UPAYA MENEGUHKAN PAHAM MODERASI DI KALANGAN PEMUDA
DOI:
https://doi.org/10.31764/jmm.v6i4.9590Keywords:
eligious moderation, youth, religious understanding of openness.Abstract
Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada para pemuda mengenai moderasi beragama. Kalangan pemuda sebagai aset dan penerus bangsa perlu dibekali paham-paham yang berorientasi pada keterbukaan seperti kesiapan menerima kelompok lain yang berbeda agama. Kegiatan pengabdian yang mengambil tema meneguhkan moderasi beragama adalah satu dari banyak cara untuk menghadirkan pemuda yang memiliki tidak saja wawasan keagamaan yang komprehensif, tetapi juga toleran dan moderat seperti yang telah dilakukan di kalangan pemuda kampung Klidon Mantren. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan dengan metode ceramah dan tanyajawab. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pemahaman pemuda mengenai moderasi beragama sangat baik. Hal ini merupakan modal penting untuk pembentukan karakter pemuda yang lebih intensif di masa-masa mendatang. Oleh karena itu, keberlanjutan program perlu dilakukan untuk memperluas jangkauan peneguhan paham moderasi beragama ini. Kegiatan ini hanya menyasar kalangan pemuda sehingga dampaknya masih terbatas. Ke depan, perlu dilakukan upaya massif dengan melibatkan elemen masyarakat yang lebih luas.
Abstract: Strengthening moderate understanding in all circles is important as a joint movement to create a society with a more balanced level of religious understanding. Young people as assets and successors of the nation need to be equipped with ideas oriented towards openness. The service activity with the theme of affirming religious moderation is one of many ways to present youths who have not only comprehensive religious insight, but are also tolerant and moderate as has been done among the youth of Klidon Mantren village. The results of the activity show that youth's understanding of religious moderation is very good. This is an important capital for the formation of a more intensive youth character in the future. Therefore, it is necessary to continue the program to expand the reach of this affirmation of religious moderation. This activity only targets youth, so its impact is still limited. In the future, massive efforts need to be made by involving elements of the wider community.
References
Amalia, S. (2019). Hakekat Agama dalam Perspektif filsafat perenial. Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy, 1(1), 1–18. https://doi.org/https://doi.org/10.24042/ijitp.v1i1.3903
Aminudin, M. (2020). Peran Karang Taruna dalam Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu Kota Palangkaraya. Jurnal Paris Langkis, 1(1), 21–26. https://doi.org/https://doi.org/10.37304/paris.v1i1.1667
Geertz, C. (1981). Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Dunia Pustaka Jaya.
Hanafi, I. (2018). Agama dalam bayang-bayang fanatisme: sebuah upaya mengelola konflik agama. TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Beragama, 10(1), 43–54. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24014/trs.v10i1.5720
Jubba, H. (2021). The Challenges of Islamic Organizations in Promoting Moderation in Indonesia. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 6(1), 43–54. https://doi.org/https://doi.org/10.15575/jw.v6i1.12948
Komarudin, A. (2021). Kampanye Nilai-Nilai Moderasi Islam melalui Santri Menulis. Madaniyah.
Nashir, H. (2010). Muhammadiyah Gerakan Pembaharuan. Bandung. Mizan.
Nashir, H. (2019a). Moderasi Indonesia dan Keindonesiaan: Perspektif Sosiologi. Program Studi Doktor Politik Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Nashir, H. et al. (2019b). Muhammadiyah’s moderation stance in the 2019 general election. Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies, 57(1), 1–24. https://doi.org/https://doi.org/10.14421/ajis.2019.571.1-24
Qodir, Z. et al. (2021). Muhammadiyah identity and muslim public good: Muslim practices in Java. International Journal of Islamic Thought, 19(11), 133–146.
Rumahuru, Y. Z. (2019). Mengembangkan Pendidikan Agama Inklusif sebagai Solusi Pengelolaan Keragaman di Indonesia. Jurnal Teruna Bhakti, 1(1), 59-68. https://doi.org/10.47131/jtb.v1i1.13
Seapart, W. (2007). Radicalism and Globalisation. Journal of American Studies.
Supriyanto, S. (2018). Memahami dan Mengukur Toleransi dari Perspektif Psikologi Sosial. Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam, 15(1), 23-28. https://doi.org/10.18860/psi.v15i1.6659
Ulfa, M. (2013). Mencermati Inklusivisme Agama Nurcholish Madjid. Kalimah: Jurnal Studi Agama & Pemikiran Islam, 11(2), 237–250. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21111/klm.v11i2.94
Widodo, B. S., Purba, I. P., & Setiawan, A. (2021). Penguatan nilai-nilai toleransi dan keberagaman pada masyarakat Desa Sambong Dukuh Kabupaten Jombang sebagai rintisan desa Pancasila. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(3), 1215–1222. https://doi.org/http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/3019
Yudi Arianto, & Rinwanto. (2019). Aspek ritual dan sosial dalam tipologi perilaku keberagamaan masyarakat. Tadris : Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Pendidikan Islam. 13(1), 39-50. https://doi.org/10.51675/jt.v13i1.54
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).