Peran Guru Pkn Dalam Model Pengajaran Advokasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Isu-Isu Sosial Pada Siswa
DOI:
https://doi.org/10.31764/civicus.v6i2.678Keywords:
peran, guru, pengajaran, advokasi, pemahaman, isu, sosialAbstract
Siswa MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong kebanyakan memiliki sifat mudah diatur, dan aktif dalam tanyajawab. Namun, saat pembelajaran siswa sering bercanda dengan teman hanya beberapa yang memperhatikan materi yang disampaikan, dan beberapa siswa justru tidak menghiraukan walaupun sudah dinasehati dengan baik. Hal ini juga yang menyebabkan siswa belum mampu memahami materi tentang isu-isu sosial seperti: Kemiskinan, bencana alam, korupsi, pembunuhan dan lain-lain. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, tehnik penentuan subjek penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan tehnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi, analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PKn dalam mengajar mengutamakan membina sikap sesuai nilai-nilai pancasila, melakukan pendekatan emosional. Memberi contoh perilaku teladan yang baik, membiasakan datang tepat waktu, disiplin, membina siswa melakukan belajar kelompok, melakukan penilaian sikap, memberikan motivasi, atau nasehat, rutin melakukan kegiatan sosial dan keagamaaan, seperti sholat duha, sholat dzuhur dan sholawatan/ yasinan setiap jum,at serta aktif dalam kegiatan hari besar keagamaan islam lainnya, pembinaan sikap juga melalui upacara bendera dengan memberi motifasi dan nasehat dan sikap siswa.
Â
Students of MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong mostly have the nature to be arranged, and active in the ask. However, when learning students often joke with friends only a few are concerned about the material being delivered, and some students just ignore it even though it is advised well. It also causes students not to be able to understand the material about social issues such as poverty, natural disasters, corruption, murder, and others. This method of study uses qualitative methods with a descriptive approach, the technique of determining the subject of this study using purposive sampling with data collection techniques such as observation, interviews and documentation, data analysis Used are data reduction, data presentation, and conclusion or data verification. The results showed that PKn teachers in teaching prioritize to cultivate attitudes according to the values of Pancasila, an emotional approach. Exemplified good example behavior, familiarizing coming on time, discipline, nurturing students doing group learning, doing attitude assessment, giving motivation, or advice, routine social and religious activities, such as Duha prayers, Praying Dhuhr and who visit/Yasinan every Fri, at and active in other Islamic religious day activities, the development of attitudes also through the flag ceremony by giving motives and advice and attitude of students.
References
S. Rahman, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Advokasi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Al-Furqon Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep.†UIN Sunan Ampel Surabaya, 2010.
H. Hanafi, K. Sundara, and Z. Anshori, “Penerapan Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar Siswa SMP,†Civicus, no. 1, pp. 11–20.
B. Hasan, H. Winarti, K. Sundara, and H. Hafsah, “Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator And Explining (Sfae) terhadap Hasil Belajar Siswa,†Civicus, no. 1, pp. 31–37.
M. Unwakoly, “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Advokasi Bagi Siswa Kelas III SDN Bendo 2 Kota Blitar,†SKRIPSI Jur. Kependidikan Sekol. Dasar Prasekolah-Fakultas Ilmu Pendidik. UM, 2013.
E. Tandililing, “Pengembangan Kemampuan Koneksi Matematissiswa Melalui Pendekatan Advokasi Dengan Penyajian Masalah Open-Ended Pada Pembelajaran Matematika,†in Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2013, vol. 9.
Y. Benamen, “Penggunaan Model Pembelajaran Advokasi Untuk Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas III SDN Madyopuro 1 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.,†SKRIPSI Jur. Kependidikan Sekol. Dasar Prasekolah-Fakultas Ilmu Pendidik. UM, 2011.
I. Rosipah, “Model Advokasi Sosial dalam Pemenuhan Hak Identitas Anak (Studi Aksesibilitas Pendidikan Anak yang Tinggal di LKSA Al-Qomariyah).†PERPUSTAKAAN, 2017.
P. D. Sugiyono, “Metode Penelitian dan Pengembangan,†Res. Dev. D, 2015.
Sugiyono, “Metode penelitian kombinasi (mixed methods),†Bandung Alf., 2015.
P. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 2013.
P. Sugiyono, “Dr. 2010,†Metod. Penelit. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung CV Alf.
J. W. Creswell and J. D. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage publications, 2017.
N. Sudjana, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. 2010.
M. B. Milles, “Huberman. 1984. Qualitative Data Analysis.†London: Sage Publication.
F. Y. Fauzi, I. Arianto, and E. Solihatin, “Peran Guru Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik,†J. PPKN UNJ Online,(Online), vol. 1, no. 2, 2013.
S. Budiarti, “Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mencegah Terjadinya Bullying Pada Siswa (Studi kasus di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun 2013).†Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.