PEMBERDAYAAN KELOMPOK IBU-IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN NOKEN KHAS MERAUKE PAPUA

Authors

  • Minuk Riyana Universitas Musamus Merauke
  • Dilli Dwi Kuswoyo Universitas Musamus
  • Carolus Wasa Univrsitas Musamus

DOI:

https://doi.org/10.31764/jmm.v4i6.2987

Keywords:

assistance, housewives group, noken

Abstract

Abstrak: Kelompok ibu-ibu rumah tangga yang dikenal dengan NUSA (Namuk Nusantara) terdiri dari 10 orang menjadi subyek pemberdayaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat  (PKM) melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan Noken Khas Merauke-Papua. Adapun tahapan kegiatan ini meliputi sosialisasi kegiatan, pengenalan alat dan bahan rajut, pengadaan pelatihan dan pendampingan hingga peserta kegiatan mampu menghasilkan Noken, dokumentasi berupa foto dan video dan penyusunan laporan. Dari serangkaian kegiatan, dokumentasi dan wawancara yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa adanya ketertarikan, peningkatan kemampuan dan wawasan serta adanya tambahan secara ekonomi. Peserta yang awalnya kurang berminat, dengan menjalani prosesi kegiatan menjadi sangat antusias. Pemateri yang dengan sabar dan telaten memberikan arahan dan wawasan sehingga peserta secara mandiri bisa menghasilkan noken. Setelah kegiatan pelatihan dan pendampingan berakhir, beberapa peserta menghasilkan tambahan rupiah dengan kerajinan noken yang mereka tekuni melalui pemesanan secara online.


Abstract: The group of housewives known as NUSA (Namuk Nusantara) consists of 10 people became the subjects of empowerment of Community Service Activities (PKM) through training and assistance in making Noken typical of Merauke-Papua. The stages of this activity include socialization of activities, introduction of knitting tools and materials, provision of training and assistance so that activity participants are able to produce Noken, documentation in the form of photos and videos and preparation the reports. Based on the activities, documentation and interviews, it can be concluded that there is interest, increased skills and insights as well as additional economics. Participants who were initially less interested, by going through the procession of activities became very enthusiastic. The trainer who patiently and painstakingly provides directions and insights so that participants can independently produce Noken. After the training and mentoring activities ended, some of the participants earned additional rupiah with the handicrafts they worked on through online ordering.

Author Biographies

Minuk Riyana, Universitas Musamus Merauke

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dilli Dwi Kuswoyo, Universitas Musamus

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Carolus Wasa, Univrsitas Musamus

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

References

Agustine, O. V. (2019). Implementasi Noken sebagai Hukum Tidak Tertulis dalam Sistem Hukum Nasional. Jurnal Rechtvinding, 8(April), 69–84.

Batlajery, S., & Setya Wati, C. H. (2019). Development Strategy of Noken Product on Local Community in Sota Merauke. International Journal of Social Science and Business, 3(2), 145. https://doi.org/10.23887/ijssb.v3i2.17587

Bobii, S. (2019). Makna Teologis Noken Dalam Budaya Orang Mee. Jurnal Teologi Kontekstual Fides et Ratio, 4(2), 51–74.

Cahyadi, A., Marjanto, D. K., Sadirin, H., & Ulumuddin, I. (2013). Muatan Lokal Noken. Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Deda, A. J., & Mofu, S. S. (2014). Masyarakat Hukum Adat dan Hak Ulayat Di Provinsi Papua Barat. Jurnal Administrasi Publik.

Dewi, M. A., Sugiarto, M., Rachmawati, I., & Issundari, S. (2018). Noken: Women Empowerment a Tourism Industry in Papua. https://doi.org/10.2991/amca-18.2018.61

Elisabeth, Lenny, M. (2016). Noken dan Perempuan Papua: Analisis Wacana Gender dan Ideologi. MELANESIA: Jurnal Ilmiah Kajian Sastra dan Bahasa, 01(01), 33–42.

Haryanto, Nusantara, T., & Subanji. (2015). Etnomatematika pada Noken Masyarakat Papua. Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika Uny, July 2018, 1177–1184.

Januar, A. (2017). Fungsi, Makna, Dan Eksistensi Noken Sebagai Simbol Identitas Orang Papua. Patrawidya, 18, 57–69.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2019). Noken, Wujud Perlindungan Anak di Papua. https://doi.org/B-023/Set/Rokum/MP 01/2/2019

Lestari, U. F. R. (2014). Sastra Lisan dan Objek Wisata di Jayapura: Analisis Latar dalam Teks. Telaga Bahasa, 2(1), 1–15.

Marit, E. L. (2018). Noken dan Perempuan Papua: Analisis Wacana Gender dan Ideologi. Melanesia : Jurnal Ilmiah Kajian Bahasa dan Sastra, 1(1), 33. https://doi.org/10.30862/jm.v1i1.736

Multazim, Z. (2017). Persinggungan Hak Budaya dan Hak Politik Dalam Pemilihan Umum dengan Sistem Noken Di Provinsi Papua. Staatsrecht: Indonesian Constitutional Law Journal, 1(1). https://doi.org/10.15408/siclj.v1i1.4572

Pasaribu, K. (2017). Tambal Sulam Sistem Noken Laporan lanjutan pilkada serentak di Papua (Maharddhika (ed.)). Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi) Jalan.

Ronsumbre, N. (2019). Sistem Noken Papua: Manifestasi Demokrasi Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Sosial Politik, 5(2), 261. https://doi.org/10.22219/sospol.v5i2.7388

Ruslan, A. dan. (2019). Noken, dari Serat Kayu Berganti Wol. Etnis - Warta Identitas Bangsa.

Published

2020-12-14

Issue

Section

Articles