Studi Awal Pembuatan Briket dari Campuran Sampah Botol Jenis PET dan Bahan Sintesis Dengan Perekat Lumpur Sidoarjo
DOI:
https://doi.org/10.31764/justek.v5i2.9975Keywords:
Briquettes, Waste/bottle waste plastic, PET (Polyethylene Terephthalate), Used patchwork, Waste paper, Synthesis, Sidoarjo MudAbstract
Abstract: Â Plastic garbage from PET (Polyethylene Terephthalate) bottle waste is a significant amount that, if improperly managed, would continue to grow and pollute the environment. Meanwhile, PET bottle waste that has been appropriately processed can be turned into briquettes (charcoal). This study aims to examine the manufacture of briquettes from a mixture of PET plastic bottle waste and synthetic materials in the form of patchwork and waste paper with Sidoarjo mud adhesive (Lapindo). The stages of making briquettes include carbonization at a temperature of 250oC, pulverization and sifting of carbonized charcoal into a size of 40-60 mesh. Composition of mixing charcoal with a ratio of 50:30:20 and Sidoarjo mud adhesive used as much as 8%. Briquette printing using manual press machine. The calorific value test, and proximity test were used to conduct the briquette test. The results of the briquette research resulted in a calorific value of 4717 cal/gr, moisture in sample 1,22%, ash content 15,90%, volatile matter 63,86%, fixed carbon 20,24%.
Abstrak: Sampah botol PETÂ (Polyethylene Terephthalate) merupakan sampah plastik yang sangat banyak, dan jika tidak diatasi dengan baik maka jumlah sampah plastik meningkat terus menerus dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Sementara bila diolah dengan baik, maka sampah botol PETÂ dapat dibuat menjadi briket (arang). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembuatan briket dari campuran sampah botol plastik jenis PET dan bahan sintesis berupa kain perca dan kertas bekas dengan perekat lumpur Sidoarjo (Lapindo). Tahap pembuatan briket meliputi karbonisasi pada temperatur 250oC, penumbukan dan pengayakan arang hasil karbonisasi hingga ukuran 40-60 mesh. Komposisi pencampuran arang dengan perbandingan 50:30:20 dan bahan perekat lumpur Sidoarjo digunakan sebanyak 8%. Pencetakan briket menggunakan mesin press manual. Pengujian briket dilakukan dengan uji nilai kalor, dan uji proksimate. Hasil penelitian briket menghasilkan nilai kalor sebesar 4717 kal/gr, kadar air 1,22%, kadar abu 15,90%, kadar zat menguap 63,86%, dan kadar karbon 20,24%.
References
Asip, F., Anggun, T., & Fitri, N. (2014). Pembuatan Briket dari Campuran Limbah Plastik LDPE, Tempurung Kelapa dan Cangkang Sawit. Teknik Kimia, 20(2), 45–54.
Badan Standardisasi Nasional. (2000). Standar Nasional Indonesia Briket Arang Kayu. Badan Standardisasi Nasional Indonesia, 1–4.
Dewi, N. A. K., Pratiwi, R., & Muzayyanah, L. (2020). Pelatihan Keterampilan Kain Perca untuk Mengurangi Limbah Anorganik. Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service), 2(2), 49–56.
Hastiawan, I., Ernawati, E., Noviyanti, A. R., Eddy, D. R., & Yuliyati, Y. B. (2018). Pembuatan Briket Dari Limbah Bambu Dengan Memakai Adhesive PET Plastik Di Desa Cilayung, Jatinangor. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 7(3), 154–156.
Ilyas, A. (2016). Bubur Kertas Untuk Perekat Briket Serbuk Gergaji Sebagai Sumber Energi Alternatif. Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-Komputer, 5(2), 67.
Iskandar, N., Nugroho, S., & Feliyana, M. F. (2019). Uji Kualitas Produk Briket Arang Tempurung Kelapa Berdasarkan Standar Mutu SNI. Jurnal Ilmiah Momentum, 15(2), 103–108.
Karim, M. A., Ariyanto, E., & Firmansyah, A. (2014). Biobriket Enceng Gondok (Eichhornia Crassipes) sebagai Bahan Bakar Energi Terbarukan. Reaktor, 15(1), 59–63.
Masthura, M. (2019). Analisis Fisis dan Laju Pembakaran Briket Bioarang Dari Bahan Pelepah Pisang. Elkawnie, 5(1), 58.
Moeksin, R., Aquariska, F., & Munthe, H. (2017). Pengaruh Temperatur dan Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran Kulit Kakao dan Daun Jati dengan Plastik Polietilen. 23(3), 173–182.
Munir, S. (2008). Peran Sistem Klasifikasi Bahan Bakar Padat Konvensional Hubungannya dengan Diversifikasi Energi. 1(1), 69–78.
Ningsih, E., Udyani, K., Budianto, A., Hamidah, N., & Afifa, S. (2020). Pengaruh Ukuran Partikel Arang dari Limbah Tutup Botol Plastik Terhadap Kualitas Briket. Majalah Kulit, Karet, Dan Plastik, 36(2), 101.
Nugraha, J. R. (2013). Karakteristik termal briket arang ampas tebu dengan variasi bahan perekat lumpur lapindo.
Okatama, I. (2017). Analisa Peleburan Limbah Plastik Jenis Polyethylene Terphtalate (Pet) Menjadi Biji Plastik Melalui Pengujian Alat Pelebur Plastik. Jurnal Teknik Mesin, 5(3), 20.
Ristianingsih, Y., Mardina, P., Poetra, A., & Febrida, M. Y. (2013). Pembuatan Biket Bioarang Berbahan Baku Sampah Organik Daun Ketapang Sebagai Energi Alternatif. Jurnal Info Teknik, 14(1), 74–80.
Sawir, H. (2016). Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Briket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Dalam KILN di Pabrik PT Semen Padang. 16(1), 1–8.
Setiawan, A., Andrio, O., & Coniwanti, P. (2012). Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket dari Campuran Kulit Kacang dan Serbuk Gergaji Terhadap Nilai Pembakaran. Jurnal Teknik Kimia, 18(2), 9–16.
Wiryasa, N. M. A., & Sudarsana, I. W. (2009). Pemanfaatan Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Substitusi Semen Dalam Pembuatan Bata Beton Pejal. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 13(1), 39–46.