PENGEMBANGAN KERAJINAN ANYAMAN PALITAN, DI DUSUN NGLENGKONG, DESA GIRIPURWO, KECAMATAN GIRIMULYO, KABUPATEN KULON PROGO
DOI:
https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i1.2808Keywords:
craft industry, strengthening, socialization, marketing, superior product of the villageAbstract
ABSTRAK
Permasalahan dari mitra pengabdi kami adalah usaha mengembangkan skala ekonomi dengan industri kerajinan anyaman palitan di Dusun Nglengkong, Desa Giripurwo, Kabupaten Kulonprogo, yang masih mengalami berbagai kendala. Diantaranya, banyak penduduk Dusun Nglengkong yang bekerja di Industri kerajianan namun belum memiliki organisasi (lembaga) bagi buruh kerajinan. Kemudian alat dan cara pembuatannya masih kerajinan manual dan tradisional. Pemasaran masih melalui pengumpul/koordinator, sehingga daya tawar rendah. Dari permasalahan mitra tersebut UMY melalui program pengabdian kepada masyarakat, disinergikan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertujuan untuk memotivasi masyarakat pengrajin serta meningkatkan kualitas dan standar produk dengan menambah jenis produk kerajiannnya. Metode yang dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan yang melibatkan sepuluh orang mahasiswa KKN dan tiga orang tim pengabdi. Hasil kegiatan meliputi sosialisasi dan pelatihan yang diikuti sekitar 22 pengarajian anyaman mulai terinisiasi untuk membentuk wadah organisasi yang struktur organisasinya merupakan bagian para pengrajin yang ada di Dusun Ngelengkong, menambah wawasan para pengrajin anyaman Dusun Nglengkong yang awalnya tidak semuanya mengetahui cara pembuatan anyaman palitan begitu pula dengan anyaman yang menggunakan senar, serta kegiatan ini membantu produsen memasarkan produk mereka melalui sosial media yang dapat diakses secara online.
Â
Kata Kunci : industri kerajinan; penguatan; sosialisasi; pemasaran; produk unggulan desa
Â
ABSTRACT
The issue for our service partners is the effort to build economies of scale in Nglengkong Hamlet, Giripurwo Village, Kulonprogo Regency with the Palitan woven handicraft industry, which is still experiencing various obstacles. Among them, many Nglengkong Hamlet residents work in the handicraft industry but do not yet have a handicraft workers’ association (institution). The methods and production processes are still manual and traditional crafts. Marketing is still through collectors / coordinators, so there is little bargaining power. UMY, through community service programs, is synergized from the partner issues through the Community Service Program, which seeks to inspire the community of craftsmen and increase the quality and standard of products by increasing the types of craft products. The strategy used consists of socialization and instruction involving ten students from the Community Service Program and three service teams. The results of the activity included socialization and training which was attended by around 22 weaving craftsmen who began to be initiated to form an organizational forum whose organizational structure is part of the craftsmen in Ngelengkong Hamlet, adding to the insight of the Nglengkong Hamlet weaving craftsmen who initially did not all know how to make palitan weaving as well as woven using strings, as well as this activity to help producers market their products through social media that can be accessed online.
Â
Keywords : craft industry; strengthening; socialization; marketing; superior product of the village
References
Anam, A. K., & Susilo, E. (2018). INCREASING PRODUCTIVITY AND BUSINESS MANAGEMENT ON RATTAN WEAVING CRAFTSMEN TH. Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2).
Fachrizal, R. (2016). PENGARUH MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI KABUPATEN MERAUKE. Jurnal Agribisnis Perikanan, 9(Oktober), 66–75.
Jufriyanto, M. (2019). Pengembangan Produk Unggulan Sebagai Potensi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa di Kecamatan Modung Bangkalan. Jurnal Pengabdhi, 5(1).
Kurnia, A. (2018). Peningkatan Jumlah Produksi Kerajinan Anyaman Tas Dengan Alat Pemotong Dan Pengukur Tali Pengepek. Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(1), 37–42.
Lesmana, A. (2014). PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, DAN LAMA USAHA TERHADAP PRODUKSI KERAJINAN MANIK-MANIK KACA (STUDI KASUS SENTRA INDUSTRI KECIL KERAJINAN MANIK-MANIK KACA DESA PLUMBON GAMBANG KEC. GUDO KAB. JOMBANG). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 2(2).
Raharja, M. A., Putra, I. M. W. A., & K. (2017). Peningkatan dan Pengembangan Produksi Usaha Kerajinan Kayu Berbasis Teknologi Tepat Guna di Desa Petulu Kecataman Ubud Gianyar. Jurnal Paradharma, 1(April), 17–22.
Rahayu, D., Nuryadin, M. R., & Rakhmatullah, A. (2018). THE POTENCY AND THE STRATEGY OF WOVEN CRAFT INDUSTRY DEVELOPMENT IN TAPIN REGENCY. JOURNAL OF ECONOMICS AND DEVELOPMENT STUDIES, 1(1), 27–35.
Sunardi, S. (2019). PKM PENGERINGAN KAYU UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PADA PENGRAJIN KAYU LOKAL DI BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Al-Ikhlas, 5, 9–19.
Yomalinda. (2014). KOMODITI UNGGULAN KABUPATEN AGAM Oleh Yolamalinda PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi daerah dalam era otonomi daerah menghadapi berbagai tantangan . Di satu pihak , kesenjangan ekonomi antar daerah yang berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan masyarakat. Journal of Economic and Economic Education, 3(1), 27–41.
Yulika, R. (2017). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ULAKAN TAPAKIS MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK ANYAMAN PANDAN Febri. Jurnal Batobah, 2(2).
Downloads
Published
Issue
Section
License
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles.
Selaparang : Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.