ANALISIS NILAI-NILAI KEPENDIDIKAN DALAM SESENGGAK SASAK PADA MASYARAKAT DESA BATU JANGKIH KECAMATAN PRAYA BARAT DAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DOI:
https://doi.org/10.31764/jua.v23i1.1727Keywords:
Nilai Kependidikan, Sesenggak, SasakAbstract
Sebagai karya masa lampau, sesenggak sasak merupakan salah satu Aspek budaya yang muncul berdasarkan motivasi kreasi ide dan karya masyarakat pendukungnya. Secara harfiah sesenggak sasak belum banyak dikenal orang terutama kalangan generasi muda. Oleh karena itu sesenggak sasak sangat membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak. Hasil penelitian ini di harapkan dapat membantu menyelamatkan sesanggak sasak (ungkapan tradisional sasak) dari kepunahan. Teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah teori analisis oleh kerlinger dan sumber lainnya, nilai oleh Schwartz dan sumber lainnya, pendidikan menurut bahasa yunani, moral oleh Nurgiyantoro dan Horhby, Garanby, dan Wakefield, ungkapan oleh Cervantes, kegiatan struktural oleh Ali, kajian fungsi oleh Merton, teori semiotik oleh Riffaterre. Lokasi penelitian ini adalah di desa Batu Jangkih Kec. Praya Barat Daya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan wawancara, dan metode terjemahan yaitu metode penterjemahan semantic (semantic trasn location). Data dan sumeber data dalam penelitian ini menggunakan dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data yang sudah terkumpul di analisis menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat di simpulkan bahwa bagian struktural dalam sesenggak (ungkapan tradisional ) berupa diksi, tipologi, pola kalimat, dan gaya bahasa, diksi menjelaskan tentang kata-kata atau pilihan kata yang digunakan dalam ungkapan tradisional. Tipologi dalam sesenggak sasak di Desa Batu Jangkih Kec. Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah terdiri atas 3 macam yaitu 2 kata, 3 kata dan 4 kata. Pola kalimat dalam pembentukan sesenggak sasak Desa Batu Jangkih Kec. Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok tengah terdiri dari 9 pola pembentuk yaitu kata benda – kata benda, kata kerja, kata benda, kata kerja – kata sifat, kata sifat – kata benda – kata benda – kata kerja, kata kerja – kata kerja, kata sifat – kata kerja. Gaya bahasa dalam sesenggak ini terdiri dari 4 gaya bahasa yaitu simile, terdiri dari 2 sesenggak, antithesis 2 sesenggak, ironi 14 sesenggak dan repetisi 4 sesenggak. Sebelum menganalisis nilai-nilai kependidikan dalam sesenggak sasak terlebih dahulu yang dilakukan adalah menganlisis makna yang terkandung dalam sesenggak berupa nilai pendidikan moral dan sosial. Nilai pendidikan tradisional 10 sesenggak, moral terdiri atas 8 sesenggak dan sosial 5 sesenggak.
References
Alwi, Hasan dkk 2001. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Reneka Cipta.
Atmaja, Cedin. 1999. Ungkapan Sesenggak: Suatu Kajian Unsur Pengendalian Sosial Pada komunitas Pujut Dalam Budaya Sasak Tradisional. Tesis: Universitas Udayana.
Badrun, Ahmad. 2005. Dasar-Dasar Psikologi Sastra. Mataram. University Pres.
Bimowalgito, 1980, bimbingan dan penyuluhan di sekolah, penerbit Fakultas Pesikologi UGM Yogyakarta.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Danandjaya, James.1984. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan dll. Jakarta : Grafiti
Graham, D. 1972. Moral Learning and Development, London : BT. Best Ford.
Hornby, A.S., Gatenby, E.V., dan Wakefield, H. 1962. The Advanced Learner`s Dictionary of Current English, Londen: Oxford University Press.
Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat, 1980. Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia Jakarta
Lickona, T. 1992. Educating for Character, New York: Batam Books.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Padmosoekodjo, 1953, Ngerengan Kasusastran Djawa. Yogyakarta. Hien Hoo Sing.
Ricaoer, Sumariono, E.1999. Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat. Edisi revesi. Kanisius. Yogyakarta.
Riffatere, Micahael. 1978 Semiotics of Poetry. Blomingtong, London: Indiana University press.
Suastika, I Made.2003. Kajian Budaya dan Pradikma yang dikembangkan dalam Pemahaman Budaya ditengah perubahan Sebuah Cenderamata untuk Prof. DR. I Gusti Gurah Bagus. Denpasar S2 Kajian Budaya
Sudirman. 1988. Nilai-nilai Kependidikan Sesenggak Foklor Lisan di Lombok Selatan. Skripsi: FKIP mataram.
Teew, A. 1984 Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Dunia Pustakajaya
Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Yobee, Andreas. 2007. Struktur Cerita Rakyat dalam Kehidupan Masyarakat Suku Mee Papua. Mataram. Arga Fuji Press.
http://id.wikipedia.org//wiki/analisis. Download tangal 8 /06/2018 pukul 17.20
http://jurnal.filsafat.ugm.ac.id/../55 Download 24/06/2018 pukul 19.30
http://netasia.net/definisianalis.html. Download tanggal 12/05/2018 pukul 18.10
http://organisasi.org. Download tanggal 12/06/2018 pukul 17.30
www.rumahbelajarpsikologi.com Download tanggal 12/06/2018 pukul 18.20
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/ nilai.html :Download: 29/5/2018 pukul 07 : 13
http://widiyo.staff.gunadarma.ac.id/ Download tanggal 25/05/2018 pukul 20:15