Bentuk Hidup Akur Beda Agama Antara Islam dan Budha di Desa Mareje Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat
DOI:
https://doi.org/10.31764/civicus.v7i2.1112Keywords:
bentuk, hidup, akur, beda, agama, Islam, BudhaAbstract
Hidup berdampingan dengan perbedaan agama dapat menjadi penyebab terjadinya konflik agama terutama bagi Indonesia yang merupakan Negara multicultural seharusnya memiliki cara untuk mempertahankan perbedaan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk hidup akur beda agama antara Islam dan Budha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan datanya antara lain, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terciptanya kerukunan karna masing-masing dari setiap pemeluk agama saling terbuka dan menerima keberadaan dari agama lain. Bentuk kerukunan umat beragama antara masyarakat Islam dan Buddha di Desa Mareje adalah adanya bentuk interaksi sosial yang meliputi: komunikasi yang baik antar sesama umat beragama, saling mengajak untuk berbuat baik kepada sesama, selalu sopan dan saling menghargai ketika berinteraksi antar sesama umat beragama untuk menjunjung tinggi rasa toleransi terhadap umat beragama Islam dan Buddha di desa Mareje
Â
Coexistence with religious differences can be a cause of religious conflict, especially for Indonesia which is a multicultural country should have a way to maintain these differences. The purpose of this study is to explain the life forms of different religious differences between Islam and Buddhism. The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection techniques include observation, interviews and documentation. Then the data analysis techniques used in this study are data reduction, data presentation, and drawing conclusions. From the results of the study found that the creation of harmony because each of the adherents of each religion is open to each other and accept the existence of other religions. The form of religious harmony between Muslim and Buddhist communities in the village of Mareje is a form of social interaction that includes: good communication between fellow believers, inviting each other to do good to others, always being polite and respectful when interacting among fellow religious communities to uphold a sense of tolerance towards Muslims and Buddhists in the village of Mareje.
References
N. Nazmudin, “Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama dalam Membangun Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),†J. Gov. Civ. Soc., vol. 1, no. 1, pp. 23–39, 2018.
L. J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif,†Bandung PT Remaja Rosdakarya. Ed. Ke-13, vol. 111, 2001.
Sugiyono, “Metode penelitian kombinasi (mixed methods),†Bandung Alf., 2015.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan R & D. Bandung: Alfabeta, 2017.
I. Gunawan, “Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Edisi kesatu, Cetakan keempat,†PT. Bumi Aksara. Jakarta, 2016.
J. Raco, “Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan keunggulannya,†Center for Open Science, 2010.
D. Mardalis, Metode penelitian: suatu pendekatan proposal. Bumi Aksara, 1995.
L. Nisvilyah, “Toleransi Antarumat Beragama Dalam Memperkokoh Persatuan Dan Kesatuan Bangsa (Studi Kasus Umat Islam Dan Kristen Dusun Segaran Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto),†Kaji. Moral dan Kewarganegaraan, vol. 2, no. 1, pp. 382–396, 2013.
U. Sumbulah, “Pluralisme dan Kerukunan Umat Beragama Perspektif Elite Agama Di Kota Malang,†Anal. J. Soc. Sci. Relig., vol. 22, no. 1, pp. 1–13, 2015.
A. Bakar, “Konsep toleransi dan kebebasan beragama,†Toleransi, vol. 7, no. 2, pp. 123–131, 2016.
D. Muhdina, “Kerukunan Umat Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Kota Makassar,†2015.
D. Mardiasmo and P. H. Barnes, “Community response to disasters in Indonesia: Gotong Royong; a double edged-sword,†in Proceedings of the 9th annual international conference of the international institute for infrastructure renewal and reconstruction, 2015, pp. 301–307.
M. Irfan, “Metamorfosis Gotong Royong Dalam Pandangan Konstruksi Sosial,†Pros. Penelit. dan Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 4, no. 1, pp. 1–10, 2017.
T. N. Effendi, “Budaya Gotong Royong Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini,†J. Pemikir. Sosiol., vol. 2, no. 1, pp. 1–17, 2013.
G. K. Pasya, “Gotong Royong dalam Kehidupan Masyarakat,†SOSIETAS, vol. 1, no. 1, 2000.