PENDAMPINGAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS KADER RELAWAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RASAU JAYA KALIMANTAN BARAT
DOI:
https://doi.org/10.31764/jmm.v4i2.2017Keywords:
Capacity, Candre, StuntingAbstract
Abstrak: Stunting merupakan masalah serius yang mengancam generasi penerus bangsa. Pembentukan kader relawan stunting merupakan upaya dalam mengatasi dan mencegah masalah ini berkelanjutnya, namun masih minimnya kapasitas kader yang terbentuk. Solusi yang ditawarkan dalam mengatasi masalah adalah melalui metode pendampingan dan peningkatan kapasitas kader relawan stunting. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini melalui tahap sosialisasi dan audiensi, edukasi kader relawan stunting (penyuluhan dan pendampingan), dan peningkatan pengetahuan kader relawan stunting sebesar 70%. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar. Kader relawan stunting yang mengikuti kegiatan ini merasakan manfaat terkait dengan fungsi dan kapasitas sebagai kader stunting, serta mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Diperlukan pendampingan secara aktif dari pihak puskesmas dan pemerintah desa setempat agar upaya mencegah dan mengendalikan kejadian stunting di daerah setempat dapat berjalan sebagaimana mestinya, efektif dan efisien.
Abstract:Â Stunting is a serious problem that threatens the nation's next generation. The formation of stunting volunteers cadre is an effort to overcome and prevent this problem continuing, but still the minimal capacity of cadres formed. The solution offered in overcoming the problem is through mentoring methods and capacity building for volunteer cadres. The stages of the implementation of this activity are through the socialization and audience stages, education of stunting volunteer cadres (counseling and mentoring), and an increase in stunting volunteer cadres. This activity is going well and smoothly. Stunting volunteer cadres who participated in this activity felt the benefits associated with the function and capacity as stunting cadres, and were able to carry out their duties and responsibilities. Active assistance is needed from the puskesmas and local village government so that efforts to prevent and control the occurrence of stunting in the local area can run properly, effectively and efficientlyReferences
Adistie, F., Lumbantobing, V., & Maryam, N. (2018). Pemberdayaan Kader Kesehatan dalam Deteksi Dini Stunting dan Stimulasi Tumbuh Kembang Balita. MKK, 173-184.
Astuti, S., Megawati, G., & Samson. (2018). Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu dan Ibu Balita tentang Pencegahan Stunting ( Balita Pendek ) di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dharmakarya, 448-452.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. (2013). Riset kesehatan dasar (Riskesdas). Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. (2019). Hasil Utama Riskesdas 2018. Pontianak: Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.
Fatimah, Selviana, Widyastutik, O., & Suwarni, L. (2019). Efektivitas Media Audiovisual (Video) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan SIkao Kelompok Masyarakat tentang Program G1R1J. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 44-51.
Hadiyanti, P. (2008). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Keterampilan Produktif di PKBM Rawasari, Jakarta Timur. Perspektif Ilmu Pendidikan.
Kemenkes. (2017). Data Pusat Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2012). Ayo ke Posyandu. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat. Jakarta: Kemenkes RI.
Megawati, G., & Wiramihardja, S. (2019). Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Dalam Mendeteksi Dan Mencegah Stunting. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat , 154-159.
Purwanti, R. (2019). ETHOS: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu: Cegah Stunting Dengan Perbaikan Gizi 1000 HPK, 182-189.
Rifai, R., Wahab, A., & Prabandari, Y. (2016). Kebiasaan cuci tangan ibu dan kejadian diare anak : studi di Kutai Kartanegara. Berita Kedokteran Masyarakat, 409-414.
Suwarni, L., Fachri, H., & Arfan, I. (2017). Pemberdayaan Masyarakat melalui Pembangunan Berbasis "SKP2" Terpadu dalam Mewujudkan "Blue Economy" Masyarakat Pesisir Pantai dan Kepulauan yang Tangguh dan Sejahtera (TARA). Buletin AL-RIBAATH, 17-25.
Trihono, A., Tjandrarini, D., Irawati, A., Utami, N., & Tejayanti, T. (2015). Pendek (stunting) di Indonesia, masalah dan solusinya. . Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes.
Triyono, A., Purworini, D., & Murti, M. (2016). Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat di Masyarakat Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Melalui Komunikasi Pembangunan. The 3rd University Research Colloqium (pp. 108-118). Surakarta: UMS Press.
Wati, R. (2011). Pengaruh pemberian Penyuluhan PHBS Tentang Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mencuci Tangan Pada Siswa Kelas V Di SDN Bulukantil Surakarta. Surakarta: Perpustakaan UNS.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).