Peran Tokoh Adat Dalam Melestarikan Pernikahan Adat Mata Malam Subsuku Dayak Sawe
DOI:
https://doi.org/10.31764/civicus.v8i2.2766Abstract
Penelitian ini bertolak dari fenomena bahwa mulai lunturnya pelaksanaan pernikahan adat mata malam subsuku Dayak Sawe. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan peran tokoh adat dalam melestarikan pernikahan adat mata malam pada subsuku Dayak Sawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis studi etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) makna yang terkandung dalam pernikahan adat mata malam, yaitu kerukunan, ketaatan, keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan,alam dan sesama. (2) kendala yang dihadapi tokoh adat, yaitu teknologi komunikasi, masuknya budaya luar, generasi muda lebih tertarik pada budaya modern, masuknya agama Kristen yang menekankan tentang iman daripada tradisi (3) upaya yang dilakukan, antara lain tokoh adat melibatkan anak usia muda dalam setiap kegiatan adat, memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa menikah secara adat sangat penting sebagai upaya menjaga kelestarian adat dan cinta akan adat.
This research departs from the phenomenon that the start of the fading of the traditional marriage mata malam of the subsuku Dayak Sawe. The purpose of this study was to describe the role of traditional leaders in preserving the traditional marriage mata malam of the subsuku Dayak Sawe.This research uses a descriptive qualitative approach to the type of ethnographic study. Data collection techniques are done by observation, interview and documentation. Data analysis technique is done by data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that (1) the meaning contained in the traditional wedding of the night eye, namely harmony, obedience, the balance of human relations with God, nature and others, (2) the obstacles faced by traditional leaders, namely communication technology, the entry of foreign cultures, the younger generation being more interested in modern culture, the inclusion of Christianity which emphasizes faith rather than tradition (3) efforts are made, including traditional leaders involving young children in every customary activity, provides an understanding to the community that marrying in a customary manner is very important as an effort to preserve custom and love for adat.
References
Soekanto., Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Grafisi Press.2012.
Kistanto,. “Sistem Sosial-Budaya di Indonesiaâ€, Sabda Jurnal Kajian Kebudayaan. Vol. 3, No.1, h. 99-105.2008.
Koentjaraninggrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.2009.
Ranjabar. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: GhaliaIndonesia.2006.
Garna. Budaya Sunda: Melintasi Waktu Menantang Masa Depan. Bandung: Lemlit Unpad.2008.
Prasetiyo. “Pelaksanaan Perkawinan dan Pewarisan Masyarakat Adat Sedulur Sikep Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Patiâ€. Sos Bud. Vol 7, No. 1, h. 21-30.2014.
Mariane. Kearifan Lokal Pengelolaan Hutan Adat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2014.
Kuntowijoyo. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.2006.
Babul. “Pergeseran Budaya Lokal Remaja Suku Tengger di Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajangâ€. JESS Vol.No.1, h. 20-28. 2017.
Narwoko. Sosiologi:Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Prenada Media Group.2006.
Hilmi. Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Perilaku Sosial Anak-Anak Remaja di Desa Sepit Kecamatan Keruak Lombok Timur. Tesis. Semarang: Progam Pascasarjana Unnes.2015.
Hanan, Himasari. “Modernization and Cultural Transformation: The Expansion of Traditional Batak Toba House in Huta Siallaganâ€. Social and Behavioral Sciences. Vol 50, h. 800-811.2012.
Undang-Undang Tentang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.
Hilman, Hadikusuma. Hukum Perkawinan menurut perundangan hukum adat, hukum agama : Bandung : Mandar Maju. 2003.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.2005.
Berry. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2003.
Kuswarno, E. Metode Penelitian Komunikasi: Etnografi Komunikasi.Bandung: Alfa Beta.2008.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif & R&D.Bandung: PT. Alfabeta.