PEMBERDAYAAN PETANI KARET DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DESA SUNGAI DUREN KABUPATEN MUARA ENIM
DOI:
https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i3.10617Keywords:
empowerment, rubber farmer, duren river village, lembak.Abstract
ABSTRAK
Salah satu contoh potensi wilayah Indonesia dalam sektor pertanian ialah perkebunan karet, yang dimana perkebunan karet memiliki peranan yang sangat penting dari segi sosial dan ekonomi. Kegiatan ini untuk mendeskripsikan tujuan dengan meningkatkan perekonomian petani karet desa Sungai Duren. Yang diperoleh dari hasil jual beli terhadap pengempul dari hasil perkebunan karet. Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan, di Desa Sungai Duren Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim merupakan warga trasmigran yang menghandalkan hasil perkebunan karet guna mencukupi perekonomian masyarakat sekitar. Namun harga karet seringkali turun bahkan berubah-ubah sehingga harga karet tidak stabil. Pendapatan yang dihasilkan masyarakat pun tidak banyak karena terkendala akses jalan menuju kota yang sangat jauh dari pemukiman sehingga para petani karet menggunakan jasa pengempul dan menjualkan hasil perkebunan dengan cara lelang kepada para bos karet disana. Dalam kegiatan kali ini tim pengabdian  menggunakan pemberdayaan lapangan dengan melihat langsung lokasi yang akan dianalisis yaitu perkebunan karet di Desa Sungai Duren. Penulis juga menggunakan metode wawancara kepada salah satu petani karet di Desa Sungai Duren. Strategi pemasaran pada Desa Sungai Duren belum cukup baik dikarenakan masih adanya oknum pengepul yang masih semena-mena dalam proses jua beri karet.
Â
Kata kunci: pemberdayaan; petani karet; desa sungai duren; lembak.
Â
                                                                  ABSTRACT
One example of the potential of Indonesia's territory in the agricultural sector is rubber plantations, where rubber plantations have a very important role from a social and economic perspective. Based on the results of the activities carried out, in Sungai Duren Village, Lembak District, Muara Enim Regency, there are transmigrants who rely on rubber plantation products to meet the economy of the surrounding community. However, rubber prices often fall and even fluctuate so that rubber prices are unstable. The income generated by the community is not much because it is constrained by road access to the city which is very far from settlements so that rubber farmers use the services of collectors and sell plantation products by auction to the rubber bosses there. In this activity, the service team used field empowerment by looking directly at the location to be analyzed, namely the rubber plantation in Sungai Duren Village. The author also uses the interview method to one of the rubber farmers in Sungai Duren Village. The marketing strategy in Sungai Duren Village is not good enough because there are still unscrupulous collectors who are still arbitrarily in the process of selling rubber
                        Â
Keyword : empowerment; rubber farmer; duren river village; lembak.References
Adi, Isbandi Rukminto, (2008), Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Rajawali Pers. Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, (2010). Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Karet. Jakarta.
Edi, Suharto. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja Sosial. Bandung:PT Ravika Adimatama, Cet Ke-1.
Downloads
Published
Issue
Section
License
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles.
Selaparang : Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.