PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI GURU TK SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KETRAMPILAN KOLABORASI SEJAK DINI

Authors

  • Endang Lestari Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang http://orcid.org/0000-0001-7275-2701
  • Dian Apriliana Rahmawatie Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang

DOI:

https://doi.org/10.31764/jmm.v8i1.19918

Keywords:

Lesson plan, Collaborative Learning, Teaching in Kindergarten.

Abstract

Abstrak: Ketrampilan berkolaborasi merupakan ketrampilan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat era 4.0 dan 5.0. Di bidang Kesehatan, Indonesia saat ini mempunyai masalah kesehatan yang semakin kompleks, yang membutuhkan tenaga Kesehatan yang trampil dan mampu bekerjasama antar profesi kesehatan, untuk mengurangi komplikasi dan mencegah kejadian malpraktek. Ketrampilan kolaborasi perlu diajarkan sejak usia dini. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan guru TK dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kolaboratif. Pengabdian ini menerapkan ceramah dalam kegiatan pelatihan dan praktek penyusunan RPP yang didampingi oleh pengabdi. Subjek pengabdian adalah guru TK se Kecamatan Boja. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah tersusunnya RPP pembelajaran kolaboratif oleh guru guru TK di kecamatan Boja. Evaluasi keberhasilan dilakukan menggunakan uji pre-post terhadap jumlah RPP pembelajaran kolaboratif yang disusun oleh guru di kecamatan Boja menggunakan uji statistic McNemar. Sebanyak 72 guru mengikuti kegiatan pelatihan. Dari data yang terkumpul diketahui pada pre pelatihan hanya 26 (36,1%) guru yang telah memiliki RPP, setelah pelatihan, sebanyak 58 (80,5%) guru telah berhasil menyusun RPP. Terdapat perbedaan signifikan jumlah guru yang menyusun RPP kolaboratif prepost pelatihan (p<0.001). Pelatihan memberikan dampak peningkatan ketrampilan guru dalam penyusunan RPP kolaboratif yang dibuktikan dengan penambahan jumlah RPP yang dihasilkan oleh guru TK Kecamatan Boja. RPP yang tersusun telah sesuai dengan ketentuan Permendiknas No.41 tahun 2007. Kegiatan pelatihan dan pendampingan berhasil meningkatkan ketrampilan guru guru untuk menyusun RPP kolaboratif sesuai dengan ketentuan permendiknas.

Abstract: Collaboration skills are mandatory skills that must be acquired by society in the 4.0 and 5.0 era. In the health sector, Indonesia currently has increasingly complex health problems, which require skilled health workers who are able to collaborate between health professions, to reduce complications and to prevent malpractice. Considering that, collaboration skills need to be taught from an early age. This community service program aimed to improve the skills of kindergarten teachers in developing lesson plans (RPP) for teaching collaboration at kindergarten. This community service program implemented lectures and training in developing RPPs. The subjects of the community service were kindergarten teachers in Boja District. The indicator of the success of this program was the improvement of teachers’ ability in developing collaboration skill lesson plans. Evaluation of the success was carried out using a pre-post test on the number of collaborative learning lesson plans developed by teachers, implementing McNemar statistical test. A total of 72 teachers took part in the training. From the data collected, it was revealed that at pre-training only 26 (36.1%) teachers had RPPs, after the training, 58 (80.5%) teachers had succeeded in developing RPPs. There was a significant difference in the number of collaboration skill lesson plans produced pre and post training (p<0.001). The increase of numbers of collaboration skill lesson plans produced by teachers was evidence of the improvement and awareness of teachers' skills in developing collaboration skill lesson plans in Boja District. The structure of RPPs developed by teachers was in accordance with the provisions of Permendiknas No.41 of 2007. The training succeeded in improving teachers’ skills in developing lesson plan of teaching collaboration skills.

