Konsep pikir masyarakat pulau bungin tentang migrasi penduduk
Keywords:
kepadatan penduduk, migrasi, pola pikirAbstract
Abstract: Desa Pulau Bungin Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa. Bahwa perluasan wilayah Desa Pulau Bungin terjadi karena lokasi tersebut sangat strategis untuk mencari penghidupan, yaitu bekerja sebagai nelayan, sehingga banyaknya nelayan Suku Bajo yang akan menetap, namun tidak ada lahan tempat tinggal, terpaksa mereka harus mengumpulkan batu karang dari laut untuk dijadikan bahan timbunan pada tepi laut yang mana sebagai tempat mendidirikan rumah mereka. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep pikir masyarakat pulau bungin tentang migrasi penduduk. Dan hasil dari penilitian ini adalah masyarakat bungin tidak bermigrasi disebabkan karena adanya budaya atau adat istiadat yang diterapkan di pulau bungin itu sendiri. Dan juga, apabila mereka kehabisan lahan untuk membuat bangunan maka, pada akhirnya tradisi mengumpulkan batu karang dari laut telah menjadi kewajiban bagi warga yang akan melangsungkan pernikahan yaitu sebagai bahan timbunan di tepi laut dan akan mendirikan rumah panggung.kemudian mata pencaharian di pulau bungin adalah nelayan.penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dengan pendekatan kualitatif..
References
Achmad Ali Fikri, Syamsul Arifin, M. F. F. (2022). REKLAMASI PESISIR PANTAI DI PULAU BUNGIN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 27 TAHUN 2007 DAN PRESPEKTIF FIQIH LINGKUNGAN. ×”×רץ, 2(8.5.2017), 2003–2005.
Bandung, I., & Pakar, D. (2020). STUDI KUALITATIF PENERIMAAN MIGRASI SISTEM PAYROLL Interaksi Manusia dengan Komputer. 1, 641–648.
Dina Karlina. (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa luasan pulau tidak mampu menampung penduduk bermukim Desa Pulau Bungin tidak dapat dilakukan pengembangan pembangunan kawasan permukiman, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduk untuk tahun yang akan datang maka di. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 12–26.
KHAERUNNISA, C. (2022). REKLAMASI PESISIR PANTAI DI PULAU BUNGIN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 27 TAHUN 2007 DAN PRESPEKTIF FIQIH LINGKUNGAN. 27.
Marjanto, D. K., & Syaifuddin. (2013). the Cultural Potential of Bajo Society in the Island of Bungin, District of Sumbawa. Patanjala, 5(3), 387–402.
Mulyan, A. (2020). Proses Pengembangan Suku Bajo Di Desa Pulau Bungin Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 4(3), 67–83. https://doi.org/10.58258/jisip.v4i3.1162
Rifqy, M., Mada, U. G., Masjoyo, Y. M., Mada, U. G., Arif, M., Alfana, F., & Mada, U. G. (2020). Analisis Distribusi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Papua Barat Tahun 2018. October. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.27863.70562
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). TRADISI NANGUNG RUMAH DALAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN DESA PULAU BUNGIN KABUPATEN SUMBAWA NTB Skripsi. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 12–26.
Sudibia, I., Dayuh Rimbawan, I., & Adnyana, I. (2012). Pola Migrasi Dan Karakteristik Migran Berdasarkanhasil Sensus Penduduk 2010 Di Provinsi Bali. Piramida, VIII(2), 59–75.
Usman, Subagiyo, & Sukri, A. (2017). Analisis Struktur Ekosistem Terumbu Karang Di Pulau Bungin Sebagai Bahan Pengenalan Ekosistem Terumbu Karang Bagi Masyarakat. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist,†5(1), 34–39.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.