Penalaran Moral Menurut Gender dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
DOI:
https://doi.org/10.31764/civicus.v8i1.1953Keywords:
Penalaran, Moral, Gender, Pembelajaran, Pendidikan KewarganegaraanAbstract
Permasalahan moral yang sering terjadi dikalangan peserta didik disebabkan kurangnya pemahaman tentang makna moral itu sendiri sehingga menyebabkan terjadinya degradasi moral dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang moral peserta didik, cara menganalisis dalam memecahkan setiap masalah yang menyimpang dari moral yang baik, dan cara peserta didik beperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang baik di dalam masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data dari kajian literatur dari berbagai sumber baik indonesia maupun asing. Setelah data dikumpulkan maka dianalisis dan dikolaborasi dengan hasil penelitian asing untuk dijadikan kesimpulan dari artikel ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mengerti dan memahami konsep serta makna moral yang sebenarnya dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang moral yang baik. Selain itu, peserta didik belum bisa membedakan moral yang baik dan buruk dikarenakan perbedaan gender dari peserta didik dikarenakan proses penalaran yang berbeda. Selanjutnya peserta didik belum mampu mengambil langkah atau solusi dari setiap permasalahan moral yang terjadi. Untuk itu, pentingnya dalam memberikan wawasan kepada peserta didik tentang moral yang baik dan sesuai dengan kaidah masyarakat. Dengan demikian, guna mengatasi persoalan tersebut, maka pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat diupayakan untuk menganalisis penalaran seseorang dalam berperilaku jika dilihat dari gender.
The moral issues that often occur among learners are due to lack of understanding of the moral meaning itself that causes moral degradation in the learning of citizenship education. The study aims to provide an understanding of learners moral, how to analyze in solving every problem that deviates from good morals, and the way learners conduct appropriate values in the society. Research using qualitative method by collecting data from literature study from various sources both Indonesian and foreign. Once data is collected, it is analyzed and collaborate with the results of foreign research to be the conclusion of this article. The results show that there are still many learners who do not understand and understand the concept and moral meaning in fact due to lack of knowledge about good moral. In addition, learners are not able to distinguish good and bad morals due to gender differences from learners due to different reasoning processes. Furthermore learners have not been able to take steps or solutions of any moral problems that occur. Therefore, it is important to give learners insight into good moral and in accordance with the rules of society. Thus, in order to overcome these problems, the learning of citizenship education can be sought to analyse the reasoning of one behaviour when viewed from gender.
References
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Ibda, F. (2012). Pendidikan moral anak melalui pengajaran bidang studi ppkn dan pendidikan agama. Fakultas Tarbiyah Iain Ar-Raniry. Jurnal Ilmiah Didaktika Februari (XII), 2: 338-347.
Muchson. (2006). Dimensi Moral dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Jurusan Hukum dan Kewargaan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Sutrisno. (2016). Berbagai pendekatan dalam pendidikan nilai dan pendidikan kewarganegaraan. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, (5).
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.
Dwiyanti, R. (2013). Peran orang tua dalam perkembangan moral anak (kajian teori kohlberg). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Prosiding Seminar Nasional Parenting
.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian pendidikan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sjarkawi. (2011). Pembentukan kepribadian anak. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Azizah, N. (2015). Perilaku moral dan religiusitas siswa berlatar belakang pendidikan umum dan agama. Sekolah Pascasarjana Program Studi Psikologi Universitas Gadjah Mada. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, (33), 2: 1 – 16.
Zeidler, D. L. (2003). The role of moral reasoning on socioscientific issues and discourse in science education. University of South Florida. London: Kluwer Academic Publishers. Vol. 19.
Mayasari, I, dkk. (2012). Penerapan nilai integritas dan perspektif gender dalam perilaku beretika. Management Study Program Faculty of Economics and Business. Universitas Paramadina Jakarta. KINERJA, (16), 2: 153-179.
Sykes, Karen. (2009). Ethnographies of moral reasoning. living paradoxes of a global age. United States: Palgrave Macmillan.
Zizek, B. D. G,, & Ewa N. (2015). Moral development and citizenship education. Sense Publishers Rotterdam / Boston / Taipei. Vol. 9.
Bucciarelli, M. (2008) . The psychology of moral reasoning. Centro di Scienza Cognitiva and Dipartimento di Psicologia University of Turin Sangeet Khemlani and P. N. Johnson-Laird Department of Psychology Princeton University. Judgment and Decision Making, (3), 2: 121–139.
Lotfabadi, H. (2008). Criticism on moral development theories of piaget, kohlberg, and bandura and providing a new model for research in iranian students' moral development. Educational Psychology of Shahid-Beheshti University. Quarterly Journal of Educational Innovations, No. 24, Spring .
Barger, R. N. (2000). A summary of lawrence kohlberg's stages of moral development. Notre Dame: University of Notre Dame.
Sonnert, M. L. (2000). Society and the highest stages of moral development. Department of Physics Department of Psychiatry Harvard University Harvard Medical School.
Wilkins, L & Renita, C. (2005). The moral media how journalists reason about ethics. London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers .
Sunar, D. (2002). Psychology of morality. Bogazici University, Turkey. Online Readings in Psychology and Culture, 2(1).
Arthur, J., & Davies, I. (2008). Citizenship education. British: SAGE Library of Educational Thought and Pratictice, Vol, 2 .
Ahmad Gunadi, A. (2013). Membentuk karakter melalui pendidikan moral pada anak usia dini di Sekolah Raudhatul Athfal (R.A) Habibillah. Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jurnal Ilmiah Widya, 85 (1), 2.
Djuwita, P. (2009). Peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran PKn dengan pendekatan pendidikan nilai yang inovatif. FKIP Universitas Bengkulu. Jurnal Kependidikan Triadik, (12), 1.