Author Biography

Endang Lestari, Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang

Departemen Pendidikan Kedokteran

References

Ananda, R., & Fadhilaturrahmi, F. (2018). Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional Melalui Permainan Kolaboratif pada Anak KB. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 20–26. https://doi.org/10.31004/obsesi.v2i1.3

Apriyono, J. (2013). Collaborative learning: A foundation for building togetherness and skills. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 17(1), 292–304.

Ellitan, L. (2020). Competing in the Era of Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0. Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 10(1), 1–12. https://doi.org/10.30588/jmp.v10i1.657

Goldberg, L. R., Brown, G. R., Mosack, V. A., & Fletcher, P. A. (2015). Student reflections following exposure to a case-based interprofessional learning experience: Preliminary findings. Journal of Interprofessional Care, 29(4), 380–382. https://doi.org/10.3109/13561820.2014.969835

Jafar, K. (2018). Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pembelajaran Kolaboratif Dengan Media Bahan Bekas. AL-ATHFAL: Jurnal Pembelajaran Dan Pendidikan Anak Usia Dini, 1(September), 38–46.

Lestari, E., Stalmeijer, R. E., Widyandana, D., & Scherpbier, A. (2016). Understanding students’ readiness for interprofessional learning in an Asian context: a mixed-methods study. BMC Med Educ, 16, 1–11. https://doi.org/10.1186/s12909-016-0704-3

Lestari, E., & Yuliyanti, S. (2018). Community based interprofessional learning promotes equality of participation among health professions students. Online Journal of Health and Allied Sciences, 17(2), 1–6.

Lestari, E., Yuliyanti, S., Rosdiana, I., Surani, E., & Luailiyah, A. (2017). Contributing factors of acceptance and rejection to interprofessional education: Undergraduate students’ perception. Online Journal of Health and Allied Sciences, 16(1), 1–9.

Makino, T., Nozaki, S., Lee, B., Matsui, H., Tokita, Y., Shinozaki, H., & Watanabe, H. (2015). Attitudes of nursing school deans toward interprofessional education in Western Pacific Region countries. J. Interprof. Care, 29(5), 518–519.

Makino, T., Shinozaki, H., Hayashi, K., Lee, B., Matsui, H., Kururi, N., Kazama, H., Ogawara, H., Tozato, F., Iwasaki, K., Asakawa, Y., Abe, Y., Uchida, Y., Kanaizumi, S., Sakou, K., & Watanabe, H. (2013). Attitudes toward interprofessional healthcare teams: A comparison between undergraduate students and alumni. Journal of Interprofessional Care, 27(3), 261–268. https://doi.org/10.3109/13561820.2012.751901

Masitah, W., & Setiawan, H. R. (2018). Pembuatan Media Pembelajaran Melalui Seni Decaupage Pada Guru Raudhatul Athfal Kecamatan Medan Area. Jurnal Prodikmas:Hasil Pengabdian Masyarakat, 2(2), 118–126.

Meishanti, O. P. Y., Fitri, N. A., & Istiqomah, A. U. (2022). Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Inspiratif Pendekatan TaRL Berbasis PjBL Melalui Pembelajaran Literasi Sains Materi Virus. EDUSCOPE, 08(01), 1–13.

Tantiani, F. F. (2015). Asas Gotong Royong untuk Menumbuhkan Kepercayaan Diri Anak Indonesia. Proceeding Seminar Nasional, 70–83.

Thistlehwaite, J. E., Forman, D., Matthews, L. R., Rogers, G. D., Steketee, C., & Yassine, T. (2014). Competencies and frameworks in interprofessional education: A comparative analysis. Academic Medicine, 89(6), 869–875.

WHO. (2013). Transforming and scaling up health professionals’ education and training: World Health Organization Guidelines. World Health Organization.

Widyastuti, T. M., & Sakti, S. A. (2022). Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Melalui Work Shop di TK Srawong Bocah Yogyakarta. Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 56–64. https://doi.org/10.53299/bajpm.v2i1.128

Zaini, H., & Dewi, K. (2017). Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 81–96. https://doi.org/10.19109/ra.v1i1.1489

Published

2024-02-05