupaten Aceh Timur. Badan Pusat Statistik Aceh Timur. https://jdih.acehtimurkab.go.id/news/page/gambaran-umum-daerah

Bahresy, B., Hidayat, & Saputra, F. (2022). Optimalisasi Panglima Laot Dalam Penyelesaian Sengketa Kelautan di Kota Lhokseumawe. Beleidsregel, 1(1), 53–66.

Daudy, M. H. (2015). Perwujudan Kedaulatan Laut di Aceh Berbasis Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Menurut Perspektif Hukum Laut Internasional. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 10(1), 59–67.

Jamilah, J., & Mawardati, M. (2019). Hubungan Tingkat Kemiskinan dengan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Tangkap pada Kawasan Minapolitan. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 3(2), 336–347. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2019.003.02.10

Kasim, F. M., & Nurdin, A. (2020). Study of sociological law on conflict resolution through Adat in Aceh community according to Islamic law. Samarah, 4(2), 375–397. https://doi.org/10.22373/sjhk.v4i2.8231

Kusuma, P. D., Rifa’i, A., & Ismanto, A. (2016). Studi Pola Arus Laut di Perairan Pantai Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Oseanografi, 5(4), 480–489.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram University Press.

Munar, Z., Agussabti, & Kadir, I. A. (2018). Peranan Panglima Laot Lhok Dalam Pengelolaan Sumberdaya Laut Berbasis Adat di Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 3(4), 508–517. https://doi.org/https://doi.org/10.17969/jimfp.v3i4.8726

Pranita, A. M., Savitri, E. I., Mu’aqaffi, G., Said, B. D., & Yulianto, B. A. (2021). Peran Panglima Laot dalam Upaya Mewujudkan Ecological Security di Aceh. Jurnal Education and Development, 9(3), 131–138. https://doi.org/https://doi.org/10.37081/ed.v9i3.2775

Rahayu, S. W. (2014). Lembaga Penyelesaian Sengketa Adat Laut “Panglima Laôt†di Aceh sebagai Bentuk Pengembangan Alternaif Penyelesaian Sengketa dalam Sistem Hukum di Indonesia. Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, 1(3), 448–467. https://doi.org/https://doi.org/10.22304/pjih.v1n3.a2

Ramadhani, W., & Ida Safitri. (2019). Implikasi Pemberdayaan Lembaga Adat Sebagai Alternatif Dalam Penyelesaian Sengketa Pertanahan Di Aceh. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 14(2), 213–234. https://doi.org/10.33059/jhsk.v14i2.1545

Sulaiman. (2013). Prospek Hukum Adat Laut Dalam Pengelolaan Perikanan Di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh. Yustisia Jurnal Hukum, 2(3), 35–39. https://doi.org/10.20961/yustisia.v2i3.10146

Utami, N. P., Saputra, F. R., & Putri, D. Z. (2019). Peran Panglima Laot Dalam Mengatasi Hasil Tangkapan Ikan Yang Melimpah Studi Kasus : Gampong Panggong Aceh Barat. Jurnal Public Policy, 5(1), 1–12. https://doi.org/10.35308/jpp.v5i1.1010

Zahrina, C. (2014). Panglima Laot: Organisasi Kemaritiman Tradisional di Aceh (pp. 1–2). Balai Pelestarian Nilai Budaya.

Published

2023-12-04

Issue

Section

Articles