PENERAPAN PEWARNA ALAMI BIJI ALPUKAT PADA KAIN KATUN

Authors

  • Sumarli Sumarli STKIP Singkawang, Singkawang, Kalimantan Barat

DOI:

https://doi.org/10.31764/orbita.v7i2.5543

Keywords:

Avocado Seeds, Cotton Textile, Natural Dyes.

Abstract

ABSTRAK

Biji alpukat dapat diekstrak menjadi zat warna alam karena mengandung senyawa tanin yang dapat menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan. Kelemahan zat warna alam dalam proses pewarnaan tekstil yakni memiliki ketahanan luntur yang rendah. Oleh karena itu, pada proses pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi agar warna memiliki ketahanan luntur yang baik. Pewarna alami dari biji alpukat telah diterapkan pada kain katun. Ketahanan luntur pewarna alami telah diuji dengan memvariasikan massa tawas sebagai bahan fiksasi terhadap nilai perubahan intensitas cahaya pada air residu hasil pencucian kain katun. Perlakuan menggunakan variasi massa tawas 10g hingga 60g dengan waktu pencelupan selama 10 menit. Desain penelitian terdiri dari ekstraksi biji alpukat sebagai sumber zat warna alam, mordanting dan pencelupan kain katun ke dalam larutan zat warna, fiksasi kain katun, dan pengujian ketahanan luntur warna pada kain katun menggunakan luxmeter setelah pencucian menggunakan air biasa dan air deterjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang menggunakan massa tawas 60g menghasilkan tingkat kelunturan warna paling kecil dengan nilai perubahan intensitas cahaya 9,58lux pada hasil pencucian dengan air biasa dan 3,11lux pada hasil pencucian dengan air deterjen. Semakin tinggi massa tawas yang digunakan sebagai bahan fiksasi pada kain katun, maka pewarna alami biji alpukat memiliki ketahanan luntur yang semakin baik. Penggunaan sampel tawas 60g sebagai bahan fiksasi efektif dalam menjaga ketahanan luntur pewarna alami biji alpukat pada kain katun.

 

Kata kunci: Biji Alpukat; Kain Katun; Pewarna Alami; Tawas.

 

ABSTRACT

Avocado seeds could be extracted into natural dyes because they contained of tannin. Tannin as a dyes substances would cause brown or brownish color. The weakness of natural dyes in the textile dyeing process that has a low fade resistance. Therefore, the dyeing process of textile materials with natural dyes were needed fixation process in order that color had a well fade resistance. The natural dyes from avocado seeds had been applicated on cotton textile. The fade resistance of natural dyes had been tested by varying the mass of Al2(SO4)3as a fixation to the value of light intensity difference on the residue water of the cotton textile washing. The treatment used the mass variation of 10g to 60g Al2(SO4)3by dyeing for 10 minutes. The study design consisted of avocado seeds extraction as a source of natural dyes, mordanting of cotton textile, dyeing of cotton textile in a dye solution, fixation of cotton textile and test the fade resistance of natural dyes on cotton textile using a luxmeter after washing by water and detergent solution. The results showed that the sample used a mass of 60g Al2(SO4)3produced the smallest color fade degree with the value of light intensity difference on the residue water was 9.58lux of washing by water and 3.11lux of washing by detergent solution. The higher mass of Al2(SO4)3was used as fixation on cotton textile, the natural dyes of avocado seeds had a better fade resistance. The using of 60g Al2(SO4)3sample as a fixation material was effective for kept the fade resistance of natural dyes from avocado seeds on cotton textile.

 

Keywords: Avocado Seeds; Cotton Textile; Natural Dyes.

References

Cahyadi, W. (2008). Analisis dan Aspek Kesehatan: Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dabas, D., Elias, R.J., Lambert, J. D., & Ziegler, G.R. (2011). A Colored Avocado Seed Extract as A Potential Natural Colorant. Journal of Food Science, 76(9), C1335-C1341.

Damayanti, H.M., N. A. Praditia, R. W. Murti, M. Ahmad, dan N. Widyaningrum. (2015). Ekstrak Biji Alpukat sebagai Pembusa Deterjen: Pemanfaatan Potensi Bahan Alam dan Menekan Biaya Produksi. Prosiding Seminar Nasional Peluang Herbal sebagai Alternatif Medicine, Universitas Wahid Hasyim, Semarang, Indonesia, 92-98.

