PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DENGAN DEKOMPOSER LOKAL DI DESA NARMADA, KABUPATEN LOMBOK BARAT
DOI:
https://doi.org/10.31764/jmm.v5i1.3190Keywords:
Organic waste, Compost, Local decomposersAbstract
Abstrak: Sampah organic rumah tangga yang dihasilkan oleh masyarakat Desa narmada belum dikelola menjadi suatu produk yang bernilai ekonomi. Produk sampah organik dibuang begitu saja di lahan terbuka, di sungai atau dibakar. Karena itu, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memperkaya pengetahuan sasaran penerima manfaat dalam rangka membangun motivasi masyarakat untuk mengelola sampah organic rumah tangga menjadi kompos yang bermanfaat. Kegiatan ini dilakukan di Desa Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Sebagai masyarakat penerima manfaat adalah ibu rumah tangga dari kelompok PaManSam “Pangolah dan Pemanfaat Sampahâ€. Aktivitas kegiatannya meliputi: 1) penyuluhan tentang peran dekomposer dan proses pengomposan; 2) pembelajaran teknis pembuatan dekomposer lokal dan pengomposan sampah organik. Hasil kegiatan tersebut menunjukkan bahwa 1) 60% dari peserta memberikan respon yang positif terhadap materi penyuluhan yang diberikan; 2) peserta menguasai materi penyuluhan dengan baik, sehingga diharapkan dapat memotivasi mereka untuk mengurangi volume sampah dengan program-3R (reduce, reuse, recycle) mulai dari sumbernya; 3) secara umum, peserta dapat membuat dekomposer lokal dan mengaplikasikannya dalam proses pengomposan.
Abstract: Household organic waste produced by the people of Narmada Village has not been managed into a product that has economic value. Organic waste products are simply dumped in open fields, in rivers or burned. Therefore, this service activity aims to enrich the knowledge of target partners, housewives, in order to build their motivation to manage household waste into useful compost. The activity was conducted in Narmada, west lombok regency. The beneficiary partners are housewives from the PaManSam“Pangolah dan Pemanfaat Sampah†group. Activities include: 1) counseling on the role of decomposers in composting 2) the practice of making local decomposers and composting organic waste. This result shows that 1) 60% of the participants gave a positive response to the extension materials provided; 2) 50% of the participants master the extension material well, so it is hoped that it can motivate them to reduce the volume of waste with the 3R program (reduce, reuse, recycle) starting from the source; 3) generally, the participants can make local decomposers and apply it in composting.
References
Aisyah, N. (2016). Memproduksi Kompos dan Mikro Organisme Lokal (MOL). Bibit Publisher.
Firmansyah, M. A. (2010). Teknik pembuatan kompos. Pelatihan Petani Plasma Kelapa Sawit Di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah.
Irawan, T. A. B. (2014). Pengaruh susunan bahan terhadap waktu pengomposan sampah pasar pada komposter beraerasi. Metana, 10(01), 18–25.
Massa, S., Setiyo, Y., & Widia, I. W. (2016). Pengaruh perbandingan jerami dan kotoran sapi terhadap profil suhu dan karakteristik pupuk kompos yang dihasilkan. Jurnal Beta (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 4(2), 68–75.
Mirwan, M. (2015). Optimasi pengomposan sampah kebun dengan variasi aerasi dan penambahan kotoran sapi sebagai bioaktivator. Teknik Lingkungan, 4(6), 61–66.
Palupi, N. P. (2015). Karakter kimia kompos dengan dekomposer mikroorganisme lokal asal limbah sayuran. Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian, 40(1), 54–60.
Puspitawati, Y., & Rahdriawan, M. (2012). Kajian pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 8(4), 349–359.
Rohmawati, D., & Kimia, J. (2016). Pembuatan Kompos Dengan MOL Limbah Organik. Kompos MOL.
Sánchez, Ó. J., Ospina, D. A., & Montoya, S. (2017). Compost supplementation with nutrients and microorganisms in composting process. Waste Management, 69, 136–153. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.wasman.2017.08.012
Saraswati, R., & Praptana, R. H. (2017). Percepatan proses pengomposan aerobik menggunakan biodekomposer/Acceleration of aerobic composting process using biodecomposer. Perspektif, 16(1), 44–57.
Setyawati, N. W., & Woelandari, P. G. (n.d.). DS (2019). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendampingan Program Kerja Berbasis Manajemen Lingkungan. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 3 (2), 73.
Simarmata, T., Joy, B., & Danapriatna, N. (2012). Peranan penelitian dan pengembangan pertanian pada industri pupuk hayati (biofertilizer). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pemupukan Dan Pemulihan Lahan Terdegradasi, Bogor, 29–30.
Subekti, S. (2010). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis Masyarakat. Prosiding SNST Fakultas Teknik, 1(1).
Susilowati, L. E. (2014). Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Program 4p Di Wilayah Pesisir Desa Labuhan Haji-Lombok Timur. Jurnal Penelitian Uram, 18, 96–105.
Suyanto, A., & Irianti, A. T. P. (2016). Efektivitas Trichoderma Sp dan Mikro Organisme Lokal (Mol) sebagai dekomposer dalam meningkatkan kualitas pupuk organik alami dari beberapa limbah tanaman pertanian. Jurnal Agrosains, 12(2).
Zulha, I. Z. N. A. (2018). Penerapan Teknologi Tepat Guna Untuk Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 118–125.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).