WUJUD DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DI KALANGAN JAMAAH TABLIG DALAM BERDAKWAH
DOI:
https://doi.org/10.31764/telaah.v6i1.3870Keywords:
Tindak Tutur Direktif, dan Jamaah TabligAbstract
Abstrak: Teori tindak tutur dikembangkan dari keyakinan dasar bahwa bahasa digunakan untuk melakukan tindakan. Jadi, faham fundamentalnya berfokus pada bagaimana makna dan tindakan dihubungkan dengan bahasa. Jika kegiatan bertutur dianggap sebagai tindakan, berarti setiap kegiatan bertutur atau menggunakan tuturan terjadi tindak tutur. Hakikat tindak tutur itu adalah tindakan yang dinyatakan dengan makna atau fungsi (maksud dan tujuan) yang melekat pada tuturan. Tindak tutur merupakan unit terkecil aktivitas bertutur (percakapan atau wacana) yang terjadi dalam interaksi sosial. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fungsi tindak tutur direktif di kalangan jamaah tablig dalam berdakwah; 2) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan strategi kesantunan tindak tutur direktif di kalangan jamaah tablig dalam berdakwah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan fungsi tindak tutur direktif di kalangan Jamaah Tablig dalam berdakwah menjadi 9, yaitu: (1) fungsi tindak tutur direktif untuk menyatakan ajakan, (2) suruhan, (3) peringatan, (4) seruan, (5) imbauan, (6) persilaan, (7) anjuran, (8) harapan, dan (9) larangan.
Abstract: Speech act theory is developed from the basic belief that language is used to perform actions. So, its fundamentalism focuses on how meaning and action are related to language. If the speaking activity is considered an action, it means that every speaking activity or using speech occurs a speech act. The essence of said speech act is an action which is expressed by the meaning or function (purpose and objective) attached to the speech. Speech act is the smallest unit of speech activity (conversation or discourse) that occurs in social interactions. The objectives of this study were: 1) to describe and explain the function of directive speech acts among the tablig congregation in preaching; 2) to describe and explain the strategy of directive speech act politeness among the tablig congregation in preaching. In this study, researchers used qualitative research methods. Based on the research results, it can be described that the function of directive speech acts among Jamaah Tablig in preaching into 9, namely: (1) the function of directive speech acts to express invitations, (2) orders, (3) warnings, (4) calls, (5) appeals , (6) morality, (7) suggestions, (8) hopes, and (9) prohibitions.References
Arifin. 2012. Bahan Ajar Pragmatik. Universitas Pendidikan Ganesha. Tidak Diterbitkan.
Holmes, Janet. Tanpa Tahun. An Introduction to Sosiolinguitics (Terjemahan). Tidak Diterbitkan.
Ibrahim, Abd. Syukur. 2005. Kapita Selekta Pragmatik. PPs. Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan.
Leech, Geoffrey. 1982. Prinsip-prinsip Pragmatik (Terjemahan). Jakarta: Universitas Indonesia.
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Prayitno, Harun Joko. 2011. Kesantunan Sosiopragmayik: Studi Pemakaian Tindak tutur direktif di Kalangan Andik SD Berbudaya Jawa. Surakarta: Muhammadiyah University Press Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Surakata.
Shiffrin, Deborah. 2007. Ancangan Kajian Wacana (Terjemahan Unang dkk). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumarsono. 2010. Buku Ajar Pragmatik. Universitas Pendididkan Ganehsa.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Jakarta: Andi.