Pola Pembelajaran pada Anak Autis di SLB Negeri 1 Sumbawa
DOI:
https://doi.org/10.31764/civicus.v9i1.5811Keywords:
Anak Autis Pola, Pendidikan anakAbstract
Anak autis merupakan anak yang yang mengalami gannguan pada intraksi sosial, komunikasi, dan perubahan perilaku yang ada pada dirinya. Anak Autis membutuhkan penerimaan, bimbingan dan dukungan ekstra dari orang tua dan lingkungannya untuk tumbuh dan mengembangkan potensi dirinya secara optimal agar dapat hidup mandiri seutuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan pada anak Autis (Studi Kasus di SLB Negeri 1 Sumbawa). Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pembelajaran pada anak autis di SLB Negeri 1 Sumbawa terdapat dua model pembelajaran yang diberikan yaitu kelas klasikal dan kelas individual. Sedangkan metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu metode stimulus visual Pembelajaran yang menggunakan alat bantu sebagai media pembelajaran seperti gambar dan poster. Teknik yang di gunakan guru bervariasi mengikuti keadaan peserta didik.
Autistic children are children who experience disturbances in social interactions, communication, and changes in their behavior. Autistic children need extra acceptance, guidance and support from parents and their environment to grow and develop their potential optimally in order to live completely independently. This study aims to determine education in children with autism (Case Study in SLB Negeri 1 Sumbawa). Then the method used in this research is qualitative with a descriptive approach. Data collection techniques by means of observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that the learning patterns in children with autism in SLB Negeri 1 Sumbawa have two learning models given, namely the classical class and the individual class. While the method used in learning is the visual stimulus method of learning which uses learning tools as learning media such as pictures and posters. The techniques that the teacher uses vary according to the circumstances of the students.
References
R. Komalasari and E. Hernawati, “Pengaruh independensi, kompleksitas tugas, dan gender terhadap audit judgment,†Neo-bis, vol. 9, no. 2, pp. 66–86, 2015.
S. Syukurman, “Peluang dan Tantangan Lembaga Pendidikan Islam (Ditinjau dari Sosiologi Agama di Desa Doridungga),†EDU SOCIATA (Jurnal Pendidik. Sosiologi), vol. 1, no. 2, pp. 43–58, 2018.
S. M. Rahayu, “Deteksi dan intervensi dini pada anak autis,†J. Pendidik. anak, vol. 3, no. 1, 2014.
E. B. Hurlock, Child growth and development. Tata McGraw-Hill Education, 1978.
B. Siegel, The world of the autistic child: Understanding and treating autistic spectrum disorders. Oxford University Press, USA, 1996.
B. Delphie, “Matematika untuk anak berkebutuhan khusus,†Sleman PT. Intan Sejati Klaten, 2009.
R. L. Spitzer, K. K. Md, and J. B. W. Williams, “Diagnostic and statistical manual of mental disorders,†in American psychiatric association, 1980.
A. Saputra, “Kebijakan Pemerintah Terhadap Pendidikan Inklusif,†Golden Age J. Ilm. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, vol. 1, no. 3, pp. 1–15, 2016.
Y. Azwandi, “Mengenal dan membantu penyandang autisme,†Jakarta Dep. Pendidik. Nas., 2005.
R. Indonesia, “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,†Jakarta Pemerintah Republik Indones., 2003.
G. Suprianto, N. Nurdyansyah, and E. Nyong, “Analysis of Character Education in Curriculum 13 to Build Moral Awareness in Education at SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo,†Proceeding of The ICECRS, vol. 5, 2020.
A. Mahabbati, “Pendidikan Inklusif untuk Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tunalaras),†JPK (Jurnal Pendidik. Khusus), vol. 7, no. 2, 2010.