PENINGKATAN PERILAKU KOMSUMSI PUTIH TELUR MELALUI EDUKASI SEBAGAI UPAYA MEMPERCEPAT PROSES PENYEMBUHAN LUKA PASCA SIRKUMSISI
Keywords:
Circumcision, Egg Whites, Wound Healing.Abstract
Abstrak: Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dilakukan dengan memberikan edukasi kepada para orang tua dari anak-anak yang mengikuti kegiatan sirkumsisi di Lingkungan Batang Kuis Deliserdang. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mempercepat proses penyembuhan luka dengan mudah dan tidak memerlukan banyak biaya yaitu dengan mengkomsumsi putih telur. Metode yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan kepada orangtua dan anak untuk mengkomsumsi putih telur agar mempercepat proses penyembuhan luka. Kegiatan ini dilakukan oleh tim pengabdian dosen dan mahasiswa Akademi Keperawatan Kesdam I/Bukit Barisan Medan bekerjasama dengan Yayasan Sekolah Dasar Bintang Deliserdang. Kegiatan ini meliputi beberapa tahapan yaitu pengumpulan data, identifikasi masalah, analisa kebutuhan, penyusunan materi dan bahan edukasi, pelaksanaan kegiatan dan dokumentasi kegiatan. Dari hasil penilaian yang telah dilakukan, diperoleh tingkat pemahaman peserta terhadap materi edukasi yang diberikan berdasarkan penilaian pre-test dan post-test serta indicator proses penyembuhan luka yang baik. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman terhadap materi sebesar 45,5 % sedangkan setelah mengikuti kegiatan pemahaman peserta meningkat hingga 94,7%. Sedangkan hasil dari proses penyembuhan luka, didapatkna proses luka mengalami granulasi dengan baik yaitu pada hari ke-3 hingga ke-7 pasca dilakukan sirkumsisi.
Â
Abstract: Community Service Activities (PKM) are carried out by providing education to parents of children who had circumcision at Batang Kuis Deliserdang. The method used to provide counseling with parents and childrens to consume egg whites to accelerate the wound healing process. This activity was carried out by a team of lecturers and students at Akademi Keperawatan Kesdam I/ Bukit Barisan Medan in collaboration with Yayasan Islamic School of Bintang Deliserdang. This activity includes several stages, there are; data collection, identification problems, analysis, preparation of educational materials, implementation of activities and documentation of activities. From the results of the activities, it was obtained the level of understanding of the participants towards the educational material provided based on pre-test and post-test assessments as well as indicators of good wound healing processes. The results of understanding comsumed egg whites showed that pretest was 45.5% and post test increased to 94.7%. While the results of the wound healing process, it was found that the wound healing on the 3rd to 7th day after the circumcision have well granulated.Â
References
Abdurahman, E.S., Putri, T. E., & Lepita. (2020). Hubungan Pemberian Tambahan Putih Telur Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Derajat II Pada Ibu Nifas di BPM Utin Mulia Tahun 2019. Jurnal Bidan Khatulistiwa. Volume 6 No 1.
Afrizal, M., Martono., Budi, I. S., (2012). Analisis Kecepatan Wound Healing Post Circumsisi Menggunakan Teknik Konvensional dan Cincin. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan.
Ali, Z.A., (2010). Dasar dasar Pendidikan Kesahatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
Almatsier, Sunita. 2017. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Barasi, Mary. 2017. Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.
Cahyaningsih, D.S. (2014). Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Trans Info Media.
Dharmayant, L., (2019). Pengaruh Komsumsi Putih Telur Kukus Terhadap Penyembuhan Luka Jahitan Post Sectio Caesarea. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan.
Eka, Aditya. 2016. Batas Aman Konsumsi Telur dari Pakar Gizi.
Fatmah. (2014). Teori & Penerapan Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi Gizi. Jakarta: Erlangga.
Hardiansyah. M., (2017). Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. Jakarta: EGC.
Kusumawardani, L.H., Khoiriyah, A., Trenggono, A. H., Saputra, R.D (2020). Peningkatan Pengetahuan Gizi Seimbang pada Ibu Balita Melalui Eduaksi dan Simulasi Pembuatan Makanan Gizi. Jurnal of Bionursing., Vol. 2 No 1; 9-14.
Lemone, P., Burke, K.M., Bauldoff, G., 2016. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Magfirulah, L.,( 2018). Status Gizi dengan Perkembangan Anak. Journal of Health Sciences. Vol. 11 No 2, 114-120.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.
Par'i, H. M., (2017). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Purnani, W. T., (2019). Perbedaan Efektivitas Pemberian Putih telur dan Ikan Gabus terhadap Penyembuhan Luka Perineum Ibu Nifas. JPH RECODE Maret 2019; 2 (2) : 138-145.
Simaremare, D. D., (2020). Pengaruh Mengkomsumsi Putih Telur Terhadap Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Patar Asih Lubuk Pakam. Semianr Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan volume 1 No. 1.Medan: Universitas Negeri Medan
Supariasa, D.N. (2014). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Supariasa, D.N. (2014). Pendidikan Kesehatan & Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC
Tyas, D. W. ( 2019). Percepatan Penyembuhan Luka Post SC Pada Ibu Nifas yang Mengkomsumsi si Telur Rebus. Jurnal Ilmiah Ogbyn.
Waryana. (2016). Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Waryana., Wijarnaka, A., (2013). Dasar dasar Ilmu Komunikasi Gizi. Yogyakarta: Fitramaya.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).