Fitrihana, N. (2007). Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari Tanaman di Sekitar Kita untuk Pencelupan Bahan Tekstil. Majalah Wuny, LPM UNY, 1-8.

Gunadhi, A. (2002). Perancangan dan Implementasi Alat Ukur Cahaya Sederhana. Proceedings Komputer dan Sistem Intelijen, Universitas Gunadarma, Jakarta, 49-58.

Handayani, P.A. & Maulana, I. (2013). Pewarna Alami Batik dari Kulit Soga Tingi (Ceriops tagal) dengan Metode Ekstraksi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2(2), 1-6.

Kurniastuti, F. & Susanti, E.L.D. (2009). Pembuatan Zat Warna Alami Tekstil dari Biji Buah Mahkota Dewa. Tugas Akhir. Universitas Negeri Surakarta.

Leite, J.J.G., Brito, E.H.S., Cordeiro, R.A., Brilhante, R.S.N., Sidrim, J.J.C., Bertini, L.M., de Morais, S.M., & Rocha, M.F.G. (2009). Chemical Composition, Toxicity, and Larvicidal and Antifungal Activities of Persea americana (Avocado) Seed Extracts. Revista da Sociedade Brasileira de Medicina Tropical, 42(2), 110-113.

Lestari, P., Wijana, S., & Putri, W.I. (2013). Ekstraksi Tanin dari Daun Alpukat (Persea americana Mill.) sebagai Pewarna Alami (Kajian Proporsi Pelarut dan Waktu Ekstraksi)â€, Penelitian Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, 1-7.

Lopez, V.M.G. (2002). Fruit Characterization of High Oil Contect Avocado Varieties. Scientia Agricola, 59(2), 403-406.

Manurung, M. (2012). Aplikasi Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) sebagai Pewarna Alami pada Kain Katun secara Pre-Mordanting. Jurnal Kimia, 6(2), 183-190.

Pansera, M.R., Iob, G.A., Atti-Santos, A.C., Rossato, M., Atti-Serafini, L., & Cassel, E. (2004). Extraction of Tannin by Acacia Mearnsii with Supercritical Fluids. Journal Internasional Brazilian Archives of BiologyAnd Technology, 47(6), 995-998.

Prasetyowati, Pratiwi, R., & Fera, O.T. (2010). Pengambilan Minyak Biji Alpukat (Persea americana mill) dengan Metode Ekstraksi. Jurnal Teknik Kimia, 17(2), 16-24.

Prayitno, Kismolo, E., & Nurimaniwati. (2003). Proses Ekstraksi Bahan Pewarna Alam dari Limbah Kayu Mahoni. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, BATAN, Yogyakarta, Indonesia, 207-213.

Rosita, N., Susanto, Putro, A.S.P., Bangun, R.Br., Yulianto, A., & Aji, M.P. (2014). Sintesis Pigmen Alami Daun Tanaman Andong (Cordyline fruticosa L.) sebagai Pewarna Batik dan Analisis Sifat Optiknya. Jurnal Fisika, 4(2), 88-91.

Rosyida, A. (2015). Pengaruh Variasi pH dan Fiksasi pada Pewarnaan Kain Kapas dengan Zat Warna Alam dari Kayu Nangka Terhadap Kualitas Hasil Pewarnaannya. Prosiding seminar Nasional 4th UNS SME’s Summit & Awards, Universitas Negeri Surakarta, Surakarta, 101-112.

Soong, Y.Y. & Barlow, P.J. (2004). Antioxidant Activity and Phenolic Content of Selected Fruit Seeds. Food Chemistry, 88, 411-417.

Syaifuddin, M. (2011). Pengaruh Aerasi pada Sianidasi Emas dari Batuan Mineral. Tugas Akhir. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Tocharman, M. (2009). Eksperimen Pewarna Alami dari Bahan Tumbuhan yang Ramah Lingkungan sebagai Alternatif untuk Pewarnaan Kain Batik. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Winarti, S., Sarofa, U., & Anggrahini, D. (2008). Ekstraksi dan Stabilitas Warna Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.) sebagai Pewarna Alami. Jurnal Teknik Kimia, 3(1), 207-213.

Yi, E. & Cho, J.Y. (2008). Color Analysis of Natural Colorant-Dyed Fabrics. Color Research and Application, 33(2), 148-157.

Downloads

Published

2021-12-02

Issue

Section

Articles