PENYULUHAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI SESUAI KONDISI KESEHATAN AKSEPTOR
DOI:
https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i3.10385Keywords:
health education, women of childbearing age, contraceptive methodsAbstract
ABSTRAK
Profil Kesehatan tahun 2020 menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor memilih menggunakan metode suntik sebesar 72,9%, diikuti oleh pil sebesar 19,4%. Data yang diperoleh dari Puskesmas Bantar Jaya tahun 2021 menyatakan bahwa 90% Wanita Usia Subur (WUS) sudah menggunakan alat kontrasepsi namun mayoritas menggunakan kontrasepsi suntik (80%). Suntik maupun pil merupakan metode hormonal jika digunakan dalam jangka panjang memberikan efek yang beragam pada akseptor. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 30 wanita usia subur, 12 orang diantaranya mengalami obesitas (BMI > 27), 9 orang overweight dan sisanya normal. Dari responden tersebut hanya 1 orang yang menggunakan IUD, 1 orang menggunakan kondom selebihnya menggunakan suntik. Hasil wawancara dengan WUS menyampaikan takut menggunakan IUD karena pengalaman buruk dari tetangga yang pernah mengalami kram perut hebat pasca pemasangan pemasangan (1 minggu). Persepsi yang tidak tepat tersebut dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan WUS mengenai macam-macam alat kontrasepsi. Untuk itu perlu dilakukan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan WUS melalui penyuluhan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang macam-macam alat kontrasepsi beserta kelebihan, kekurangan serta efek samping dari pemakaiannya serta meningkatkan kemampuan responden untuk dapat memilih kontrasepsi yang paling tepat sesuai kondisi kesehatannya. Upaya meningkatkan pengetahuan WUS dilakukan melalui penyuluhan terstruktur serta diskusi pembahasan kasus dengan jadwal yang telah di tetapkan. Â Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mengalami peningkatan pengetahuan sebesar 25.2%. Setelah pelaksanaan pengabdian masyarakat ini diharapkan WUS akan mengganti metode kontrasepsi yang tidak tepat untuk meminimalisasi efek samping yang muncul.
Â
Kata Kunci : pendidikan kesehatan; wanita usia subur; metode kontrasepsi
Â
ABSTRACT
The Health Profile 2020 shows that the majority of acceptors choose to use the injection method at 72.9%, followed by pills at 19.4%. Data obtained from the Bantar Jaya Health Center in 2021 stated that 90% of women of childbearing age (WUS) had used contraception but the majority used injectable contraception (80%). Injections and pills are hormonal methods if used in the long term have various effects on the acceptor. The results of a preliminary study conducted on 30 women of childbearing age, 12 of whom were obese (BMI > 27), 9 were overweight and the rest were normal. Of these respondents, only 1 person used an IUD, 1 person used a condom, the rest used injections. The results of the interview with WUS conveyed that he was afraid to use the IUD because of the bad experience of a neighbor who had experienced severe stomach cramps after insertion (1 week). This inappropriate perception is influenced by the low knowledge of WUS regarding various contraceptives. For this reason, it is necessary to intervene to increase WUS knowledge through counseling so that it can increase knowledge about various types of contraceptives along with the advantages, disadvantages and side effects of their use and increase the ability of respondents to be able to choose the most appropriate contraception according to their health conditions. Â Â Â Â Â Â Â Efforts to increase WUS knowledge are carried out through structured counseling and discussion of case discussions with a predetermined schedule. The results obtained from this community service activity were an increase in knowledge of 25.2%. After the implementation of this community service, it is hoped that WUS will replace inappropriate contraceptive methods to minimize side effects that arise.
Â
Keywords: health education; women of childbearing age; contraceptive methods
References
Asnilawati. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Metode Kontrasepsi Dengan Pemakaian Kontrasepsi Di Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2018. Masker Medika, 6(2).
Budiyanto, A. K. (2016). Efektivitas Pemanfaatan Media Leaflet Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Mencuci Tangan Dengan Sabun.
Dananjaya, U. (2013). Media Pembelajaran. Nuansa Cendikia.
Dewi dan Ni Putu. (2018). Manfaat Penyuluhan Dengan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Mengenai Kejadian Ikutan Imunisasi Di Puskesmas II Denpasar Selatan. Poltekkes Denpasar.
Erviana, dkk. (2012). Efektifitas Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet dan Media Video Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang Aborsi. Jurnal: Poltekes Kemenkes Malang.
Ismawati dan Nadia. (2017). Pengaruh Penggunaan Media Leaflet Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui Bayi Di Puskesmas Mamajang Makasar. Jurnal Ilmiah Media Bidan, 2(2).
Kementrian Kesehatan. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020.
Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Pangaribuan, L., Lolong, D. B. (2015). Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Pil dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia 15-49 Tahun di Indonesia Tahun 2013 (Analisis Data Riskesdas 2013). Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 25, 1–8.
Prawirohardjo. (2016). Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Supariasa. (2013). Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC.
Downloads
Published
Issue
Section
License
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles.
Selaparang : Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.