PELATIHAN DISEMINASI PENDIDIKAN KARAKTER ANTI KORUPSI BAGI PENGURUS ORGANISASI INTRA KAMPUS
DOI:
https://doi.org/10.31764/jmm.v5i3.5009Keywords:
Anti-Corruption Character Education, Management HIMA PGSD Study ProgramAbstract
Abstrak: Dalam memberantas korupsi di Indonesia tidak cukup hanya dengan melakukan suatu tindakan respresif, namun yang lebih mendasar lagi adalah melakukan tindakan preventif atau pencegahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui preventif ini adalah dengan menumbuhkan kepedulian untuk melawan berbagai tindakan korupsi, dan sekaligus juga mendidik generasi muda dengan menanamkan nilai- nilai etika dan moral yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan kegiatan adalah dengan adanya pendidikan karakter antikorupsi diharapkan munculnya rasa tanggung jawab untuk memberantas koruspi dan memberikan contoh pada masyarakat luas. Tim pengabdian masyarakat ini melakukan beberapa metode yaitu ceramah, tanya jawab dan simulasi dengan pemutran film tentang karakter anti korupsi dan selanjutnya diberikan pre-test yang digunakan untuk melihat pengetahuan mahasiswa terhadap karakter anti korupsi, metode ceramah, metode tanya jawab dan metode simulasi hal ini dilakukan agar Pengurus HIMA memahami pendidikan Antikorupsi dengan baik. Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini yaitu memberikan pemahaman kepada mahasiswa khususnya pengurus HIMA PGSD tentang pendidikan anti korupsi, termasuk pemahaman, aturan dan implementasi pendidikan anti korupsi di Perguruan Tinggi.
Abstract:Â In eradicating corruption in Indonesia, it is not enough just to take a respectful action, but even more fundamental is to take preventive or preventive actions. One of the efforts that can be made through this prevention is to raise awareness to fight various acts of corruption, and at the same time educate the younger generation by instilling ethical and moral values that are necessary in social life. The aim of the activity is that with anti-corruption character education, it is hoped that a sense of responsibility will emerge to eradicate corruption and provide an example to the wider community. This community service team carried out several methods, namely lectures, questions and answers and simulations with film screenings about anti-corruption characters and then given a pre-test which was used to see student knowledge of anti-corruption characters, lecture methods, question and answer methods and simulation methods. so that the HIMA Management understands Anti-corruption education well. The results achieved in this activity were to provide understanding to students, especially PGSD HIMA administrators about anti-corruption education, including understanding, rules and implementation of anti-corruption education in tertiary institutions.
Â
References
Afifah Mahdiy Mufidah, Guruh Aryo Santoso, M. A. M. (2019). Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi. Unes Law Review, 2(1), 3–5.
Ahmad Fikri Hadin, R. F. (2016). Desain Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Pendidikan Anti Korupsi Di Perguruan Tinggi. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 1(2), 162–172. https://doi.org/10.21067/jmk.v1i2.1533
Anggraini, D., & Valentine, T. R. (2019). Pelatihan Diseminasi Pendidikan Karakter Anti Korupsi Bagi Pengurus Osis Smp Negeri 31 Padang. Buletin Ilmiah Nagari Mambangun, 2(2), 313–321.
Azyumardi Azra. (2006). Kata Pengantar Pendidikan Anti Korupsi Mengapa Penting". Dalam Karlina Helmanita dan Sukron Kamil (ed). Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi. CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Eko Handoyono, Subagyo, Martien Herna Susanti, A. S. (2014). Penanaman Nilai-Nilai Kejujuran Melalui Pendidikan Anti Korupsi Di Sma 6 Kota Semarang. Skriptorium, 1(2), 1–14.
Eko Handoyono. (2013). Pendidikan Anti Korupsi. Penerbit Ombak.
Hidayat, A. S. (2019). Pendidikan Kampus Sebagai Media Penanaman Nilai-nilai Antikorupsi Bagi Mahasiswa. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 6(1), 43–54. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v6i1.10498
Kemendikbud. (2011). Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Kemendikbud RI.
Komara, E. (2019). Peranan Pendidikan Anti Korupsi dalam Menciptakan Masyarakat Madani di Indonesia. Insan Cita: Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, 4(1), 77–88. http://journals.mindamas.com/index.php/insancita/article/view/1200
Nawawi, I. (2016). Pengembangan Pendidikan Antikorupsi Berbasis Kantin Kejujuran Di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan, 25(1), 12–17. https://doi.org/10.17977/um009v25i12016p012
Saidi, R. (1989). Mahasiswa dan Lingkaran Politik. Mapindo Mulathama.
Saifulloh, P. P. (2017). Peran Perguruan Tinggi Dalam Menumbuhkan Budaya Anti Korupsi Di Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, 47(4), 459. https://doi.org/10.21143/.vol47.no4.1591
Sakinah, N., & Bakhtiar, N. (2019). Model Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah Dasar dalam Mewujudkan Generasi Yang Bersih dan Berintegritas Sejak Dini. El-Ibtidaiy:Journal of Primary Education, 2(1), 39. https://doi.org/10.24014/ejpe.v2i1.7689
Shobirin, M. (2014). Model Penanaman Nilai Antikorupsi Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendas, 1(2), 107–117. https://doi.org/10.30659/pendas.1.2.107-117
Yanto, O., Samiyono, S., Walangitan, S., & Rachmayanthy. (2020). Mengoptimalkan Peran Perguruan Tinggi Dalam Mengurangi Perilaku Korupsi. Jurnal Legislasi Indonesia, 17(1), 70–84.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).