Estetika Ragam Hias Batik Sasambo di Sentral Kerajinan SMKN 5 Pagesangan Mataram
DOI:
https://doi.org/10.31764/telaah.v5i1.1677Keywords:
Estetika, Batik SasamboAbstract
Abstrak: Batik SaSaMbo tidak hanya menjadi ciri khas dari Bima, tetapi juga merupakan ciri khas Lombok, Sumbawa. Batik SaSaMbo yang ada di Bima memiliki motif yang berbeda dari motif batik yang dimiliki oleh Lombok dan Sumbawa terutama ragam hiasnya yang lebih banyak variasinya. Motif batik pada zaman dahulu di Bima hanya menggunakan motif ba wang, kupu-kupu, kepiting, dan cabe, tetap seiring dengan perkembangan zaman corak dan ragam hiasnya makin beragam, seperti motif umalengge (rumah adat), motif renda (nama kampung), kabateto’i (sarambi kecil), madasahe, (mata kerbau), kakando (tunas bambu), dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya adalah â€Bagaimanakah estetika ragam hias batik SaSaMbo  di sentral kerajinan SMK 5 Mataram? Hasil penelitian ini diharapkan dapa tmemberikan konstribusi terhadap pengembangan model batik SaSaMbo dengan berbagai macam ragam hias yang sesuai dengan ciri khas daerah NTB, dapat memberikan konstribusi terhadap pengetahuan tentang keindahan ragam hias batik SaSaMbo yang bermanfaat bagi masyarakat NTB, serta dapat memberikan masukan terhadap pengrajin yang ada di SMK 5 Mataram mengenai keterampilan/kerajinan batik SaSaMbo yang menjadi ciri khas masyarakat NTB (Sasak, Sumbawa, Mbojo). Pendekatan penelitian yang di gunakan adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian dengan menggunakan penelitian etnografi. Instrument penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen
Â
Abstract: SaSaMbo Batik is not only a hallmark of Bima, but also a characteristic of Lombok, Sumbawa. SaSaMbo batik in Bima has a different motif from the batik motifs owned by Lombok and Sumbawa, especially the more varied variations of the decoration. Batik motifs in Bima are more likely to use motifs that are closely related to local culture. Batik motifs in ancient times in Bima only used ba wang motifs, butterflies, crabs, and chillies, still in line with the development of the era and the variety of decoration more diverse, such as umalengge motifs (traditional houses), lace motifs (village names), kabateto 'i (small sarambi), madasahe, (buffalo eyes), kakando (bamboo shoots), etc. Based on the background above, the problem formulation is "What is the aesthetic variety of SaSaMbo batik in the handicraft center of SMK 5 Mataram? The results of this study are expected to contribute to the development of the SaSaMbo batik model with a variety of decorations that are in line with the characteristics of the NTB region, can contribute to knowledge about the beauty of the SaSaMbo batik variety that is beneficial to the NTB community, and can provide input to existing craftsmen at SMK 5 Mataram regarding the skills / crafts of SaSaMbo batik which are characteristic of the people of NTB (Sasak, Sumbawa, Mbojo). The research approach used is a qualitative approach. This type of research using ethnographic research. The research instrument was carried out by observation, in-depth interviews, and document studies
References
Amri Yahya. 1985. Sejarah Perkembangan Seni Lukis Batik di Indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto Suharsimi Dr. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineke Cipta.
Arikunto Suharsimi Dr. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : penerbit bina aksara.
Agustin, Ny. Dan Endang S. 1980. Pengetahuan Tekstil Untuk SMTK. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Bungin, Burhan M. 2005. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prenada Media